Pages

Follow Us

NABI MUSA AS

Nabi Musa A.S. adalah seorg bayi yg dilahirkan dikalangan Bani Isra'il yg pada ketika itu dikuasai oleh Raja Fir'aun yg bersikap kejam dan zalim. Nabi Musa bin Imron bin Qahat bin Lawi bin Ya'qub adalah beribukan Yukabad.Setelah meningkat dewasa Nabi Musa telah beristerikan dengan puteri Nabi Syu'aib iaitu Shafura.Dalam perjalanan hidup Nabi Musa untuk menegakkan Islam dlm penyebaran risalah yg telah diutuskan oleh Allah kepadanya ia telah diketemukan beberapa orang nabi diantaranya ialah bapa mertuanya Nabi Syu'aib, Nabi Harun dan Nabi Khidhir. Dalam bak ini juga ada diceritakan tentang perlibatan beberapa org nabi yg lain di antaranya Nabi Somu'il serta Nabi Daud

Catatan :~ Para ahli tafsir berselisih pendapat tentang Syu'aib, mentua Nabi Musa. Sebahagia besar berpendapat bhw ia adalah Nabi Syu'aib A.S. yg diutuskan sebagai rasul kepada kaum Madyan, sedang yg lain berpendapat bhw ia adalah org lain iaitu yg dianggap adalah satu kebetulan namanya Syu'aib juga. Wallahu A'lam bisshawab

Beberapa Kisah Kehidupan Nabi Musa


•    Kelahiran Musa Dan Pengasuhnya
Raja Fir'aun yg memerintah Mesir sekitar kelahirannya Nabi Musa, adalah seorg raja yg zalim, kejam dan tidak berperikemanusiaan. Ia memerintah negaranya dgn kekerasan, penindasan dan melakukan sesuatu dgn sewenang-wenangnya. Rakyatnya hidup dlm ketakutan dan rasa tidak aman tentang jiwa dan harta benda mereka, terutama Bani Isra'il yg menjadi hamba kekejaman, kezaliman dan bertindak sewenang-wenangnya dari raja dan org-orgnya. Mereka merasa tidak tenteram dan selalu dalam keadaan gelisah, walau pun berada dlm rumah mereka sendiri. Mereka tidak berani mengangkat kepala bila berhadapan dgn seorg hamba raja dan berdebar hati mereka krn ketakutan bila kedengaran suara pegawai-pegawai kerajaan lalu di sekitar rumah mrk, apalagi bunyi kasut mrk sudah terdengar di depan pintu.

Raja Fir'aun yg sedang mabuk kuasa yg tidak terbatas itu, bergelimpangan dalam kenikmatan dan kesenangan duniawi yg tiada taranya, bahkan mengumumkan dirinya sebagai tuhan yg harus disembah oleh rakyatnya. Pd suatu hari beliau telah terkejut oleh ramalan oleh seorg ahli nujum kerajaan yg dgn tiba-tiba dtg menghadap raja dan memberitahu bhw menurut firasatnya falaknya, seorg bayi lelaki akan dilahirkan dari kalangan Bani Isra'il yg kelak akan menjadi musuh kerajaan dan bahkan akan membinasakannya.

Raja Fir'aun segera mengeluarkan perintah agar semua bayi lelaki yg dilahirkan di dlm lingkungan kerajaan Mesir dibunuh dan agar diadakan pengusutan yg teliti sehingga tiada seorg pun dr bayi lelaki, tanpa terkecuali, terhindar dr tindakan itu. Maka dilaksanakanlah perintah raja oleh para pengawal dan tenteranya. Setiap rumah dimasuki dan diselidiki dan setiap perempuan hamil menjadi perhatian mereka pada saat melahirkan bayinya.
Raja Fir'aun menjadi tenang kembali dan merasa aman tentang kekebalan kerajaannya setelah mendengar para anggota kerajaannya, bhw wilayah kerajaannya telah menjadi bersih dan tidak seorg pun dari bayi laki-laki yg masih hidup. Ia tidak mengetahui bhw kehendak Allah tidak dpt dibendung dan bhw takdirnya bila sudah difirman "Kun" pasti akan wujud dan menjadi kenyataan "Fayakun". Tidak sesuatu kekuasaan bagaimana pun besarnya dan kekuatan bagaimana hebatnya dapat menghalangi atau mengagalkannya.

Raja Fir'aun sesekali tidak terlintas dlm fikirannya yg kejam dan zalim itu bhw kerajaannya yg megah, menurut apa yg telah tersirat dlm Lauhul Mahfudz, akan ditumbangkan oleh seorg bayi yg justeru diasuh dan dibesarkan di dlm istananya sendiri akan diwarisi kelak oleh umat Bani Isra'il yg dimusuhi, dihina, ditindas dan disekat kebebasannya. Bayi asuhnya itu ialah laksana bunga mawar yg tumbuh di antara duri-duri yg tajam atau laksana fajar yg timbul menyingsing dari tengah kegelapan yg mencekam.

Yukabad, isteri Imron bin Qahat bin Lawi bin Ya'qub sedang duduk seorg diri di salah satu sudut rumahnya menanti dtgnya seorg bidan yg akan memberi pertolongan kpdnya melahirkan bayi dr dlm kandungannya itu.
Bidan dtg dan lahirlah bayi yg telah dikandungnya selama sembilan bulan dlm keadaan selamat, segar dan sihat afiat. Dgn lahirnya bayi itu, maka hilanglah rasa sakit yg luar biasa dirasai oleh setiap perempuan yg melahirkan namun setelah diketahui oleh Yukabad bhw bayinya adalah lelaki maka ia merasa takut kembali. Ia merasa sedih dan khuatir bhw bayinya yg sgt disayangi itu akan dibunuh oleh org-org Fir'aun. Ia mengharapkan agar bidan itu merahsiakan kelahiran bayi itu dari sesiapa pun. Bidan yg merasa simpati terhadap bayi yg lucu dan bagus itu serta merasa betapa sedih hati seorg ibu yg akan kehilangan bayi yg baru dilahirkan memberi kesanggupan dan berjanji akan merahsiakan kelahiran bayi itu.

Setelah bayi mencapai tiga bulan, Yukabad tidak merasa tenang dan selalu berada dlm keadaan cemas dan khuatir terhadap keselamatan bayinya. Allah memberi ilham kepadanya agar menyembunyikan bayinya di dlm sebuah peti yg tertutup rapat, kemudian membiarkan peti yg berisi bayinya itu terapung di atas sungai Nil. Yukabad tidak boleh bersedih dan cemas ke atas keselamatan bayinya krn Allah menjamin akan mengembalikan bayi itu kpdnya bahkan akan mengutuskannya sebagai salah seorg rasul.

Dgn bertawakkal kpd Allah dan kepercayaan penuh terhadap jaminan Illahi, mak dilepaskannya peti bayi oleh Yukabad, setelah ditutup rapat dan dicat dgn warna hitam, terapung dipermukaan air sungai Nil. Kakak Musa diperintahkan oleh ibunya utk mengawasi dan mengikuti peti rahsia itu agar diketahui di mana ia berlabuh dan ditangan siapa akan jatuh peti yg mengandungi erti yg sgt besar bagi perjlnan sejarah umat manusia.
Alangkah cemasnya hati kakak Musa, ketika melihat dari jauh bhw peti yg diawasi itu, dijumpai oleh puteri raja yg kebetulan berada di tepi sungai Nil bersantai bersama beberapa dayangnya dan dibawanya masuk ke dlm istana dan diserahkan kpd ibunya, isteri Fir'aun. Yukabad yg segera diberitahu oleh anak perempuannya tentang nasib peti itu, menjadi kosonglah hatinya krn sedih dan cepat serta hampir saja membuka rahsia peti itu, andai kata Allah tidak meneguhkan hatinya dan menguatkan hanya kpd jaminan Allah yg telah dinerikan kpdnya.

Raja Fir'aun ketika diberitahu oleh Aisah, isterinya, tentang bayi laki-laki yg ditemui di dlm peti yg terapung di atas permukaan sungai Nil, segera memerintahkan membunuh bayi itu seraya berkata kpd isterinya: "Aku khuatir bhw inilah bayi yg diramalkan, yg akan menjadi musuh dan penyebab kesedihan kami dan akan membinasakan kerajaan kami y besar ini." Akan tetapi isteri Fir'aun yg sudah terlanjur menaruh simpati dan sayang terhadap bayi yg lucu dan manis itu, berkata kpd suaminya: "Janganlah bayi yg tidak berdosa ini dibunuh. Aku sayang kpdnya dan lebih baik kami ambil dia sebagai anak, kalau-kalau kelak ia akan berguna dan bermanfaat bagi kami. Hatiku sgt tertarik kpdnya dan ia akan menjadi kesayanganku dan kesayangmu". Demikianlah jika Allah Yang Maha Kuasa menghendaki sesuatu maka dilincinkanlah jln bagi terlaksananya takdir itu. Dan selamatlah nyawa putera Yukabad yg telah ditakdirkan oleh Allah utk menjadi rasul-Nya, menyampaikan amanat wahyu-Nya kpd hamba-hamba-Nya yg sudah sesat.

Nama Musa yg telah diberikan kpd bayi itu oleh keluarga Fir'aun, bererti air dan pohon {Mu=air , Sa=pohon} sesuai dgn tempat ditemukannya peti bayi itu. Didatangkanlah kemudian ke istana beberapa inang utk menjadi ibu susuan Musa. Akan tetapi setiap inang yg mencuba dan memberi air susunya ditolak oleh bayi yg enggan menyedut dari setiap tetk yg diletakkan ke bibirnya. Dlm keadaan isteri Fir'aun lagi bingung memikirkan bayi pungutnya yg enggan menetek dr sekian banyak inang yg didatangkan ke istana, datanglah kakak Musa menawarkan seorg inang lain yg mungkin diterima oleh bayi itu.

Atas pertanyaan keluarga Fir'aun, kalau-kalau ia mengenal keluarga bayi itu, berkatalah kakak Musa: "Aku tidak mengenal siapakah keluarga dan ibu bayi ini. Hanya aku ingin menunjukkan satu keluarga yg baik dan selalu rajin mengasuh anak, kalau-kalau bayi itu dpt menerima air susu ibu keluarga itu".
Anjuran kakak Musa diterima oleh isteri Fir'aun dan seketika itu jugalah dijemput ibu kandung Musa sebagai inang bayaran. Maka begitu bibir sang bayi menyentuh tetek ibunya, disedutlah air susu ibu kandungnya itu dgn sgt lahapnya. Kemudian diserahkan Musa kpd Yukabad ibunya, utk diasuh selama masa menetek dgn imbalan upah yg besar. Maka dgn demikian terlaksanalah janji Allah kpd Yukabad bhw ia akan menerima kembali puteranya itu.

Setelah selesai masa meneteknya, dikembalikan Musa oleh ibunya ke istana, di mana ia di asuh, dibesar dan dididik sebagaimana anak-anak raja yg lain. Ia mengenderai kenderaan Fir'aun dan berpakaian sesuai dgn cara-cara Fir'aun berpakaian sehingga ia dikenal org sebagai Musa bin Fir'aun.

 Bacalah tentang isi cerita di atas di dlm Al-Quran dari ayat 4 hingga ayat 13 dlm surah "Al-Qashash" sebagai berikut :~

"4.~ Sesungguhnya Fir'aun telah berbuat sewenang-wenang di muka bumi dan menjadikan penduduknya berpecah belah dgn menindas segolongan dari mrk, menyembelih anak lelaki mrk dan membiarkan hidup anak-anak perempuan mereka. Sesungguhnya Fir'aun termasuk org-org yg berbuat kerosakan.5.~ Dan Kami hendak memberi kurnia kpd org-org yg tertindas di bumi {Mesir} itu dan hendak menjadi mrk pemimpin dan menjadikan mrk org-org yg mewarisi {bumi}.6.~ Dan Kami akan teguhkan kedudukan mrk di muka bumi dan akan Kami perlihatkan kpd Fir'aun dan Haman berserta tenteranya apa yg selalu mereka khuatirkan dari mereka itu.7.~ Dan Kami ilhamkan kpd ibu Musa,"susukanlah dia, dan apabila kamu khuatir terhadapnya, maka jatuhkan dia ke dlm sungai {Nil}. Dan janganlah kamu khuatir dan janganlah pula bersedih hati, krn sesungguhnya Kami akan mengembalikannya kpdmu, dan menjadikannya {salah seorg} dari para rasul.8.~ Maka pungutlah ia oleh keluarga Fir'aun yg akibatnya ia menjadi musuh dan kesedihan bagi mereka. Sesungguhnya Fir'aun dan Haman berserta tenteranya adalah org-org yg bersalah.9.~ Dan berkatalah isteri Fir'aun: "Ia {Musa} biji mata bagiku dan bagimu. Janganlah kamu membunuhnya, mudah-mudahan ia bermanfaat kpd kita atau kita ambil ia menjadi anak," sedang mrk tiada menyedari.10.~ Dan menjadi kekosongan hait ibu Musa, seandainya Kami tidak teguhkan hatinya, spy ia termasuk org-org yg percaya {kpd janji Allah}.11.~ Dan berkatalah ibu Musa kpd saudara Musa yg perempuan: "Ikutilah dia". Maka kelihatan olehnya Musa dari jauh, sedang mereka tidak mengetahuinya.12.~ Dan Kami cegah Musa dari menyusu kpd perempuan-perempuan yg nahu menyusukannya sebelum itu, maka berkatalah saudara Musa: "Mahukah kamu aku tunjukkan kpd kamu ahlul-bait yg akan memeliharakannya utkmu dan mrk dpt berlaku baik kpdnya?"13.~ Maka Kami kembalikan Musa kpd ibunya supaya senang hatinya dan tidak berduka cita dan supaya ia mengetahui bhw janji Allah itu adalah benar, tetapi manusia kebanyakan tidak mengetahuinya." { Al-Qashash : 4 ~ 13 }

•    Musa keluar dari Mesir
Sejak ia dikembali ke istana oleh ibunya setelah disusui, Musa hidup sebagai slah seorg drp keluarga kerajaan hingga mencapai usia dewasanya, dimana ia memperolehi asuhan dan pendidikan sesuai dgn tradisi istana. Allah mengurniakannya hikmah dan pengetahuan sebagai persiapan tugas kenabian dan risalah yg diwahyukan kpdnya. Di samping kesempurnaan dan kekuatan rohani, ia dikurniai oleh Allah kesempurnaan tubuh dan kekuatan jasmani.
Musa mengetahui dan sedar bhw ia hanya seorg anak pungut di istana dan tidak setitik darah Fir'aun pun mengalir di dlm tubuhnya dan bhw ia adalah keturunan Bani Isra'il tg ditindas dan diperlakukan sewenang-wenangnya oleh kaum Fir'aun. Krnnya ia berjanji kpd dirinya akan menjadi pembela kpd kamunya yg tertindas dan menjadi pelindung bagi golongan yg lemah yg menjadi sasaran kezaliman dan keganasan para penguasa. Demikianlah maka terdorong oleh rasa setia kawannya kpd org-org yg madhlum dan teraniaya, terjadilah suatu peristiwa yg menyebabkan ia terpaksa meninggalkan istana dan keluar dari Mesir.

Peristiwa itu terjadi ketika Musa sedang berjalan-jalan di sebuah lorong di waktu tengahari di mana keadaan kota sunyi sepi ketika penduduknya sedang tidur siang, Ia melihat kedua berkelahi seorg dr golongan Bani Isra'il bernama Samiri dan seorg lagi dari kaum Fir'aun bernama Fa'tun. Musa yg mendengar teriakan Samiri mengharapkan akan pertolongannya terhadap musuhnya yg lebih kuat dan lenih besar itu, segera melontarkan pukulan dan tumbukannya kpd Fatun yg seketika itu jatuh rebah an menghembuskan nafasnya yg terakhir.

Musa terkejut melihat Fatun, org Fir'aun itu mati krn tumbukannya yg tidak disengajakan dn tidak akan mengharapkan membunuhnya. Ia merasa berdoa dan beristighfar kpd Allah memohon ampun diatas perbuatannya yg tidak sengaja, telah melayang nyawa salah seorg drp hamba-hamba-Nya.
Peristiwa matinya Fatun menjadi perbualan ramai dan menarik para penguasa kerajaan yg menduga bhw pasti org-org Isra'illah yg melakukan perbunuhan itu. Mereka menuntut agar pelakunya diberi hukuman yg berat , bila ia tertangkap.

Anggota dan pasukan keamanan negara di hantarkan ke seluruh pelusuk kota mencari jejak org yg telah membunuh Fatun, yg sebenarnya hanya diketahui oleh Samiri dan Musa shj. akan tetapi, walaupun tidak org ketiga yg menyaksikan peristiwa itu, Musa merasa cemas dan takut dan berada dlm keadaan bersedia menghadapi akibat perbuatannya itu bila sampai tercium oleh pihak penguasa.
Alangkah malangnya nasib Musa yg sudah cukup berhati-hati menghindari kemungkinan terbongkarnya rahsia pembunuhan yg ia lakukan tatkala ia terjebat lagi tanpa disengajakan dlm suatu perbuatan yg menyebabkan namanya disebut-sebut sebagai pembunuh yg dicari. Musa bertemu lagi dgn Samiri yg telah ditolongnya melawan Fatun, juga dlm keadaan berkelahi utk kali keduanya dgn salah seorg dari kaum Fir'aun. Melihat Musa berteriaklah Samiri meminta pertolongannya. Musa menghampiri mereka yg sedang berkelahi seraya berkata menegur Samiri: " Sesungguhnya engkau adalah seorg yg telah sesat." Samiri menyangkal bhw Musa akan membunuhnya ketika ia mendekatinya, lalu berteriaklah Samiri berkata: "Apakah engkau hendak membunuhku sebagaimana engkau telah membunuh seorg kelmarin? Rupanya engkau hendak menjadi seorg yg sewenang-wenang di negeri ini dan bukan org yg mengadilkan kedamaian".

Kata-kata Samiri itu segera tertangkap org-org Fir'aun, yg dgn cepat memberitahukannya kpd para penguasa yg memang sedang mencari jejaknya. Maka berundinglah para pembesar dan penguasa Mesir, yang akhirnya memutuskan utk menangkap Musa dan membunuhnya sebagai balasan terhadap matinya seorg dari kalangan kaum Fir'aun.
Selagi org-org Fir'aun mengatur rancangan penangkapan Musa, seorg lelaki slah satu daripada sahabatnya datang dari hujung kota memberitahukan kpdnya dan menasihatkan agar segera meninggalkan Mesir, krn para penguasa Mesir telah memutuskan utk membunuhnya apabila ia ditangkap. lalu keluarlah Musa terburu-buru meninggalkan Mesir, ssebelum anggota polis sempat menutup serta menyekat pintu-pintu gerbangnya.

Tentang isi cerita ini, ada terdapat dlm al-Quran yg boleh di baca di dlm surah "Al-Qashshas" ayat 14 sehingga ayat 21 sebagaimana berikut :~

"14.~ Dan setelah Musa cukup umur dan sempurna akalnya, Kami berikannya hikmah dan pengetahuan. Dan demikianlah Kami memberi balasan kpd org-org yg berbuat baik.15.~ Dan Musa masuk ke kota {Memphis} ketika penduduknya sedang tidur, maka didapatinya di dlm kota itu dua org lelaki sedang bergaduh, yg seorgnya dari golongannya {Bani Isra'il} dan seorg lagi dari musuhnya {Kaum Fir'aun}. Maka org dari golongannya meminta pertolongan kpdnya utk mengalahkan org dari musuhnya, lalu Musa menumbuknya dan matilah musuhnya itu. Musa berkta; "Ini adalah perbuatan syaitan, sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yg menyesatkan lagi nyata {permusuhannya}.16.~ Musa berdoa: "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah menganiaya diriku sendiri, krn itu ampunilah aku". Maka Allah mengampuninya, sesungguhnya Allah Dialah Yang Maha Pengampun dan Maha Penyayang.17.~ Musa berkata : "Ya Tuhanku demi nikmat Engkau anugerahkan kpdku, aku sesekali tiada akan menjadi penolong bagi org-org yg berdosa".18.~ Krn itu jadilah Musa di kota itu merasa takut menunggu dgn khuatir {akibat perbuatannya} maka tiba-tiba org yg meminta pertolongannya kelmarin berteriak meminta pertolongan kpdnya. Musa berkata kepadanya: "Sesungguhnya kamu benar-benar org yg sesat, yg nyata {kesesatannya}.19.~ Maka tatkala Musa hendak memegang dgn kuat org yg menjadi musuh keduanya, berkata {seorg drp mereka}: "Hai Musa apakah engkau bermaksud hendak membunuhku, sebagaimana kamu kelmarin telah membunuh seorg manusia? Kamu tidak bermaksud melainkan hendak menjadi org yg berbuat sewenang-wenang di negeri {ini}, dan tiadalah kamu bermaksud menjadi salah seorg dr org yg mengadakan perdamaian".20.~ Dan datanglah seorg laki-laki dari hujung kota bergegas-gegas, seraya berkata: "Hai Musa, sesungguhnya pembesar negeri sedang berunding tentangmu, utk membunuhmu oleh itu keluarlah {dari kota ini}. Sesungguhnya aku termasuk org-org yg memberi nasihat kpdmu.21.~ Mak keluarlah Musa dari kota ini dgn rasa takut menunggu-nunggu dgn khuatir. Dia berdoa: "Ya Tuhanku selamatkanlah dari org-org yg zalim itu." { Al-Qashash : 14 ~ 21 }

•    Musa bertemu Jodoh di kota Madyan
Dgn berdoa kpd Allah: "Ya Tuhanku selamatkanlah aku dari segala tipu daya org-org yg zalim" keluarlah Nabi Musa dari kota Mesir seorg diri, tiada pembantu selain inayahnya Allah tiada kawan selain cahaya Allah dan tiada bekal kecuali bekal iman dan takwa kpd Allah. Penghibur satu-satunya bagi hatinya yg sedih krn meninggalkan tanahi airnya ialah bhw ia telah diselamatkan oleh Allah dari buruan kaum fir'aun yg ganas dan kejam itu.
Setelah menjalani perjalanan selama lapan hari lapan malam dgn berkaki ayam {tidak berkasut} sampai terkupas kedua kulit tapak kakinya, tibalah Musa di kota Madyan iaitu kota Nabi Syu'aib yg terletak di timur jazirah Sinai dan teluk Aqabah di selatan Palestin.

Nabi Musa beristirehat di bawah sebuah pokok yg rendang bagi menghilangkan rasa letihnya krn perjlnan yg jauh, berdiam seorg diri krn nasibnya sebagai salah seorg bekas anggota istana kerajaan yg menjadi seorg pelarian dan buruan. Ia tidak tahu ke mana ia harus pergi dan kpd siapa ia harus bertamu, di tempat di mana ia tidak mengenal dan dikenal org, tiada sahabat dan saudara. Dlm keadaan demikian terlihatlah olehnya sekumpulan penggembala berdesak-desak mengelilingi sebuah sumber air bagi memberi minum ternakannya masing-masing, sedang tidak jauh dari tempat sumber air itu berdiri dua org gadis yg menantikan giliran utk memberi minuman kpd ternakannya, jika para penggembala lelaki itu sudah selesai dgn tugasnya.

Musa merasa kasihan melihat kpd dua org gadis itu yg sedang menanti lalu dihampirinya dan ditanya : "Gerangan apakah yg kamu tunggu di sini?" Kedua gadis itu menjawab: "Kami hendak mengambil air dan memberi minum ternakan kami namun kami tidak dapat berdesak dgn lelaki yg masih berada di situ. Kami menunggu sehingga mereka selesai memberi minum ternakan mereka. Kami harus lakukan sendiri pekerjaan ini krn ayah kami sudah lanjut usianya dan tidak dapat berdiri, jangan lagi datang ke mari". Lalu tanpa mengucapkan sepatah kata dua pun diambilkannyalah timba kedua gadis itu oleh Musa dan sejurus kemudian dikembalikannya kpd mrk setelah terisi air penuh sedang sekeliling sumber air itu masih padat di keliling para pengembala.

Setibanya kedua gadis itu di rumah berceritalah keduanya kpd ayah mrk tentang pengalamannya dgn Nabi Musa yg krn pertolongannya ygbtidak diminta itu mrk dapat lebih cepat kembali ke rumah drp biasa. Ayah kedua gadis yg bernama Syu'aib itu tertarik dgn cerita kedua puterinya. Ia ingin berkenalan dgn org yg baik hati itu yg telah memberi pertolongan tanpa diminta kpd kedua puterinya dan sekaligus menytakan terimakasih kpdnya. Ia menyuruh salah seorg dr puterinya itu pergi memanggilkan Musa dan mengundangnya datang ke rumah.

Dgn malu-malu pergilah puteri Syu'aib menemui Musa yg masih berada di bawah pohon yg masih melamun. Dlm keadaan letih dan lapar Musa berdoa: "Ya Tuhanku aku sangat memerlukan belas kasihmu dan memerlukan kebaikan sedikit brg makanan yg Engkau turunkan kpdku."
Berkatalah gadis itu kpd Musa memotong lamunannya: "Ayahku mengharapkan kedatanganmu ke rumah utk berkenalan dgn engkau serta memberi engkau sekadar upah atas jasamu menolong kami mendapatkan air bagi kami dan ternakan kami."

Musa sebagai perantau yg masih asing di negeri itu, tiada mengenal dan dikenali org tanpa berfikir panjang menerima undangan gadis itu dgn senang hati. Ia lalu mengikuti gadis itu dari belakang menuju ke rumah ayahnya yg bersedia menerimanya dgn penuh ramah-tamah, hormat dan mengucapkan terimakasihnya.
Dlm berbincang-bincang dab bercakap-cakap dgn Syu'aib ayah kedua gadis yg sudah lanjut usianya itu Musa mengisahkan kpdnya peristiwa yg terjadi pd dirinya di Mesri sehingga terpaksa ia melarikan diri dan keluar meninggalkan tanah airnya bagi mengelakkan hukuman penyembelihan yg telah direncanakan oleh kaum Fir'aun terhadap dirinya.

Berkata Syu'aib setelah mendengar kisah tamunya: "Engkau telah lepas dari pengejaran dari org-org yg zalim dan ganas itu adalah berkat rahmat Tuhan dan pertolongan-Nya. Dan engkau sudah berada di sebuah tempat yg aman di rumah kami ini, di man engkau akan tinggallah dgn tenang dan tenteram selama engkau suka."
Dalam pergaulan sehari-hari selama ia tinggal di rumah Syu'aib sebagai tamu yg dihormati dan disegani Musa telah dapat menawan hati keluarga tuan rumah yg merasa kagum akan keberaniannya, kecerdasannya, kekuatan jasmaninya, perilakunya yg lemah lembut, budi perkertinya yg halus serta akhlaknya yg luhur. Hal mana telah menimbulkan idea di dlm hati salah seorg dari kedua puteri Syu'aib utk mempekerjakan Musa sebagai pembantu mereka. Berkatalah gadis itu kpd ayahnya: "wahai ayah! Ajaklah Musa sebagai pembantu kami menguruskan urusan rumahtangga dan penternakan kami. Ia adalah seorg yg kuat badannya, luhur budi perkertinya, baik hatinya dan boleh dipercayai."

Saranan gadis itu disepakati dan diterima baik oleh ayahnya yg memang sudah menjadi pemikirannya sejak Musa tinggal bersamanya di rumah, menunjukkan sikap bergaul yg manis perilaku yg hormat dab sopan serta tangan yg ringan suka bekerja, suka menolong tanpa diminta.
Diajaklah Musa berunding oleh Syu'aib dan berkatalah kpdnya: "Wahai Musa! Tertarik oleh sikapmu yg manis dan cara pergaulanmu yg sopan serta akhlak dan budi perkertimu yg luhur, selama engkau berada di rumah ini kami dan mengingat akan usiaku yg makin hari makin lanjut, maka aku ingin sekali mengambilmu sebagai menantu, mengahwinkan engkau dgn salah seorg dari kedua gadisku ini. Jika engkau dgn senang hati menerima tawaranku ini, maka sebagai maskahwinnya, aku minta engkau bekerja sebagai pembantu kami selama lapan tahun menguruskan penternakan kami dan soal-soal rumahtangga yg memerlukan tenagamu. Dan aku sangat berterima kasih kpd mu bila engkau secara suka rela mahu menambah dua tahun di atas lapan tahun yg menjadi syarat mutlak itu."

Nabi Musa sebagai buruan yg lari dari tanah tumpah darahnya dan berada di negeri org sebagai perantau, tada sanak saudara, tiada sahabat telah menerima tawaran Syu'aib iut sebagai kurniaan dari Tuhan yg akan mengisi kekosongan hidupnya selaku seorg bujang yg memerlukan teman hidup utk menyekutunya menanggung beban penghidupan dgn segala duka dan dukanya. Ia segera tanpa berfikir panjang berkata kpd Syu'aib: "Aku merasa sgt bahagia, bhw pakcik berkenan menerimaku sebagai menantu, semuga aku tidak menghampakan harapan pakcik yg telah berjasa kpd diriku sebagai tamu yg diterima dgn penuh hormat dan ramah tamah, kemudian dijadikannya sebagai menantu, suami kpd anak puterinya. Syarat kerja yg pakcik kemukakan sebagai maskahwin, aku setujui dgn penuh tanggungjawab dab dgn senang hati."

Setelah masa lapan tahun bekerja sebagai pembantu Syu'aib ditambah dgn suka rela dilampaui oleh Musa, dikahwinkanlah ia dgn puterinya yg bernama Shafura. Dan sebagai hadiah perkahwinan diberinyalah pasangan penganti baru itu oleh Syu'aib beberapa ekor kambing utk dijadikan modal pertama bagi hidupnya yg baru sebagai suami-isteri. Pemberian beberpa ekor kambing itu juga merupakan tanda terimaksih Syu'aib kpd Musa yg selama ini di bawah pengurusannya, penternakan Syu'aib menjadi berkembang biak dgn cepatnya dan memberi hasil serta keuntungan yg berlipat ganda.

Bacalah tentang isi cerita yg terurai ini di dalm ayat 22 sehingga ayat 28, surah "Al-Qashash" juz 20 yg berbunyi sebagai berikut :~

"22.~ Dan tatkala ia menghadap ke negeri Madyan, ia berdoa {lagi}: "Mudah-mudahan Tuhanku menimpaiku ke jln yg benar."23.~ Dan tatkala ia sampai di sumber air di negeri Madyan, ia menjumpai di sana sekumpulan org yg sedang memberi minum {ternakannya} dan ia menjumpai di belakang org ramai itu, dua org wanita yg sedang menghambat ternakannya. Musa berkata: "Apakah maksudmu {dgn berbuat begitu}?" Kedua wanita itu menjawab: "Kami tidak dapat meminumkan {ternakan kami} sebelum pengembala-pengembala itu memulangkan {ternakkannya} sedang bapa kami org tua yg telah lanjut umurnya."24.~ Maka Musa memberi minum ternakan itu {utk menolong} keduanya, kemudian kembali ke tempat yg teduh, lalu berdoa: " Ya Tuhanku! Sesungguhnya aku memerlukan sesuatu kebaikan yg Engkau turunkan kpdku."25.~ Kemudian datanglah kepada Musa salah seorg daripada kedua wanita itu dgn malu-malu ia berkata: "Sesungguhnya bapaku memanggilmu agar ia memberi pembalasan {kebaikanmu} memberi minum {ternakan} kami." Maka tatkala Musa mendatangi bapanya {Syu'aib} dan menceritakan kpdnya cerita {mengenai dirinya}. Syu'aib berkata: "Janganlah kamu takut, kamu telah selamat dari org-org yg zalim itu."26.~ Salah seorg dari kedua wanita itu berkata: "Ya bapaku, ambil ia sebagai org yg bekerja {dgn kita}. krn sesungguhnya org yg paling baik yg kamu ambil utk bekerja {dgn kita} ialah org yg kuat lagi dpt dipercayai."27.~ Berkatalah dia {Syu'aib}: " Sesungguhnya aku bermaksud menikahkan kamu dgn salah seorg dari kedua anakku ini, atas dasar bhw kamu bekerja dgnku lapan tahun dan jika kamu cukupkan sepuluh tahun itu adalah dari kemahuanmu, maka aku tidak mahu memberati kamu. Dan kamu insya-Allah kelak akan mendapatiku termasuk org-org yg baik."28.~ Dia berkata: "Itulah {perjanjian} antara aku dan kamu, mana saja dari kedua waktu yg ditentukan itu aku sempurnakan, maka tidak ada tuntutan tambahan atas diriku {lagi}. Dan Allah adalah saksi atas apa yg kita ucapkan." { Al-Qashash : 22 ~ 28 }

•    Musa A.S. pulang ke Mesir dan menerima Wahyu
Sepuluh tahun lebih Musa meninggalkan Mesir tanah airnya, sejak ia melarikan diri dari buruan kaum Fir'aun. Suatu waktu yg cukup lama bagi seseorg dpt bertahan menyimpan rasa rindunya kpd tanah air, tempat tumpah darahnya , walaupun ia tidak pernah merasakan kebahagiaan hidup di dlm tanah airnya sendiri. Apa lagi seorg seperti Musa yg mempunyai kenang-kenangan hidup yg seronok dan indah selama ia berada di tanah airnya sendiri selaku seorg dari keluarga kerajaan yg megah dan mewah, maka wajarlah bila ia merindukan Mesir tanah tumpah darahnya dan ingin pulang kembali setelah ia beristerikan Shafura, puteri Syu'aib.

Bergegas-gegaslah Musa berserta isterinya mengemaskan barang dan menyediakan kenderaan lalu meminta diri dari org tuanya dan bertolaklah menuju ke selatan menghindari jalan umum supaya tidak diketahui oleh org-org Fir'aun yg masih mencarinya.
Setibanya di "Thur Sina" tersesatlah Musa kehilangan pedoman dan bingung manakah yg harus ia tempuh. Dlm keadaan demikian terlihatlah oleh dia sinar api yg nyala-nyala di atas lereng sebuah bukit. Ia berhenti lalu lari ke jurusan api itu seraya berkata kpd isterinya: "Tinggallah kamu disini menantiku. Aku pergi melihat api yg menyala di atas bukit itu dan segera aku kembali. Mudah-mudahan aku dapat membawa satu berita kpdmu dr tempat api itu atau setidak-tidaknya membawa sesuluh api bagi menghangatkan badanmu yg sedang menggigil kesejukan."

Tatkala Musa sampai ke tempat api itu terdengar oleh dia suara seruan kpdnya datang dari sebatang pohon kayu di pinggir lembah yg sebelah kanannya pada tempat yg diberkahi Allah. Suara seruan yg didengar oleh Musa itu ialah: "Wahai Musa! Aku ini adalah Tuhanmu, maka tanggalkanlah kedua terompahmu. Sesungguhnya kamu berada di lembah yg suci Thuwa. Dan aku telah memilih kamu, maka dengarkanlah apa yg akan diwahyukan kpdmu. Sesungguhnya aku ini adalah Allah tiada Tuhan selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah solat utk mengingat akan Aku."

Itulah wahyu yg pertama yg diterima langsung oleh Nabi Musa sebagai tanda kenabiannya, di mana ia telah dinyatakan oleh Allah sebagai rasul dan nabi-Nya yg dipilih Nabi Musa dalam kesempatan bercakap langsung dgn allah di atas bukit Thur Sina itu telah diberi bekal oleh Allah yg Maha Kuasa dua jenis mukjizat sebagai persiapan utk menghadap kaum Fir'aun yg sombong dan zalim itu.
Bertanyalah Allah kpd Musa: "Apakah itu yg engkau pegang dgn tangan kananmu hai Musa!" Suatu pertanyaan yg mengadungi erti yg lebih dlm dari apa yg sepintas lalu dapat ditangkap oleh Nabi Musa dgn jawapannya yg sederhana. "Ini adalah tongkatku, aku bertelekan pdnya dan aku pukul daun dgnnya utk makanan kambingku. Selain itu aku dapat pula menggunakan tongkatku utk keperluan-keperluan lain yg penting bagiku."

Maksud dan erti dari pertanyaan Allah yg nampak sederhana itu baru dimegertikan dan diselami oleh Musa setelah Allah memerintahkan kpdnya agar meletakkan tongkat itu di atas tanah, lalu menjelmalah menjadi seekor ular besar yg merayap dgn cepat sehingga menjadikan Musa lari ketakutan. Allah berseru kpdnya: "Peganglah ular itu dan jangan takut. Kami akan mengembalikannya kpd keadaan asal." Maka begitu ular yg sedang merayap itu ditangkap dan dipegang oleh Musa, ia segera kembali menjadi tongkat yg ia terima dari Syu'aib, mertuanya ketika ia bertolak dari Madyan.

Sebagai mukjizat yg kedua, Allah memerintahkan kpd Musa agar mengepitkan tangannya ke ketiaknya yg nyata setelah dilakukannya perintah itu, tangannya menjadi putih cemerlang tanpa cacat atau penyakit.

 Bacalah tentang isi cerita di atas dlm surah "Thaahaa" ayat 9 sehingga 23 juz 16 sebagai berikut :~

"9.~ Apakah telah sampai kepadamu kisah Musa? 10.~ Ketika itu melihat api, lalu berkatalah ia kepada keluarganya: "Tinggallah kamu {di sini} sesungguhnya aku melihat api, mudah-mudahan aku dapat membawa sedikit daripadanya kepadamu atau aku akan mendapat petunjuk di tempat api itu." 11.~ Mak ketika ia datang ke tempat api itu, ia dipanggil: "Hai Musa, 12.~ Sesungguhnya Aku ini adalah Tuhanmu, maka tanggalkanlah kedua terompahmu, sesungguhnya kamu berada di lembah yg suci Thuwa. 13.~ Dan aku telah memilih kamu, maka dengarkanlah apa yg akan diwahyukan {kpdmu}. 14.~ Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah solat utk mengingati Aku. 15.~ Sesungguhnya hari kiamat itu akan datang. Aku merahsiakan {waktunya} agar supaya tiap-tiap diri itu dibalas dgn apa yg diusahakannya. 16.~ Maka sesekali janagnlah kamu dipalingkan daripadanya oleh org yg tidak beriman kpdnya dan oleh org yg mengikuti hawa nafsunya, yg menyebabkan kamu menjadi binasa." 17.~ Apakah itu yg ditangan kananmu, hai Musa?" 18.~ Berkata Musa: "Ini adalah tongkatku, aku bertelekan padanya dan aku memukul {daun} dgnnya utk kambingku dan bagiku ada lagi keperluan yg lain padanya." 19.~ Allah berfirman: "Lemparkanlah ia, hai Musa!" 20.~ Lalu dilemparkanlah tongkat itu, maka tiba-tiba ia menjadi seekor ular yg merayap dgn cepat. 21.~ Allah berfirman: "Peganglah ia dan jangan takut. Kami akan mengembalikannya kpd keadaan asalnya." 22.~ Dan kepitkanlah tanganmu di ketiakmu, nescaya ia keluar menjadi putih cemerlang tanpa cacat, sebagai mukjizat yg lain {pula}. 23.~ Utk Kami perlihatkan kpdmu sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Kami yg sangat besar." {Thaahaa : 9 ~ 23 }

•    Musa diperintahkan berdakwah kepada Fir'aun
Raja Fir'aun yg telah berkuasa di Mesir telah lama menjalankan pemerintahan yg zalim, kejam dan ganas. Rakyatnya yg terdiri dari bangsa Egypt yg merupakan penduduk peribumi dan bangsa Isra'il yg merupakan golongan pendatang, hidup dlm suasana penindasan, tidak merasa aman bagi nyawa dan harta bendanya.
Tindakan sewenang-wenang dan pihak penguasa pemerintahan terutamanya ditujukan kpd Bani Isra'il yg tidak diberinya kesempatan hidup tenang dan tenteram. Mereka dikenakan kerja paksa dan diharuskan membayar berbagai pungutan yg tidak dikenakan terhadap penduduk bangsa Egypt, bangsa Fir'aun sendiri.

Selain kezaliman, kekejaman, penindasan dan pemerasan yg ditimpakan oleh Fir'aun atas rakyatnya, terutama kaum Bani Isra'il. ia menyatakan dirinya sebagai tuhan yg harus disembah dan dipuja. Dan dgn demikian ia makin jauh membawa rakyatnya ke jalan yg sesat tanpa pendoman tauhid dan iman, sehingga makin dlmlah mereka terjerumus ke lembah kemaksiatan dan kerosakan moral dan akhlak.
Maka dlm kesempatan bercakap-cakap langsung di bukit Thur Sina itu diperintahkanlah Musa oleh Allah utk pergi ke Fir'aun sebagai Rasul-Nya, mengajakkan beriman kpd Allah, menyedarkan dirinya bhw ia adalah makhluk Allah sebagaimana lain-lain rakyatnya, yg tidak sepatutnya menuntut org menyembahnya sebagi tuhan dan bahawa Tuhan yg wajib disembah olehnya dan oleh semua manusia adalah Tuhan Yang Maha Esa yg telah menciptakan alam semesta ini.

Nabi Musa dlm perjalanannya menuju kota Mesir setelah meninggalkan Madyan, selalu dibayang oleh ketakutan kalau-kalua peristiwa pembunuhan yg telah dilakukan sepuluh tahun yg lalu itu, belum terlupakan dan masih belum hilang dari ingatan para pembesar kerajaan Fir'aun. Ia tidak mengabaikan kemungkinan bhw mrk akan melakukan pembalasan terhadap perbuatan yg ia tidak sengaja itu dgn hukuman pembunuhan atas dirinya bila ia sudah berada di tengah-tengah mereka. Ia hanya terdorong rasa rindunya yg sangat kpd tanah tumpah darahnya dgn memberanikan diri kembali ke Mesir tanpa memperdulikan akibat yg mungkin akan dihadapi.

Jika pada waktu bertolak dari Madyan dan selama perjalannya ke Thur Sina. Nabi Musa dibayangi dengan rasa takut akan pembalasan Fir'aun, Maka dgn perintah Allah yg berfirman maksudnya :~
"Pergilah engkau ke Fir'aun, sesungguhnya ia telah melampaui batas, segala bayangan itu dilempar jauh-jauh dari fikirannya dan bertekad akan melaksanakan perintah Allah menghadapi Fir'aun apa pun akan terjadi pada dirinya. Hanya utk menenterankan hatinya berucaplah Musa kepada Allah: "Aku telah membunuh seorg drp mereka , maka aku khuatir mereka akan membalas membunuhku, berikanlah seorg pembantu dari keluargaku sendiri, iaitu saudaraku Harun utk menyertaiku dlm melakukan tugasku meneguhkan hatiku dan menguatkan tekadku menghadapi org-org kafir itu apalagi Harun saudaraku itu lebih petah {lancar} lidahnya dan lebih cekap daripada diriku utk berdebat dan bermujadalah."

Allah berkenan mengabulkan permohonan Musa, maka digerakkanlah hati Harun yg ketika itu masih berada di Mesir utk pergi menemui Musa mendampinginya dan bersama-sama pergilah mereka ke istana Fir'aun dgn diiringi firman Allah: "Janganlah kamu berdua takut dan khuatir akan diseksa oleh Fir'aun. Aku menyertai kamu berdua dan Aku mendengar serta melihat dan mengetaui apa yg akan terjadi antara kamu dan Fir'aun. Berdakwahlah kamu kpdnya dgn kata-kata yg lemah lembut sedarkanlah ia dgn kesesatannya dan ajaklah ia beriman dan bertauhid, meninggalkan kezalimannya dan kecongkakannya kalau-kalau dgn sikap yg lemah lembut daripada kamu berdua ia akan ingat pada kesesatan dirinya dan takut akan akibat kesombongan dan kebonmgkakannya."

Bacalah tentang isi cerita di atas di dlm ayat 33 sehingga ayat 35 surah "Al-Qashash" dan ayat 42 sehingga ayat 47 surah "Thaha" sebagai berikut :~

"33.~ Musa berkata: "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah membunuh seseorg manusia dr golongan mereka, maka aku takut mereka akan membunuhku, 34.~ dan saudaraku Harun dia lebih petah lidahnya drpku, maka utuslah dia bersamaku sebagai pembantu utk membenarkan {perkataan} ku sesungguhnya aku khuatir mereka akan mendustakan aku." 35.~ Allah berfirman: "Kami akan membantumu dgn saudaramu dan Kami berikan kepadamu kekuasaan yg besar, maka mereka tidak dapat mencapaimu {berangkat kami berdua} dgn membawa mukjizat Kami, kamu berdua dan org yg mengikuti kamulah yg akan menang." { Al-Qashash : 33 ~ 35 }

"42.~ Pergilah kamu berserta saudara kamu dgn membawa ayat-ayat-Ku dan janganlah kamu berdua lalai dlm memngingat-Ku. 43.~ Pergilah kamu berdua kpd Fir'aun, sesungguhnya dia telah melewati batas. 44.~ maka berbicaralah kamu berdua kpdnya dgn kata-kata yg lemah lembut, mudah-mudahan ia akan ingat atau takut" 45.~ Berkatalah mereka berdua: "Ya Tuhan kami sesungguhnya kami khuatir bhw ia segera menyeksa kami atau akan bertambah melewati batas 46.~ allah berfirman: "Janganlah kamu berdua khuatir, sesungguhnya Aku berserta kamu berdua, Aku mendengar dan melihat". 47.~ Maka datanglah kamu berdua kpdnya {Fir'aun} dan katakanlah: "Sesungguhnya kami berdua adalah utusan Tuhanmu, maka lepaskanlah Bani Isra'il bersama kami dan janganlah kamu menyeksa mereka. Sesungguhnya kami telah datang kpdmu dgn membawa bukti {atas kerasulan kami} dari Tuhanmu. Dan keselamatan itu dilimpahkan kpd org yg mengikuti petunjuk." { Thaha : 42 ~ 47 }

•    Mujadalah (dialog) antara Musa dengan Fir'aun
Diperolehi kesempatan oleh Musa dan Harun, menemui raja Fir'aun yg menyatakan dirinya sebagai tuhan itu, setelah menempuh beberapa rintangan yg lazim dilampaui oleh org yg ingin bertemu dgn raja pd waktu itu. Pertemuan Musa dan Harun dgn Fir'aun dihadiri pula oleh beberapa anggota pemerintahan dan para penasihatnya.
Bertanya Fir'aun kpd mereka berdua:: "Siapakah kamu berdua ini?"
Musa menjawab: "Kami, Musa dan Harun adalah pesuruh Allah kpdmu agar engkau membebaskan Bani Isra'il dari perhambaan dan penindasanmu dan menyerahkan meeka kpd kami agar menyebah kpd Allah dgn leluasa dan menghindari seksaanmu."

Fir'aun yg segera mengenal Musa berkata kpdnya: "Bukankah engkau adalah Musa yg telah kami mengasuhmu sejak masa bayimu dan tinggal bersama kami dalam istana sampai mencapai usia remajamu, mendapat pendidikan dan pengajaran yg menjadikan engkau pandai? Dan bukankah engkau yg melakukan pembunuhan terhadap diriseorg drp golongan kami? Sudahkah engkau lupa itu semuanya dan tidak ingat akan kebaikan dan jasa kami kpd kamu?"
Musa menjawab: "Bahwasanya engkau telah memeliharakan aku sejak masa bayiku, itu bukanlah suatu jasa yg dapat engkau banggakan. Krn jatuhnya aku ke dlm tangan mu adalah akibat kekejaman dan kezalimanmu tatkala engkau memerintah agar org-orgmu menyembelih setiap bayi-bayi laki yg lahir, sehingga ibu terpaksa membiarkan aku terapung di permukaan sungai Nil di dlmsebuah peti yg kemudian dipungut oleh isterimu dan selamatlah aku dari penyembelihan yg engkau perintahkan. Sedang mengenai pembunuhan yg telah aku lakukan itu adalah akibat godaan syaitan yg menyesatkan, namun peristiwa itu akhirnya merupakan suatu rahmat dan barakah yg terselubung bagiku. Sebab dlm perantauanku setelah aku melarikan diri dari negerimu, Allah mengurniakan aku dgn hikmah dan ilmu serta mengutuskan aku sebagai Rasul dan pesuruh-Nya. Maka dlm rangka tugasku sebagai Rasul datanglah aku kpdmu atas perintah Allah utk mengajak engkau dan kaummu menyembah Allah dan meninggalkan kezaliman dan penindasanmu terhadap Bani Isra'il."

Fir'aun bertanya: "Siapakah Tuhan yg engkau sebut-sebut itu, hai Musa? Adakah tuhan di atas bumi ini selain aku yg patut di sembah dan dipuja?"
Musa menjawab: "Ya, iaitu Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu serta Tuhan seru sekalian alam."
Tanya Fir'aun: "Siapakah Tuhan seru sekali alam itu?"
Musa menjawab: "Ialah Tuhan langit dan bumi dan segala apa yg ada antara langit dan bumi."
Berkata Fir'aun kepada para penasihatnya dan pembesar-pembesar kerajaan yg berada disekitarnya. Sesungguhnya Rasul yg diutuskan kepada kamu ini adalah seorg yg gila kemudia ia balik bertanya kpd Musa dan Harun: "Siapakah Tuhan kamu berdua?"

Musa menjawab: "Tuhan kami ialah Tuhan yg telah memberikan kpd tiap-tiap makhluk sesuatu bentuk kejadiannya, kemudian memberi petunjuk kepadanya."
Fir'aun bertanya: "Maka bagaimanakah keadaan umat-umat yg dahulu yg tidak mempercayai apa yg engkau ajarkan ini dan malahan menyembah berhala dan patung-patung?"
Musa menjawab: "Pengetahuan tentang itu ada di sisi Tuhanku. Jika Dia telah menurunkan azab dan seksanya di atas mereka maka itu adalah krn kecongkakan dan kesombongan serta keengganan mereka kembali ke jalan yg benar. Jika Dia menunda azab dan seksa mereka hingga hari kiamat, maka itu adalah kehendak-Nya yg hikmahnya kami belum mengetahuinya. Allah telah mewahyukan kpd kami bhw azab dan seksanya adalah jalan yg benar."

Rif'aun yg sudah tidak berdaya menolak dalil-dalil Nabi Musa yg diucapkan secara tegas dan berani merasa tersinggung kehormatannya sebagai raja yg telah mempertuhankan dirinya lalu menujukan amarahnya dan berkata kepada Musa secara mengancam: "Hai Musa! jika engkau mengakui tuhan selain aku, maka pasti engkau akan kumasukkan ke dlm penjara."
Musa menjawab: "Apakah engkau akan memenjarakan aku walaupun aku dapat memberikan kepadamu tanda-tanda yg membuktikan kebenaran dakwahku?"

Fir'aun menentang dgn berkata: "Datanglah tanda-tanda dan bukti-bukti yg nyata yg dapat membuktikan kebenaran kata-katamu jika engkau benar-benar tiak berdusta."

 Dialog {mujadalah} antara Musa dan Fir'aun sebagaimana dihuraikan di atas dpt dibaca dlm surah "Asy-Syu'ara" ayat 18 hingga ayat 31 juz 19 sebagimana berikut :~

"18.~ Fir'aun berkata: "Bukankah kami telah mengasuhmu diantara {keluarga} kami diwaktu kamu masih kanak-kanak dan kamu tinggal diantara {keluarga} kami beberapa tahun dari umurmu. 19.~ dan kamu telah berbuat sesuatu perbuatan yg telah kamu lakukan itu dan kamu termasuk golongan org-org yg tidak membalas jasa." 20.~ Berkata Musa: "Aku telah melakukannya sedang aku diwaktu itu termasuk org-org yg khilaf. 21.~ Lalu aku lari meninggalkan kamu ketika aku takut kpd kamu, kemudian Tuhanku memberikan kpdku ilmu serta Dia menjadikan aku salah seorg diantara rasul-rasul. 22.~ Budi yg kamu limpahkan kpd ku ini adalah {disebabkan} perhambaan darimu terhadap Bani Isra'il." 23.~ Fir'aun bertanya: "Apa Tuhan semesta alam itu?"24.~ Musa menjawab: "Tuhan pencipta langit dan bumi dan apa yg diantara keduanya {itulah Tuhanmu} jika kamu sekalian {org-org} mempercayainya". 25.~ Berkata Fir'aun kpd org-org sekelilingnya: "Apakah kamu tidak mendengarkan?". 26.~ Musa berkata: "Tuhan kamu dan Tuhan nenek-nenek moyang kamu yg dahulu" 27.~ Fir'aun berkata: "Sesungguhnya Rasulmu yg diutuskan kepada kamu sekalian benar-benar org gila". 28.~ Musa berkata: "Tuhan yg menguasai timur dan barat dan apa yg ada di antara keduanya {itulah Tuhanmu} jika kamu mempergunakan akal". 29.~ Fir'aun berkata: "Sungguh jika kamu menyenbah Tuhan selain aku benar-benar aku akan menjadikan kamu salah seorg yg dipenjarakan". 30.~ Musa berkata: "Dan apakah kamu {akan melakukan itu} walaupun aku tunjukkan kpdmu sesuatu {keterangan} yg nyata jika kamu adlah termasuk org-org yg benar." { Asy-Syura : 18 ~ 31 }

•    Musa mempertunjukkan dua mukjizat kepada Fir'aun
Menjawab tentangan Fir'aun yg menuntut bukti atas kebenarannya Musa dgn serta-merta meletakkan tongkat mukjizatnya di atas yg segera menjelma menjadi seekor ular besar yg melata menghala ke Fir'aun. Krn ketakutan melompat lari dari singgahsananya melarikan diri seraya berseru kpd Musa: " Hai Musa demi asuhanku kpdmu selama lapan belas tahun panggillah kembali ularmu itu." Kemudian dipeganglah ular itu oleh Musa dan kembali menjadi tongkat biasa.
Berkata Fir'aun kpd Musa setelah hilang dari rasa hairan dan takutnya: "Adakah bukti yg dapat engkau tunjukkan kpdku?"

"Ya, lihatlah." Musa menjawab serta memasukkan tangannya ke dlm saku bajunya. Kemudian tatkala tangannya dikeluarkan dari sakunya, bersinarlah tangan Musa itu menyilaukan mata Fir'aun itu dan org-org yg sedang berada disekelilingnya.
Fir'aun sebagai raja yg menyatakan dirinya sebagai tuhan tentu tidak akan mudah begitu saja menyerah kepada Musa bekas anak pungutnya walaupun kepadanya telah diperlihatkan dun mukjizat. Ia bahkan berkata kpd kaumnya yg ia khuatir akan terpengaruh oleh kedua mukjizat Musa itu bhw itu semuanya adalah perbuatan sihir dan bhw Musa dan Harun adalah ahli sihir yg mahir yg datang dgn maksud menguasai Mesir dan para penduduknya akan kekuatan dgn sihirnya itu.

Fir'aun dianjurkan oleh penasihatnya yg dikepalai oleh Haman agar mematahkan sihir Musa dan Harun itu dgn mengumpulkan ahli-ahli sihir yg terkenal dari seluruh daerah kerajaan utk bertanding melawan Musa dan Harun. Anjuran mana disetujui oleh Fir'aun yg merasa itu adalah fikiran yg tepat dan jalan yg terbaik utk melumpuhkan kedua mukjizat Allah yg oleh mereka dianggapnya sebagai sihir. Anjuran itu lalu ditawarkan kpd Musa yg seketika tanpa ragu-ragu sedikit pun menerima tentangan Fir'aun utk beradu dan bertanding melawan ahli-ahli sihir. Musa berkeyakinan penuh bhw dgn perlindung Allah ia akan keluar sebagai pemenang dlm pertarungan itu, pertandingan antara perbuatan sihir yg diilham oleh syaitan melawan mukjizat yg dikurniakan oleh Allah.

Pada suatu hari raya kerajaan telah bersetuju utk mengadakan hari pertandingan sihir maka berduyun-duyunlah penduduk kota menuju ke tempat yg telah ditentukan utk menyaksikan perlumbaan kepandaian menyihir yg buat pertama kalinya diadakan di kota Mesir. Juga sudah berada di tempat ahli-ahli sihhir yg terpandai yg telah dikumpulkan dari seluruh wilayah kerajaan masing-masing membawa tongkat , tali dan lain-lain alat sihirnya. Mrk cukup bersemangat dan akan berusaha sepenuh kepandaian mrk utk memenangi pertandingan. Mrk telah memperolhi janji dari Fir'aun akan diberi hadiah dan wang dlm jumlah yg besar bila berhasil mengalahkan Musa dgn mematahkan daya sihirnya.

Setelah segala sesuatu selesai disiapkan dan masing-masing pembesar negeri sudah mengambil tempatnya mengelilingi raja Fir'aun yg telah duduk di atas kerusi singgahsananya maka dinyatakanlah pertandingan dimulai. Kemudian atas persetujuan Musa dipersilakan para lawannya beraksi lebih dahulu mempertujukan kepandai sihirnya.
Segeralah ahli-ahli sihir Fir'aun menujukan aksinya melemparkan tongkat dan tali-temali mrk ke tengah-tengah lapangan . Musa merasa takut ketika terbayang kpdnya bhw tongkat-tongkat dan tali-tali itu seakan-akan ular-ular yg merayap cepat. Namun Allah tidak mebiarkan hamba utusan-Nya berkecil hati menghadapi tipu-daya org-org kafir itu. Allah berfirman kpd Musa disaat ia merasa cemas itu: "Janganlah engkau merasa takut dan cemas hai Musa! engkau adalah yg lebih unggul dan akan menang dlm pertandingan ini. Lemparkanlah yg ada ditanganmu segera."

Para ahli-ahli sihir yg pandai dlm bidangnya itu tercengang ketika melihat ular besar yg menjelma dr tongkat Nabi Musa dan menelan ular-ular dan segala apa yg terbayangsebagai hasil tipu sihir mrk. Mrk segera menyerah kalah bertunduk dan bersujud {kpd Allah} dihadapan Musa seraya berkata: "Itu bukanlah perbuatan sihir yg kami kenal yg diilhamkan oleh syaitan tetapi sesuatuyg digerakkan oleh kekuatan ghaib yg mengatakan kebenaran kata-kata Musa dan Harun maka tidak ada alasan bagi kami utk tidak mempercayai risalah mereka dn beriman kpd Tuhan mereka sesudah apa yg kami lihat dan saksikan dgn mata kepala kami sendiri."

Fir'aun raja yg congkak dan sombong yg menuntut persembahan dari rakyatnya sebagai tuhan segera membelalakkan matanya tanda marah dan jengkel melihat ahli-ahli sihirnya begitu cepat menyerah kalah kpd Musa bahkan menyatakan beriman kpd Tuhannya dan kpd kenabiannya serta menjadi pengikut-pengikutnya. Tindakan mereka itu dianggapnya sebagai pelanggaran terhadap kekuasaannya, penentangan terhadap ketuhanannya dan merupakan suatu tamparan bagi kewibawaan serta prestasinya. Ia berkata kpd mrk: "Adakah kamu berani beriman kpd Musa dan menyerah kpd keputusannya sebelum aku izinkan kpd kamu?" Bukankah ini suatu persekongkolan drp kamu terhadapku? Musa dpt mengalah kamu sebab ia mungkin guru dan pembesar yg telah mengajarkan seni sihir kpdmu dan kamu telah mengatur bersama-samanya tindakan yg kamu sandiwarakan di depanku hari ini. Aku tidak akan tinggal diam menghadapi tindakan khianatmu ini. Akanku potong tangan-tangan dan kaki-kakimu serta akanku salibkan kamu semua pada pangkal pohon kurma sebagai hukuman dan balasan bagi tindakan khianatmu ini."

Ancaman Fir'aun itu disambut mrk dgn sikap dingin dan acuh tak acuh. Krn Allah telah membuka mata hati mereka dgn cahaya iman sehingga tidak akan terpengaruh dgn kata-kata kebathilan yg menyesatkan atau ancaman Fir'aun yg menakutkan. Mrk sebagai-org-org yg ahli dalam ilmu dan seni sihir dpt membezakan yang mana satu sihir dan yg mana bukan. Maka sekali mrk diyakinkan dgn mukjizat Nabi Musa yg membuktikan kebenaran kenabiannya tidaklah keyakinan itu akan dpt digoyahkan oleh ancaman apa pun. Berkata mereka kpd Fir'aun menanggapi ancamannya: "Kami telah memdpat bukti-bukti yg nyata dan kami tidak akan mengabaikan kenyataan itu sekadar memenuhi kehendak dan keinginanmu. Kami akan berjalan terus megikut jejak dan tuntutan Musa dan Harun sebagai pesuruh oleh yg benar. Maka terserah kpdmu utk memutuskan apa yg engkau hendak putuskan terhadap diri kami. Keputusan kamu hanya berlaku di dunia ini sedang kami mengharapkan pahala Allah di akhirat yg kekal dan abadi."
 

Bacalah tentang isi cerita di atas dlm surah "Asy-Syu'ara" ayat 32 sehingga ayat 51 juz 19 sebagai berikut :~

"32~ Maka Musa melemparkan tongkatnya, lalu tiba-tiba tongkat itu {menjadi ular}. 33~ Dan ia menarik tangannya {dr dlm saku bajunya} maka tiba-tiba tangan itu menjadi putih {bersinar} bagi org-org yg melihatnya. 34~ Fir'aun berkata pembesar-pembesar yg berada di sekelilingnya: "Sesungguhnya Musa itu benar-benar seorg ahli sihir yg pandai, 35~ ia hendak mengusir kamu dari negeri kamu sendiri dgn sihirnya maka krn itu apakah yg kamu anjurkan?" 36~ Mrk menjawab: "Tundalah {urusan} dia dan saudaranya dan kirimlah ke seluruh negeri org-org yg akan mengumpulkan {ahli sihir}, 37~ nescaya mereka akan mendatangkan semua ahli sihir yg pandai kpdmu". 38~ Lalu dikumpulkanlah ahli-ahli sihir pada waktu yg ditetapkan di hari yg maklum, 39~ dan dikatakan kpd org ramai: "Berkumpullah kamu sekalian, 40~ semoga kita mengikuti ahli-ahli sihir, jika mereka adalah org-org yg menang". 41~ Maka tatkala ahli-ahli sihir dtg , mrk pun bertanya kpd Fir'aun: "Apakah kami sungguh-sungguh mendpt upah yg besar jika kami adalah org-org yg menang?" 42~ Fir'aun menjawab: "Ya, kalu demikian, sesungguhnya kamu sekalian benar-benar akan menjadi org yg didekatkan {kpdku}". 43~ Berkatalah Musa kpd mrk: "Jatuhkalah apa yg kamu hendak jatuhkan". 44~ Lalu mrk menjatuhkan tali-temali dan tongkat-tongkat mereka lalu berkata: " Demi kekuasaan Fir'aun, sesungguhnya kami akan benar-benar akan menang". 45~ kemudian Musa menjatuhkan tongkatnya, maka tiba-tiba ia menelan benda-benda palsu yg mereka ada-adakan itu. 46~ Maka tersungkurlah ahli-ahli sihir sambil bersujud {kpd Allah}, 47~ mereka berkata: "Kami beriman kpd Tuhan semesta alam , 48~ iaitu Tuhan Musa dan Harun". 49~ Fir'aun berkata: "Apakah kamu sekalian beriman kpd Musa sebelumaku memberi izin kpdmu? Sesungguhnya dia benar-benar pemimpinmu yg mengajar sihir kpdmu, maka kamu nanti pasti benar-benar akan mengetahui {akibat perbuatanmu}, sesungguhnya aku akan memotong tanganmu dan kakimu dgn bersilangan dan aku akan menyalibmu semuanya". 50~ Mereka berkata: "Tidak ada kemudharatan {kpd kami}, sesungguhnya kami akan kembali kpd Tuhan kami, 51~ sesungguhnya kami amat menginginkan bhw Tuhan kami akan mengampuni kesalahan kami, krn kami adalah org-org yg pertama sekali beriman." {Asy-Syu'ara : 32 ~ 51 }

•    Fir'aun tetap berkelas kepala dan semakin bingung
Nabi Musa yg telah mengalahkan ahli-ahli sihir dgn kedua mukjizatnya makin meluas pengaruhnya, sedan Fir'aun dgn kekalahan ahli sihirnya merasa kewibawaannya merosot dan kehormatannya menurun. ia khuatir jika gerakan Musa tidak segera dipatahkan akan mengancam keselamatan kerajaannya serta kekekalan mahkotanya. Para penasihat dan pembantu-pembantu terdekatnya tidak berusaha menghilangkan rasa kecemasan dan kekhuatirannya, tetapi mereka sebaliknya makin membakar dadanya dan makin menakutu-nakutinya. Mrk berkata kpdnya: "Apakah engkau akan terus membiarkan Musa dan kaumnya bergerak secara bebas dan meracuni rakyat dgn amcam-macam kepercayaan dan ajaran-ajaran yg menyimpang dari apa yg telah kita warisi dari nenek-moyang kita? Tidakkah engkau sedar bhw rakyat kita makin lama makin terpengaruh oleh hasutan-hasutan Musa. sehingga lama-kelamaan nescaya kita dan tuhan-tuhan kita akan ditinggalkan oleh rakyat kita dan pada akhirnya akan hancur binasalah negara dan kerajaanmu yg megah ini."

Fir'aun menjawab: "Apa yg kamu huraikan itu sudah menjadi perhatiku sejak dikalahkannya ahli-ahli sihir kita oleh Musa. Dan memang kalau kita membiarkan Musa terus melebarkan sayapnya dan meluaskan pengaruhnya di kalangan pengikut-pengikutnya yg makin lama makin bertambah jumlahnya, pasti pada akhirnya akan merosakkan adab hidup masyarakat negara kita serta membawa kehancuran dan kebinasaan bagi kerajaan kita yg megah ini. krnnya aku telah merancang akan bertindak terhadap Bani Isra'il dgn membunuh setiap org lelaki dan hanya wanita sahaja akanku biarkan hidup."

Rancangan jahat fir'aun diterapkan oleh pegawai dan kaki tangan kerajaannya. Aneka ragam gangguan dan macam-macam tindakan kejam ditimpakan atas Bani Isra'il yg memang menurut anggapan masyarakat, mereka itu adalah rakyat kelas kambing dlm kerajaan Fir'aun yg zalim itu. Dgn makin meningkatnya kezaliman dan penindasan yg mereka terima dari alat-alat kerajaan Fir'aun, datanglah Bani Isra'il kpd Nabi Musa, mengharapkan pertolongan dan perlindungannya. Nabi Musa tidak dpt berbuat byk pada masa itu bagi Bani Isra'il yg tertindas dan teraniaya. Ia hanya menenteramkan hati mereka, bhw akan tiba saatnya kelak,di mana mrk akan dibebaskan oleh Allah dari segala penderitaan yg mrk alami. Dianjurkan oleh Nabi Musa agar mereka bersabar dan bertawakkal seraya memohon kpd Allah agar Allah memberikan pertolongan dan perlindungan-Nya krn Allah telah menjanjikan akan mewariskan bumi-Nya kpd hamba-hamba-Nya yg soleh, sabar dan bertakwa!

Fir'aun bertujuan melemahkan kedudukan Nabi Musa dgn tindakan kejamnya terhadap Bani Isra'il yg merupakan kaumnya, bahkan tulang belakang Nabi Nusa. Akan tetapi gerak dakwah Nabi Musa tidak sedikit pun terhambat oleh tindakan Fir'aun itu. Demikian pula tidak seorg pun drp pengikut-pengikutnya yg terpengaruh dgn tindakan Fir'aun itu. Sehingga tidak menjadi luntur iman dan keyakinan mrk yg sudah bulat terhadap risalah Musa.
Krn sasaran yg dituju dgn tindakan kekejaman yg tidak berperikamanusiaan itu tidak tercapai dan tidak dpt menerima dakwah Nabi Musa dan para pengikutnya, yg dilhatnya bahkan semakin bersemangat menyiarkan ajaran iman dan tauhid, maka Fir'aun tidak mempunyai pilihan selain harus menyingkirkan org yg menjadi pengikutnya, iaitu dgn membunuh Nabi Musa.

Fir'aun memanggil para penasihat dan pembesar-pembesar kerajaannya utk bermesyuarat dan merancang pembunuhan Musa. Di antara mereka yg di undang itu terdapat seorg mukmin dari Keluarga Fir'aun yg merahsiakan imannya.
Di tengah-tengah perdebatan dan perundingan yg berlangsung dlm pertemuan yg diadakan oleh Fir'aun utk membincangkan cara pembunuhan Nabi Musa itu, bangkitlah berdiri mukmin itu mengucapkan pembelaannya terhadap Nabi Musa dan nasihat serta tuntunan bagi mereka yg hadir. Ia berkata: "Apakah kamu akan membunuh seseorg lelaki yg tidak berdosa, hanya berkata bhw Allah adalah Tuhannya? Padahal ia menyatakan iman dan kepercayaannya itu kpd kamu bukan tanpa dalil dan hujjah. Ia telah mempertunjukkan kpd kamu bukti-bukti yg nyata utk menyakinkan kamu akan kebenaran ajarannya. Jika andainya dia seorg pendusta, maka dia sendirilah yg akan menanggung dosa akibat dustanya. Namun jika ia adalah benar dlm kata-katanya, maka nescaya akan menimpa kpd kamu bencana azab yg telah dijanjikan olehnya. Dan dlm keadaan yg demikian siapakah yg akan menolong kamu dari azab Allah yg telah dijanjikan itu?"

Fir'aun memotong pidato org mukmin itu dgn berkata: "Rancanganku harus terlaksana dan Musa harus dibunuh. Aku tidak mengemukan kpdmu melainkan apa yg aku pandang baik dan aku tidak menunjukkan kpdmu melainkan jalan yg benar, jalan yg akan menyelamatkan kerajaan dan negara."
Berucap org mukmin dr keluarga Fir'aun itu melanjutkan: "Sesungguhnya aku khuatir, jika kamu tetap berkeras kepala dan enggan menempuh jalan yg benar yg dibawa oleh para nabi-nabi, bhw kamu akan ditimpa azab dan seksa yg membinasakan , sebagaimana telah dialami oleh kaum Nuh, kaum Aad, kaum Tsamud dan umat-umat yg datang sesudah mereka. Apa yg telah dialami oleh kaum-kaum itu adalah akibat kecongkakan dan kesombongan mereka krn Allah tidak menghendaki berbuat kezaliman terhadap hamba-hamba-Nya".

Mukmin itu meneruskan nasihatnya:"Wahai kaumku! Sesungguhnya aku khuatir kamu akan menerima seksa dan azab Tuhan di hari qiamat kelak, di mana kamu akan berpaling kebelakang, tidak seorg pun akan dapat menyelamatkan kamu itu dari seksa Allah. Hai kaum ikutilah nasihatku, aku hanya ingin kebaikan bagimu dan mengajak kamu ke jalan yg benar. Ketahuilah bhw kehidupan di dunia ini hanya merupakan kesenangan sementara, sedangkan kesenangan dan kebahagiaan yg kekal adalah di akhirat kelak."

Org mukmin dari keluarga Fir'aun itu tidak dpt mengubah sikap Fir'aun dan pengikut-pemgikutnya, walaupun ia telah berusaha dgn menggunakan kecekapan berpidatonya dan susunan kata-katanya yg rapi, lengkap dgn contoh-contoh dr sejarah umat-umat yg terdahulu yg telah dibinasakan oleh Allah krn perbuatan dan pembangkangan mereka sendiri.
Fir'aun dan pengikut-pengikutnya bahkan menganjurkan kpd org mukmin itu, agar meninggalkan sikapnya yg membela Musa dan menyetujui rancangan jahat mereka. Ia dinasihat utk melepaskan pendiriannya yg pro Musa dan mengabungkan diri dalam barisan mereka menentang Musa dan segala ajarannya. Ia diancam dgn dikenakan tindakan kekerasan bila ia tidak mahu mengubah sikap pro kpd Musa secara suka rela.

Berkata org mukmin itu menanggapi anjuran Fir'aun: "Wahai kaumku, sgt aneh sekali sikap dan pendirianmu, aku berseru kpd kamu utk kebaikan dan keselamatanmu, kamu berseru kpdku utk berkufur kpd Allah dan mempersekutukan-Nya dgn apa yg aku tidak ketahui, sedang aku berseru kpdmu utk beriman kpd Allah, Tuhan YAng Maha Esa, Maha Perkasa, lagi Maha Pengampun. Sudah pasti dan tidak dapat diragukan lagi, bhw apa yg kamu serukan kpdku itu tidak akan menolongku dari murka dan seksa Allah di dunia mahupun di akhirat. Dan sesungguhnya kamu sekalian akan kembali kepada Allah yg akan memberi pahala syurga bagi org-org yg soleh, bertakwa dan beriman, sedang org-org kafir yg telah melampaui batas akan diberi ganjaran dgn api neraka. Hai kaumku perhatikanlah nasihat dan peringatanku ini. Kamu akan menyedari kebenaran kata-kataku ini kelak bila sudah tidak berguna lagi org menyesal atau merasa susah krn perbuatan yg telah dilakukan. Aku hanya menyerahkan urusan ku dan nasibku kpd Allah. Dialah Yang Maha Mengetahui dan Maha Melihat perbuatan dan kelakuan hamba-hamba-Nya."

Bacalah tentang isi cerita di atas dlm surah "Al-A'raaf" ayat 127 sehingga ayat 129 juz 9 dan surah "Al-Mukmin" ayat 28 sehingga ayat 33 dan ayat 38 sehingga ayat 45 juz 24 sebagai berikut :~

"127~ Berkata pembesar-pembesar dari kaum Fir'aun {kpd Fir'aun}: "Apakah kamu akan membiarkan Musa dan kaumnya utk membuat kerosakkan di negeri ini {Mesir} dan meninggalkan kamu serta tuhan-tuhanmu?" Fir'aun menjawab: "Akan kita bunuh anak-anak lelaki mereka dan kita biarkan hidup perempuan-perempuan mereka dan sesungguhnya kita berkuasa penuh ke atas mereka". 128~ Musa berkata kpd kaumnya: "Mohonlah pertolongan kpd Allah dan bersabarlah sesungguhnya bumi {ini} kepunyaan Allah dipusakakannya kpd siapa yg dikehendaki-Nya dari hamba-hamba-Nya. Dan kesusahan yg baik adalah bagi org-org yg bertakwa". 129~ Kaum Musa berkata: "Kami telah ditindas {oleh Fir'aun} sebelum kamu datang kpd kami dan sesudah kamu datang." Musa menjawab: "Mudah-mudahan Allah membinasakan musuh-musuh kamu dan menjadikan kamu khalifah di bumi{-Nya} maka Allah akan melihat bagaimana perbuatanmu." { Al-A'raaf : 127 ~ 129 }

"28~ Dan seorg laki-laki yg beriman di antara pengikut-pengikut Fir'aun yg mneyembunyikan imannya berkata: "Apakah kamu akan membunuh seorg laki-laki krn dia menyatakan "Tuhanku ialah Allah" padahal dia telah datang kpdmu dgn membawa keterangan-keterangan dari Tuhanmu. Dan jika dia seorg pendusta, maka dialah yg menanggung {dosa} dustanya itu dan jika dia seorg yg benar, nescaya sebahagia {bencana} yg diancamkannya kpdmu akan menimpamu." Sesungguhnya Allah tidak menunjuki org-org yg melampaui batas lagi pendusta. 29~ Hai kaumku utkmulah kerajaan pada hari ini dgn berkuasa di muka bumi. Siapakah yg akan menolong kita dari azab Allah jika azab itu menimpa kita?" Fir'aun berkata: "Aku tidak mengemukakan kpdmu melainkan apa yg aku pandang baik dan aku tidak menunjukkan kpdmu selain jalan yg benar." 30~ Dan org yg beriman itu berkata: "Hai kaumku sesungguhnya aku khuatir kamu akan ditimpa {bencana} seperti peristiwa {kehancuran} golongan yg bersekutu, 31~ {yakni} seperti keadaan kaum Nuh, Aad, Tsamud dan org-org yg datang sesudah mereka. Dan Allah tidak menghendaki berbuat kezaliman terhadap hamba-hamba-Nya. 32~ HAi kaumku, sesungguhnya aku khuatir terhadapmu akan seksaan hari panggil-memanggil. 33~ {iaitu} hari {ketika} kamu {lari} berpaling kebelakang, tidak ada bagimu seseorg pun yg menyelamatkan kamu dari {azab} Allah dan siapa yg disesatkan Allah nescaya tidak ada baginya seorg pun yg akan memberi petunjuk." { Al-Mukmin : 28 ~ 33 }

"38~ Org yg beriman itu berkata: "Hai kaumku ikutilah aku akan menunjukkan kpdmu jalan yg benar. 39~ Hai kaumku! Sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah kesenangan {sementara} dan sesungguhnya akhirat itulah negeri yg kekal. 40~ Barabg siapa mengerjakan perbuatan jahat, maka dia tidak akan dibalas melainkan sebanding dgn kejahatan itu. Dan barang siapa yg mengerja amal yg soleh baik laki-laki mahupun perempuan sedang ia dalam keadaan beriman, maka mereka akan masuk syurga, mereka diberi rezeki didlmnya tanpa hisab. 41~ Hai kaumku! Bagaiman kamu ini, aku menyeru kamu kpd keselamatan tetapi kamu menyeru aku ke neraka? 42~ {kenapa} kamu menyerukan supaya kufur kpd Allah dan mempersekutukan-Nya dgn apa yg tidakku ketahui padahal aku menyeru kamu {beriman} kpd Yang Maha Perkasa lagi Maha Pengampun?" 43~ Sudah pasti bhw apa yg kamu seru supaya aku {beriman} kpdnya tidak dpt memperkenankan seruan apa pun, baik di dunia mahu pun di akhirat. Dan sesungguhnya kembali kita adalah kepada Allah dan sesungguhnya org-org yg melampaui batas, mrk itulah penghuni neraka. 44~ Kelak kamu akan ingat kpd apa yg aku katakan kpd kamu. Dan aku menyerahkan urusan aku kpd Allah. Sesungguhnya Allah Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya. 45~ Maka Allah memeliharanya dari kejahatan tipu daya mereka dan Fir'aun berserta kaumnya dikepung oleh azab yg amat buruk." { Al-Mukmin : 38 ~ 45 }


•    Fir'aun menghina dan mengejek Musa
Selain tindakan kekerasan yg ditimpakan ke atas Bani Isra'il kaumnya Nabi Musa, Fir'aun melontarkan penghinaan dan kata-kata ejekan terhadap Nabi Musa dlm usahanya memerangi dan membendung pengaruh Nabi Musa yg semakin beertambah semenjak ia keluar sebagai pemenang dlm pertandingan melawan tukang-tukang sihir kaum Fir'aun.
Berkata Fir'aun kpd pembesar-pembesar kerajaannya: "Biarkanlah aku membunuh Musa dan biarlah ia memohon dari Tuhannya utk melindunginya. Aku ingin tahu sampai sejauh mana ia dapat melepaskan diri dari kekuasaanku dan biarlah ia membuktikan kebenaran kata-kata, bhw Tuhannya akan melindunginya dari segala tipu daya musuh-musuhnya."

Dlm lain kesempatan Fir'aun berkata kpd rakyatnya yg sudah diperhambakan jiwanya, terbiasa memuja-mujanya, mengiakan kata-katanya dan mengaminkan segala perintahnya: "Hai rakyatku! Tidakkah kamu melihat bhw aku memiliki kerajaan Mesir yg megah dan besar ini di mana sungai-sungai mengalir dibawah telapak kakiku, sungai-sungai yg memberi kemakmuran hidup dan kebahagiaan hidup bagi rakyatku? Dan tidakkah kamu melihat kekuasaanku yg luas dan ketaatan rakyatku yg bulat kpdku? Bukankah aku lebih baik dan lebih agung dari Musa yg hina-dina itu yg tidak cekap menguraikan isi hatinya dan menerangkan maksud tujuannya. Megapa Tuhannya tidak memakaikan gelang emas, sebagaimana lazimnya org-org yg diangkat menjadi raja, pemimpin atau pembesar? Atau mengapa ia tidak diiringi oleh malaikat-malaikat sebagai tanda kebesarannya dan bukti kebenarannya bhw ia adalah pesuruh Tuhannya?"

Kelompok org yg mendengar kata-kata Fir'aun itu dgn serta-merta mengiyakan dan membenarkan kata-kata rajanya serta menyatakan kepatuhan yg bulat kpd segala titah dan perintahnya sebagai warga yg setia kpd rajanya, namun zalim dan fasiq terhadap Tuhannya.
Dlm pd itu kesabaran Nabi Musa sampai pd puncaknya, melihat Fir'aun dan pembantu-pambantunya tetap berkeras kepala menentang dakwahnya, mendustakan risalahnya dan makin memperhebatkan tindakan kejamnya terhadap kaum Bani Isra'il terutama para pengikutnya yg menyembunyikan imannya krn ketakutan daripada kejaran Fir'aun dan pembalasannya yg kejam dan tidak berperikemanusiaan. Maka disampaikan oleh Nabi Musa kpd mrk bhw Allah tidak akan membiarkan mereka terus-menerus melakukan kekejaman, kezaliman dan penindasan terhamba-hamba-Nya dan berkufur kpd Allah dan Rasul-Nya. Akan ditimpakan oleh Allah kpd mereka bila tetap tidak mahu sedar dan beriman kpd-Nya, bermacam azb dan seksa di dunia semasa hidup mereka sebagai pembalasan yg nyata!

Berdoalah Nabi Musa, memohon kepada Allah: "Ya Tuhan kami, engkau telah memberi kpd Fir'aun dan kaum kerabatnya kemewahan hidup, harta kekayaan yg meluap-luap dan kenikmatan duniawi, yg kesemua itu mengakibatkan mereka menyesatkan manusia, hamba-hamba-Mu, dr jln yg Engkau redhai dan tuntunan yg Engkau berikan. Ya Tuhan kami, binasakanlah harta-benda mereka dan kunci matilah hati mereka. Mrk tidak akan beriman dan kembali kpd jln yg benar sebelum melihat seksaan-Mu yg pedih."

Berkat doa Nabi Musa dan permohonannya yg diperkenankan oleh Allah, maka dilandakanlah kerajaan Fir'aun oleh krisis kewangan dan makanan, yg disebabkan mengeringnya sungai Nil sehingga tidak dapat mengairi sawah-sawah dan ladang-ladang disamping serangan hama yg ganas yg telah menghabiskan padi dan gandum yg sudah menguning dan siap utk diketam.
Belumlagi krisis kewangan dan makanan teratasi datang menyusul bala banjir yg besar disebabkan oleh hujan yg turun dgn derasnya, sehingga menghanyutkan rumah-rumah, gedung-gedung dan membinasakan binatang-binatang ternak. Dan sebagai akibat dari banjir itu berjangkitlah bermacam-macam wabak dan penyakit yg merisaukan masyarakat seperti hidung berdarah dan lain-lain. Kemudian datanglah barisan kutu-kutu busuk dan katak-katak yg menyerbu ke dlm rumah-rumah sehingga mengganggu ketenteraman hidup mereka,menghilangkan kenikmatan makan, minum dan tidur, disebabkan menyusupnya binatang-binatang itu ke dlm tempat-tempat tidur, hidangan makanan dan di antara sela-sela pakaian mereka.

Pada waktu azab menimpa dan bencana-bencana itu sedang melanda berdatanglah mereka kpd Nabi Musa minta pertolongannya demi kenabiannya, agar memohonkan kpd Allah mengangkat bala itu dari atas mereka dgn perjanjian bhw mrk akan beriman dan menyerahkan Bani Isra'il kpd Nabi Musa sekirannya mereka dpt ditolong dan terhindar dari azab bala itu.
Akan tetapi begitu bala-bala itu tercabut dari atas mrk dan hilanglah gangguan yg diakibatkan olehnya, mrk mengingkari janji mereka dan kembali bersikap memusuhi dan menentang Nabi Musa, seolah-olah apa yg terjadi bukanlah krn doa dan permohonan Musa kpd Allah tetapi krn hasil usaha mrk sendiri.

Bacalah tentang isi cerita di atas ayat 26 dari surah "Al-Mukmin" ; ayat 51 sehingga ayat 54 surah "Az-Zukhruf" ; ayat 88 dan 89 surah "Yunus" dan ayat 130 sehingga ayat 135 surah "Al-A'raaf" sebagimana berikut :~

"Dan berkata Fir'aun {kpd pembesar-pembesarnya} "Biarlah aku membunuh Musa, dan hendaklah ia memohon kpd Tuhannya, krn sesungguhnya aku khuatir dia akan menukar agama atau menimbulkan kerosakan di muka bumi." { Al-Mukmin : 26 }

"Dan Fir'aun berseru kepada kaumnya {seraya} berkata: "Hai kaumku! Bukankah kerajaan Mesir ini kepunyaanku dan {bukankah} sungai-sungai ini mengalir dibawahku, maka apakah yg kamu tidak melihatnya? 52~ Bukankah aku lebih baik dari org yg hina ini dan yg hampir tidak dapat menjelaskan {perkataannya}? 53~ Mengapa tidak dipakaikan kpdnya gelang emas, atau malaikat datang bersama-sama dia utk mengiringkannya." 54~ Mak Fir'aun mempergaruhi kaumnya {dengan perkataan itu} lalu mereka patuh kepadanya kerana sesungguhnya mereka itu adalah kaum yang fasiq." { Az-Zukhruf : 51 ~ 54 }

"88~ Musa berkata: "Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau telah memberi kpd Fir'aun dan pemuka-pemuka kaumnya perhiasan dan harta kekayaan dlm kehidupan dunia, Ya Tuhan kami, akibatnya mereka menyesatkan {manusia} dr jalan Engkau. Ya Tuhan kami, binasakanlah harta benda mereka dan kunci matilah hati mereka maka mereka tidak beriman hingga mereka melihat seksaan yg pedih." 89~ Allah berfirman: "Sesungguhnya telah diperkenankan permohonan kamu berdua sebab itu tetaplah kamu berdua pada jalan yg lurus dan janganlah sesekali kamu mengikuti jalan org-org yg tidak mengetahui." { Yunus : 88 sehingga 89 }

"130~ Dan sesungguhnya Kami telah menghukum {Fir'aun dan} kaumnya dgn mendatangkan musim kemarau yg panjang dan kekurangan buah-buahan, supaya mereka mengambil pengajaran 131~ Kemudian apabila datang kepada mereka kemakmuran mereka berkata: "Ini adalah kerana {usaha} kami." Dan jika mereka ditimpa kesusahan mrk lemparkan sebab kesialan itu kpd Musa dan org-org yg berserta dgnnya. Ketahuilah sesungguhnya kesialan mereka itu adalah ketetapan dari Allah, akan tetapi kebanyakkan mereka tidak mengetahui. 132~ Mrk berkata kpd Musa: Bagaiman kamu mendatangkan keterangan kpd kami utk menyihir kami dgn keterangan itu, maka sesekali kami tidak akan beriman kpdmu." 133.~ Maka Kami {Allah} kirimkan kpd mereka taufan, belalang, kutu, katak dan darah sebagai bukti yg jelas tetapi mrk tetap menyombong diri dan mrk adalah kaum yg berdosa. 134~ Dan ketika mrk ditimpa azab {yg telah diterangkan itu} mereka pun berkata: " Hai Musa, mohonkanlah utk kami kpd Tuhanmu dgn {perantaraan} kenabian yg diketahui oleh Allah ada pada sisimu. Sesungguhnya jika kamu dapat menghilangkan azab itu drp kami pasti kami akan beriman kpdmu dan akan kami biarkan Bani Isra'il pergi bersamamu." 135~ Maka setelah Kami hilangkan azab itu dari mrk hingga batas waktu yg mrk sampai kpdnya, tiba-tiba mrk mengingkarinya." { Al-A'raaf : 130 ~ 135 }

•    Bani Isra'il keluar dari Mesir
Bani Isra'il yg cukup menderita akibat tindasan Fir'aun dan kaumnya cukup merasakan penganiayaan dan hidup dlm ketakutan di bawah pemerintahan Fir'aun yg kejam dan bengis itu, pada akhirnya sedar bhw Musalah yg benar-benar dikirimkan oleh Allah utk membebaskan mereka dari cengkaman Fir'aun dan kaumnya. Maka berduyun-duyunlah mereka datang kpd Nabi Musa memohon pertolongannya agar mengeluarkan mereka dari Mesir.
Kemudian bertolaklah rombongan kaum Bani Isra'il di bawah pimpinan Nabi Musa meninggalkan Mesir menuju Baitul Maqdis. Dgn berjalan kaki dgn cepat krn takut tertangkap oleh Fir'aun dan bala tenteranya yg mengejar mereka dari belakang akhirnya tibalah mereka pada waktu fajar di tepi lautan merah setelah selama semalam suntuk dapat melewati padang pasir yg luas.

Rasa cemas dan takut makin mencekam hati para pengikut Nabi Musa dan Bani Isra'il ketika melihat laut terbentang di depan mereka sedang dari belakang mrk dikejar oleh Fir'aun dan bala tenteranya yg akan berusaha mengembalikan mereka ke Mesir. Mereka tidak meragukan lagi bhw bila mrk tertangkap, maka hukuman matilah yg akan mereka terima dari Fir'aun yg zalim itu.
Berkatalah salah seorg dari sahabat Nabi Musa, bernama Yusha' bin Nun: "Wahai Musa, ke mana kami harus pergi?" Musuh berada di belakang kami sedang mengejar dan laut berada di depan kami yg tidak dapat dilintasi tanpa sampan. Apa yg harus kami perbuat utk menyelamatkan diri dari kejaran Fir'aun dan kaumnya?"

Nabi Musa menjawab: "Janganlah kamu khuatir dan cemas, perjalanan kami telah diperintahkan oleh Allah kpdku, dan Dialah yg akan memberi jalan keluar serta menyelamatkan kami dari cengkaman musuh yg zalim itu."
Pada saat yg kritis itu, di mana para pengikut Nabi Musa berdebar-debar ketakutan, seraya menanti tindakan Nabi Musa yg kelihatan tenang sahaja, turunlah wahyu Allah kpd Nabi-Nya dgn perintah agar memukulkan air laut dgn tongkatnya. Maka dgn izin Allah terbelah laut itu, tiap-tiap belahan merupakan seperti gunung yg besar. Di antara kedua belahan air laut itu terbentang dasar laut yg sudah mengering yg segera di bawah pimpinan Nabi Musa dilewatilah oleh kaum Bani Isra'il menuju ke tepi timurnya.

Setelah mrk sudah berada di bahagian tepi timur dlm keadaan selamat terlihatlah oleh mereka Fir'aun dan bala tenteranya menyusuri jalan yg sudah terbuka di antara dua belah gunung air itu. Kembali rasa cemas dan takut mengganggu hati mereka seraya memandang kpd Nabi Musa seolah-olah bertanya apa yg hendak dia lakukan selanjutnya. Dlm pada itu Nabi Musa telah diilhamkan oleh Allah agar bertenang menanti Fir'aun dan bala tenteranya turun semua ke dasar laut. Krn takdir Allah tela mendahului bhw mrk akan menjadi bala tentera yg tenggelam.

Berkatalah Fir'aun kpd kaumnya tatkala melihat jalan terbuka bagi mereka di antara dua belah gunung air itu: "Lihat bagaimana lautan terbelah menjadi dua, memberi jalan kpd kami utk mengejar org-org yg melarikan diri itu. Mrk mengira bhw mrk akan dpt melepaskan dari kejaran dan hukumanku. Mrk tidak mengetahui bhw perintahku berlaku dan ditaati oleh laut, jgn lagi oleh manusia. Tidakkah ini semuanya membuktikan bhw aku adalah yg berkuasa yg harus disembah olehmu?" Maka dgn rasa bangga dan sikap sombongnya turunlah Fir'aun dan bala tenteranya ke dasar laut yg sudah mengering itu melakukan gerak-cepatnya utk menyusul Musa dan Bani Isra'il yg sudah berada di tepi bahagian timur sambil menanti hukuman Allah yg telah ditakdirkan terhamba-hamba-Nya yg kafir itu.

Demikianlah maka setelah Fir'aun dan bala tenteranya berada di tengah-tengah lautan yg membelah itu, jauh dari ke dua tepinya, tibalah perintah Allah dan kembalilah air yg menggunung itu menutupi jalur jalan yg terbuka di mana Fir'aun dgn sombongnya sedang memimpin barisan tenteranya mengejar Musa dan Bani Isra'il. Terpendamlah mrk hidup-hidup di dlm perut laut dan berakhirlah riwayat hidup Fir'aun dan kaumnya utk menjadi kenangan sejarah dan ibrah bagi generasi- akan datang.

Pada detik-detik akhir hayatnya, seraya berjuang utk menyelamatkan diri dr maut yg sudah berada di depan matanya, berkatalah Fir'aun: "Aku percaya bhw tiada tuhan selain Tuhan Musa dan Tuhan Bani Isra'il. Aku beriman pada Tuhan mereka dan berserah diri kpd-Nya sebagai salah seorg muslim."
Berfirmanlah Allah kpd Fir'aun yg sedang menghadapi sakaratul-maut: "Baru sekarangkah engkau berkata beriman kpd Musa dan berserah diri kpd-Ku? Tidakkah kekuasaan ketuhananmu dpt menyelamatkan engkau dari maut? Baru sekarangkah engkau sedar dan percaya setelah sepanjang hidupmu bermaksiat, melakukan penindasan dan kezaliman terhadap hamba-hamba-Ku dan berbuat-sewenang-wenang, merosak akhlak dan aqidah manusia-manusia yg berada di bawah kekuasaanmu. Terimalah sekarang pembalasan-Ku yg akan menjadi pengajaran bagi org-org yg akan datang sesudahmu. Akan Aku apungkan tubuh kasarmu utk menjadi peringatan bagi org-org yg meragukan akan kekuasaan-Ku."

Bani Isra'il pengikut-pengikut Nabi Musa masih meragukan kematian Fir'aun. Mrk masih terpengaruh dgn kenyataan yg ditanamkan oleh Fir'aun semasa ia berkuasa sebagai raja bhw dia adalah manusia luar biasa lain drp yg lain dan bhw dia akan hidup kekal sebagai tuhan dan tidak akan mati. Khayalan yg masih melekat pd fikiran mrk menjadikan mrk tidak mahu percaya bhw dgn tenggelamnya, Fir'aun sudah mati. Mrk menyatakan kpd Musa bhw Fir'aun mungkin masih hidup namun di alam lain.

Nabi Musa berusaha menyakinkan kaumnya bhw apa yg terfikir oleh mrk tentang Fir'aun adalah suatu khayalan belaka dan bhw Fir'aun sebagai org biasa telah mati tenggelam akibat pembalasan Allah atas perbuatannya, menentang kekuasaan Allah mendustakan Nabi Musa dan menindaskan serta memperhambakan Bani Isra'il. Dan setelah melihat dgn mata kepala sendiri, tubuh-tubuh Firaun dan org-orgnya terapung-apung di permukaan air, hilanglah segala tahayul mrk tentang Fir'aun dan kesaktiannya.

Menurut catatan sejarah, bhw mayat Fir'aun yg terdampar di pantai diketemukan oleh org-org Mesir, lalu diawet hingga utuh sampai sekarang, sebagai mana dpt dilihat di muzium Mesir.


 Tentang isi cerita yg terurai di atas dapat di baca dlm surah "Thaha" ayat 77 sehingga 79 ; surah "Asy-Syua'ra" ayat 60 sehingga 68 ; surah "Yunus" ayat 90 sehingga 92 sebagaimana berikut :~

"77~ Dan sesungguhnya telah Kami wahyukan kpd Musa: "Pergilah kamu dgn hamba-hamba-Ku {Bani Isra'il} di malam hari, maka buatklah utk mrk jalan yg kering di laut itu, kamu tidak usah khuatir akan tersusul dan tidak usah takut {akan tenggelam}." 78~ Maka Fir'aun dgn bala tenteranya mengejar mrk, lalu mrk ditutup oleh laut yg menenggelamkan mrk. 79~ Dan Fir'aun telah menyesatkan kaumnya dan tidak memberi peetunjuk." { Thaha : 77 ~ 79 }

"60~ Maka Fir'aun dan bala tenteranya dpt menyusuli mrk di waktu matahari terbit. 61~ Maka setelah kedua golongan itu saling melihat, berkatalah pengikut-pengikut Musa: "Sesungguhnya kita benar-benar akan tersusul; sesungguhnya Tuhanku bersertaku, kelak Dia akan memberi petunjuk kpdku. 63~ Lalu Kami wahyukan kpd Musa: "Pukullah lautan itu dgn tongkatmu." Maka terbelahlah lautan itu dan tiap-tiap belahan itu adalah seperti golongan yg lain. 65~ Dan Kami selamatkan Musa dan org-org yg bersertanya semuanya. 66~ Dan Kami tenggelamkan golongan yg lain itu. 67~ Sesungguhnya pada yg demikian itu benar-benar merupakan suatu tanda yg besar {mukjizat} dan kebanyakkan mrk tidak beriman. 68~ Dan sesungguhnya Tuhanmu benar-benar Dialah Yang Mulia Perkasa lai Maha Penyayang." { Asy-Syu'ara : 60 ~ 68 }

"90~ Dan Kami memungkinkan Bani Isra'il melintasi lau, lalu mrk diikiti oleh Fir'aun dan bala tenteranya, krn hendak menganiaya dan menindas {mereka} hingga bila Fir'aun itu telah hampir tenggelam berkatalah dia: "Saya percaya bhw tidak ada Tuhan melainkan Tuhan yg dipercayai oleh Bani Isra'il dan saya termasuk org-org yg berserah diri {kpd Allah}." 91~ Apakah sekarang {baru kamu percaya} padahal sesungguhnya kamu telah durhaka sejak dahulu dan kamu termasuk org-org yg berbuat kerosakkan. 92~ Maka pada hari ini Kami akan selamatkan badanmu supaya kamu dapat menjadi pengajaran bagi org-org yg datang sesudahmu dan sesungguhnya kebanyakkan dari manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan Kami." { Yunus : 90 ~ 92 }

•    Nabi Musa A.S. dan Bani Isra'il setelah keluar dari Mesir
Dlm perjlnan menuju Thur Sina setelah melintasi lautan di bahagian utara dari Laut Merah dan setelah mereka merasa aman dari kejaran Fir'aun dan kaumnya. Bani Isra'il yg dipimpin oleh Nabi Musa itu melihat sekelompok org-org yg sedang menyembah berhala dgn tekunnya. Berkatalah mrk kpd Nabi Musa: "Wahai Musa, buatlah utk kamu sebuah tuhan berhala sebagaimana mrk mempunyai berhala-berhala yg disembah sebagai tuhan." Musa menjawab: "Sesungguhnya kamu ini adalah org-org yg bodoh dan tidak berfikiran sihat. Persembahan mereka itu kpd berhala adalah perbuatan yg sesat dan bathil serta pasti akan dihancurkan oleh Allah. Patutkah aku mencari tuhan utk kamu selain Allah yg telah memberikan kurnia kpd kamu, dgn menyelamatkan kamu dr Fir'aun, melepaskan kamu dari perhambaannya dan penindasannya serta memberikan kamu kelebihan di atas umat-umat yg lain.Sesungguhnya suatu permintaan yg aneh drp kamu, bhw kamu akan mencari tuhan selain Allah yg demikian besar nikmatnya atas kamu, Allah pencipta langit dan bumi serta alam semesta. Allah yg baru saja kamu saksikan kekuasaan-Nya dgn ditenggelamkannya Fir'aun berserta bala tenteranya utk keselamatan dan kelangsungan hidupmu."

Perjalanan Nabi Musa dan Bani Isra'il dilanjutkan ke Gurun Sinai di mana panas matahari sgt teriknya dan sunyi dr pohon-pohon atau bangunan di mana org dpt berteduh di bawahnya. Atas permohonan Nabi Musa yg didesak oleh kaumnya yg sedang kepanasan diturunkan oleh Allah di atas mereka awan yg tebal utk mrk bernaung dan berteduh di bawahnya dari panas teriknya matahari. Di samping itu tatkala bekalan makanan dan minuman mereka sudah berkurangan dan tidak mencukupi keperluan. Allah menurunkan hidangan makanan "manna" - sejenis makanan yg manis sebagai madu dan "salwa" - burung sebangsa puyuh dgn diiringi firman-Nya: "Makanlah Kami dr makanan-makanan yg baik yg Kami telah turunkan bagimu."

Demikian pula tatkala pengikut-pengikut Nabi Musa mengeluh kehabisan air utk minum dan mandi di tempat yg tandus dan kering itu, Allah mewahyukan kpd Musa agar memukul batu dgn tongkatnya. Lalu memancarlah dari batu yg dipukul itu dua belas mata air, utk dua belas suku bangsa Isra'il yg mengikuti Nabi Musa, masing-masing suku mengetahui sendiri dari mata air mana mereka mengambil keperluan airnya.
Bani Isra'il pengikut Nabi Musa yg sangat manja itu, merasa masih belum cukup atas apa yg telah Allah berikan kpd mrk yg telah menyelamatkan mereka dr perhambaan dan penindasan Fir'aun, memberikan mereka hidangan makanan dan minuman yg lazat dan segar di tempat yg kering dan tandus mereka menuntut lagi dari Nabi Musa agar memohon kpd Allah menurunkan bagi mereka apa yg ditumbuhkan oleh bumi dari rupa-rupa sayur-mayur, seperti ketimun, bawang putih, kacang adas dan bawang merah krn mereka tidak puas dgn satu macam makanan.

Terhadap tuntutan mereka yg aneh-aneh itu berkatalah Nabi Musa: "Mahukah kamu memperoleh sesuatu yg rendah nilai dan harganya sebagai pengganti dari apa yg lebih baik yg telah Allah kurniakan kepada kamu? Pergilah kamu ke suatu kota di mana pasti kamu akan dapat apa yg telah kamu inginkan dan kamu minta."

 Pokok cerita tersebut di atas dikisahkan oleh Al-Quran dalam surah "Al-A'raaf ayat 138 sehingga 140 dan 160 ; serta surah "Al-Baqarah" ayat 61 yg berbunyi sebagai berikut :~

"138~ Dan Kami seberangkan Bani Isra'il ke seberang lautan itu, maka setelah mereka sampai kepada suatu kaum yg tetap menyembah berhala, mereka {Bani Isra'il} berkata: "Hai Musa, buatlah utk kami sebuah tuhan {berhala} sebagaimana mereka mempunyai beberapa tuhan {berhala}". Musa menjawab: "Sesungguhnya kamu ini adalah kaum yg tidak mengetahui {sifat-sifat Tuhan}". 139~ Sesungguhnya mereka itu akan dihancurkan kepercayaan yg dianutnya dan akan batal yg selalu mereka kerjakan. 140~ Musa berkata: "Patutkah aku mencari tuhan utk kamu yg selain dari Allah, padahal Dialah yg telah melebihkan kamu atas segala umat". { Al-A'raaf : 138 ~ 140 }

"160~ Dan mereka Kami bagi menjadi dua belas suku yg masing-masingnya berjumlah besar dan Kami wahyukan kepada Musa ketika kaumnya meminta air kpdnya: "Pukullah batu itu dgn tongkatmu". Maka memancarlah drpnya dua belas mata air. Sesungguhnya tiap-tiap suku mengetahui tempat minum masing-masing. Dan Kami naungkan Awan di atas mereka dan Kami turunkan kpd mereka manna dan salwa. {Kami berfirman}: "Makanlah baik-baik dari apa yg Kami telah rezekikan kpdmu." Mereka tidak menganiaya Kami, tetapi merekalah yg selalu menganiaya dirinya sendiri." { Al-A'raaf : 160 }

"61~ Dan ingatlah ketika kamu berkata: "Hai Musa, kami tidak boleh sabar {tahan} dgn satu macam makanan saja. Sebab itu mohonkanlah utk kami kpd Tuhanmu, Agar Dia mengeluarkan bagi kami dari apa yg ditumbuhkan oleh bumi, iaitu sayur-mayurnya, ketimunnya, bawang putihnya, kacang adasnya dan bawah merahnya." Musa berkata: "Mahukah kamu mengambil sesuatu yg rendah sebagai pengganti yg lebih baik? Pergilah kamu ke suatu kota, pasti kamu memperolehi apa yg kamu minta." { Al-Baqarah : 61 }

•    Musa bermunajat dengan Allah
Menurut riwayat sementara ahli tafsir, bahawasanya tatkala Nabi Musa berada di Mesir, ia telah berjanji kpd kaumnya akan memberi mereka sebuah kitab suci yg dapat digunakan sebagai pedoman hidup yg akan memberi bimbingan dan sebagai tuntunan bagaimana cara mereka bergaul dan bermuamalah dgn sesama manusia dan bagaimana mereka harus melakukan persembahan dan ibadah mereka kpd Allah. Di dlm kitab suci itu mereka akan dapat petunjuk akan hal-hal yg halal dan haram, perbuatan yg baik yg diredhai oleh Allah di samping perbuatan-perbuatan yg mungkar yg dapat mengakibatkan dosa dan murkanya Tuhan.

Maka setelah perjuangan menghadapi Fir'aun dan kaumnya yg telah tenggelam binasa di laut, selesai, Nabi Musa memohon kpd Allah agar diberinya sebuah kitab suci utk menjadi pedoman dakwah dan risalahnya kpd kaumnya. Lalu Allah memerintahkan kpdnya agar utk itu ia berpuasa selama tiga puluh hari penuh, iaiut semasa bulan Zulkaedah. Kemudian pergi ke Bukit Thur Sina di mana ia akan diberi kesempatan bermunajat dgn Tuhan serta menerima kitab penuntun yg diminta.
Setelah berpuasa selama tiga puluh hari penuh dan tiba saat ia harus menghadap kpd Allah di atas bukit Thur Sina Nabi Musa merasa segan akan bermunajat dgn Tuhannya dlm keadaan mulutnya berbau kurang sedap akibat puasanya. Maka ia menggosokkan giginya dan mengunyah daun-daunan dlm usahanya menghilangkan bau mulutnya. Ia ditegur oleh malaikat yg datang kpdnya atas perintah Allah. Berkatalah malaikat itu kpdnya: "Hai Musa, mengapakah engkau harus menggosokkan gigimu utk menghilangkan bau mulutmu yg menurut anggapanmu kurang sedap, padahal bau mulutmu dan mulut org-org yg berpuasa bagi kami adalah lebih sedap dan lebih wangi dari baunya kasturi. Maka akibat tindakanmu itu, Allah memerintahkan kpdmu berpuasa lagi selama sepuluh hari sehingga menjadi lengkaplah masa puasamu sepanjang empat puluh hari."

Nabi Musa mengajak tujuh puluh org yg telah dipilih diantara pengikutnya utk menyertainya ke bukit Thur Sina dan mengangkat Nabi Harun sebagai wakilnya mengurus serta memimpin kaum yg ditinggalkan selama kepergiannya ke tempat bermunajat itu.
Pada saat yg telah ditentukan tibalah Nabi Musa seorg diri di bukit Thur Sina mendahului tujuh puluh org yg diajaknya turut serta. Dan ketika ia ditanya oleh Allah: "Mengapa engkau datang seorg diri mendahului kaummu, hai Musa?" Ia menjawab: "Mereka sedang menyusul di belakangku, wahai Tuhanku. Aku cepat-cepat datang lebih dahulu utk mencapai redha-Mu."

Berkatalah Musa dlm munajatnya dgn Allah: "Wahai Tuhamku, nampakkanlah zat-Mu kepadaku, agar aku dapat melihat-Mu"
Allah berfirman: "Engkau tidak akan sanggup melihat-Ku, tetapi cubalah lihat bukit itu, jika ia tetap berdiri tegak di tempatnya sebagaimana sedia kala, maka nescaya engkau akan dapat melihat-Ku." Lalu menolehlah Nabi Musa mengarahkan pandangannya kejurusan bukit yg dimaksudkan itu yg seketika itu juga dilihatnya hancur luluh masuk ke dlm perut bumi tanpa menghilangkan bekas. Maka terperanjatlah Nabi Musa, gementarlah seluruh tubuhnya dan jatuh pengsan.

Setelah ia sedar kembali dari pengsannya, bertasbih dan bertahmidlah ia seraya memohon ampun kpd Allah atas kelancangannya itu dan berkata: "Maha Besarlah Engkau wahai Tuhanku, ampunilah aku dan terimalah taubatku dn aku akan menjadi org yg pertama beriman kpd-Mu."
Dlm kesempatan bermunajat itu, Allah menerimakan kpd Nabi Musa kitab suci "Taurat" berupa kepingan-kepingan batu-batu atau kepingan kayu menurut sementara ahli tafsir yg di dlmnya tertulis segala sesuatu secara terperinci dan jelas mengenai pedoman hidup dan penuntun kpd jalan yg diredhai oleh Allah.

Allah mengiring pemberian "Taurat" kpd Musa dgn firman-Nya: "Wahai Musa, sesungguhnya Aku telah memilih engkau lebih dari manusia-manusia yg lain di masamu, utk membawa risalah-Ku dan menyampaikan kpd hamba-hamba-Ku. Aku telah memberikan kpdmu keistimewaan dgn dapat bercakap-cakap langsung dgn Aku, maka bersyukurlah atas segala kurnia-Ku kpdmu dan berpegang teguhlah pada apa yg Aku tuturkan kpdmu. Dlm kitab yg Aku berikan kpdmu terhimpun tuntunan dan pengajaran yg akan membawa Bani Isra'il ke jalan yg benar, ke jalan yg akan membawa kebahagiaan dunia dan akhirat bagi mereka. Anjurkanlah kaummu Bani Isra'il agar mematuhi perintah-perintah-Ku jika mereka tidak ingin Aku tempatkan mereka di tempat-tempat org-org yg fasiq."

Bacalah tentang kisah munajat Nabi Musa ini, surah "Thaha" ayat 83 dan 84 dan surah "Al-a'raaf" ayat 142 sehingga ayat 145 sebagaimana berikut :~

"83~ Mengapa kamu datang lebih cepat daripada kaummu, hai Musa?" 84~ Berkata Musa: "Itulah mereka sedang menyusuli aku dan aku bersegera kepadamu ya Tuhanku, agar supaya Engkau redha kepadaku." { Thaha : 83 ~ 84 }

"142~ Dan Kami telah janjikan kpd Musa {memberikan Taurat} sesudah berlalu waktu tiga puluh malam dan Kami sempurnakan jumlah malam itu dgn sepuluh {malam lagi}, maka sempurnalah waktu yg telah ditentukan Tuhannya empat puluh malam. Dan berkata Musa kepada saudaranya, iaitu Harun: "Gantilah aku dalam {memimpin} kaumku dan perbaikilah dan janganlah kamu mengikuti jalan org-org yg membuat kerosakkan". 143~ Dan tatkala Musa datang utk {munajat} dgn {Kami} pada waktu yg telah Kami tentukan dan Tuhan telah berfirman {langsung} kepadanya, berkatalah Musa: "Ya Tuhanku nampakkanlah {Zat Engkau} kepadaku agar aku dapat melihat kepada Engkau." Tuhan berfirman: "Kamu sesekali tidak sanggup melihat-Ku, tetapi melihatlah ke bukit itu, maka jika ia tetap di tempatnya {sebagai sediakala} nescaya kamu dapat melihat-Ku." Tatkala Tuhannya nampak bagi gunung itu, kejadian itu menjadikan gunung itu hancur luluh dan Musa pun jatuh pengsan. Maka setelah Musa sedar kembali, dia berkata: "Maha Suci Engkau, aku bertaubat kpd-Mu dan aku org yg pertama beriman." 144~ Allah berfirman: "Hai Musa sesungguhnya Aku memilih kamu lebih dari manusia yg lain {di masamu} utk membawa risalah-Ku dan utk berbicara langsung dgn-Ku sebab itu berpegang teguhlah kpd apa yg Aku berikan kpdmu dan hendaklah kamu termasuk org-org yg bersyukur." 145~ Dan Kami telah tuliskan utk Musa luluh {Taurat} segala sesuatu sebagai pengajaran bagi sesuatu. Maka Kami berfirman: "Berpeganglah kepadanya dgn teguh dan suruhlah kaummu berpegang kepada {perintah-perintahnya} yang sebaik-baiknya, nanti Aku akan memperlihatkan kepadamu negeri org-org yg fasiq." { Al-A'raaf: 142 ~ 145 }

•    Bani Isra'il kembali menyembah patung anak lembu
Nabi Musa berjanji kepada Bani Isra'il yg ditinggalkan di bawah pimpinan Nabi Harun bhw ia tidak akan meninggalkan mereka lebih lama dari tiga puluh hari, dalam perjalananya ke Thur Sina utk berminajat dgn Tuhan. Akan tetapi berhubung dgn adanya perintah Allah kpd Musa utk melengkapi jumlah hari puasanya menjadi empat puluh hari, maka janjinya itu tidak dapat ditepati dan kedatangannya kembali ke tengah-tengah mereka tertunda menjadi sepuluh hari lebih lama drp yg telah dijanjikan.

Bani Isra'il merasa kecewa dan menyesalkan kelambatan kedtgan Nabi Musa kembali ke tengah-tengah mrk. Mrk menggerutu dan mengomel dgn melontarkan kata-kata kpd Nabi Musa seolah-olah ia telah meninggalkan mrk dlm kegelapan dan dlm keadaan yg tidak menentu. Mrk merasa seakan-akan telah kehilangan pimpinan yg biasanya memberi bimbingan dan petunjuk-petunjuk kpd mrk.
Keadaan yg tidak puas dan bingung yg sedang meliputi kelompok Bani Isra'il itu, digunakan oleh seprg munafiq, bernama Samiri yg telah berhasil menyusup ke tengah-tengah mrk, sebagai kesempatan yg baik utk menyebarkan benih syiriknya dan merosakkan akidah para pengikut Nabi Musa yg baru saja menerima ajaran tauhid dan iman kpd Allah. Samiri yg munafiq itu menghasut mrk dgn kata-kata bhw Musa telah tersesat dlm tugasnya mencari Tuhan bagi mereka dan bahawa dia tidak dapat diharapkan kembali dan krn itu dianjurkan oleh Samiri agar mereka mencari tuhan lain sebagai ganti dari Tuhan Musa.

Samiri melihat bhw hasutan itu dapat menggoyahkan iman dan akidah pengikut-pengikut Musa yg memang belum meresapi benar ajaran tauhidnya segera membuat patung bagi mereka utk disembah sebagai tuhan pengganti Tuhannya Nabi Musa. PAtung itu berbentuk anak lembu yg dibuatnya dari emas yg dikumpulkan dari perhiasan-perhiasan para wanita. Dgn kepandaian tektiknya patung itu dibuat begitu rupa sehingga dapat mengeluarkan suara menguap seakan-akan anak lembu sejati yg hidup. Maka diterimalah anak patung lembu itu oleh Bani Isra'il pengikut Nabi Musa yg masih lemah iman dan akidahnya itu sebagai tuhan persembahan mereka.

Ditegurlah mereka oleh Nabi Harun yg berkata: "Alangkah bodohnya kamu ini! Tidakkah kamu melihat anak lembu yg kamu sembah ini tidak dapat bercakap-cakap dgn kamu dan tidak pula dapat menuntun kamu ke jalan yg benar. Kamu telah menganiaya diri kamu sendiri dgn menyembah pada sesuatu selain Allah."
Teguran Nabi Harun itu dijawab oleh mereka yg telah termakan hasutan Samiri itu dgn kata-kata: "Kami akan tetap berpegang pada anak lembu ini sebagai tuhan persembahan kami sampai Musa kembali ke tengah-tengah kami."

Nabi Harun tidak dapat berbuat banyak menghadapi kaumnya yg telah berbalik menjadi murtad itu, krn ia khuatir kalau mereka dihadapi dgn sikap yg keras, akan terjadi perpecahan di antara mereka dan akan menjadi keadaan yg lebih rumit dan gawat sehingga dapat menyulitkan baginya dan bagi Nabi Musa kelak bila ia datang utk mencarikan jalan keluar dari krisis iman yg melanda kaumnya itu. Ia hanya memberi peringatan dan nasihat kpd mereka sambil menanti kedatanagan Musa kembali dari Thur Sina.

Dlm pada itu, Nabi Musa setelah selesai bermunajat dgn Tuhan dan dlm perjalanannya kembali ke tempat di mana kaumnya sedang menunggu memperolehi isyarat tentang apa yg telah terjadi dan dialami oleh Nabi Harun selama ketiadaannya. Nabi Musa sgt marah dan sedih hati tatkala ia tiba di tempat dan melihat kaumnya sedang berpesta mengelilingi anak patung lembu emas, menyembahnya dan memuji-mujinya. Dan krn sgt marah dan sedihnya ia tidak dapat menguasai dirinya, kepingan-kepingan Taurat dilemparkan berantakan. Harun saudaranya dipegang rambut kepalanya ditarik kepadanya seraya berkata menegur: "Apa yg engkau buat tatkala engkau melihat mereka tersesat dan terkena oleh hasutan dan fitnahan Samiri? Tidakkah engkau mematuhi perintahku dan pesanku ketika aku menyerahkan mereka kepadamu utk engkau pimpin? Tidakkah engkau berdaya melawan hasutan Samiri dgn memberi petunjuk dan penerangan kpd mereka dan mengapa engkau tidak cepat memadamkan api kemurtadan ini sebelum menjadi besar begini?"

Harun berkata menanggapi teguran Musa: "Hai anak ibuku, janganlah engkau memegang jangut dan rambut kepalaku, menarik-narikku. Aku telah berusaha memberi nasihat dan teguran kpd mereka, namun mereka tidak mengindahkan kata-kataku. Mereka menganggapkan aku lemah dan mengancam akan membunuhku. Aku khuatir jika aku menggunakan sikap dan tindakan yg keras, akan terjadi perpecahan dan permusuhan di antara sesama kita, hal mana akan menjadikan engkau lebih marah dan sedih. Lepaskanlah aku dan janganlah membuatkan musuh-musuhku bergembira melihat perlakuanmu terhadap diriku. Janganlah disamakan aku dgn org-org yg zalim."

Setelah mereda rasa jengkel dan sedihnya dan memperoleh kembali ketenangannya, berkatalah Nabi Musa kpd Samiri, org munafiq yg menjadi biang keladi dari kekacauan dan kesesatan itu: "Hai Samiri, apakah yg mendorongmu menghasut dan menyesatkan kaumku, sehingga mereka kembali menjadi murtad, menyembah patung yg engkau buatkan dari emas itu?"
Samiri menjawab: "Aku telah melihat sesuatu yg mereka tidak melihatnya. Aku telah melihat kuda malaikat Jibril. aku mengambil segenggam tanah bekas jejak telapak kakinya itu, lalu aku lemparkannya ke dalam emas yg mencair di atas api dan terjadilah patung anak lembu yg dapat menguak, mengeluarkan suara sebagaimana anak lembu biasa.Demikianlah hawa nafsuku membujukku utk berbuat itu."

Berkata Nabi Musa kepada Samiri: "Pergilah engkau dan jauhilah pergaulan manusia sebab krn perbuatan kamu ituengkau harus dipencilkan dan menjadi tabu {sesuatu yg terlarang} jika disentuh atau menyentuh seseorg ia akan menderita sakit demam panas. Ini adalah ganjaranmu di dunia, sedang di akhirat nerakalah akan menjadi tempatmu. Dan tuhanmu yg engkau buat dab sembah ini kami akan bakar dan campakkannya ke dlm laut."
Kemudian berpalinglah Nabi Musa kepada kaumnya berkata: "Hai kaumku, alangkah buruknya perbuatan yg kamu telah kerjakan setelah kepergianku! Apakah engkau hendak mendahului janji Tuhanmu? Bukankah Tuhanmu telah menjanjikan kpdmu janji yg baik, berupa kitab suci? Ataukah engkau menghendaki kemurkaan Tuhan menimpa atas dirimu, krn perbuatanmu yg buruk itu dan perlanggaranmu terhadap perintah-perintah dan ajaran-ajaranku."

Kaum Musa menjawab: "Kami tidak sesekali melanggar perjanjianmu dgn kemahuan kami sendiri, akan tetapi kami disuruh membawa beban-beban perhiasan yg berat kepunyaan org Mesir yg atas anjuran Samiri kami lemparkan ke dalam api yg sedang menyala. Kemudian perhiasan-perhiasan yg kami lemparkan itu menjelma menjadi patung anak lembu yg bersuara, sehingga dapat menyilaukan mata kepala kami dan menggoyahkan iman yg sudah tertanam di dlm dada kami."
Berkata Musa kpd mrk: "Sesungguhnya kamu telah berbuat dosa besar dan menyia-nyiakan dirimu sendiri dgn menjadikan patung anak lembu itu sebagai persembahanmu, maka bertaubatlah kamu kpd Tuhan, Penciptamu dan Pencipta alam semesta dan mohonlah ampun drpnya agar Dia menunjukkan kembali kpd jln yg benar."

Akhirnya kaum Musa itu sedar atas kesalahannya dan mengakui bhw mereka telah disesatkan oleh syaitan dan memohon ampun dan rahmat Allah agar selanjutnya melindungi mereka dari godaan syaitan dan iblis yg akan merugikan mereka di dunia dan akhirat. Demikian pula Nabi Musa beristighfar memohon ampun baginya dan bagi Harun saudaranya setalah ternyata bhw ia tidak melalaikan tugasnya sebagai wakil Musa dlm menghadapi krisis iman yg dialami oleh kaumnya. Berdoa Musa kpd Tuhannya: "Ya Tuhanku, ampunilah aku dan saudaraku dan masukkanlah kami berdua ke dlm lingkaran rahmat-Mu sesungguhnya Engkaulah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."

Setelah suasana yg meliputi hubungan Musa dgn Harun di satu pihak dan hubungan mereka berdua dgn kaumnya di lain pihak menjadi tenang kembali, kepingan-kepingan Taurat yg bertaburan sudah dihimpun dan disusun sebagaimana asalnya, maka Allah memerintahkan kepada Musa agar membawa sekelompok dari kaumnya menghadap utk meminta ampun atas dosa mereka menyembah patung anak lembu.
Tujuh puluh org dipilih oleh Nabi Musa di antara kaumnya utk diajak pergi bersama ke Thur Sina memenuhi perintah Allah meminta ampun atas dosa kaumnya. Mereka diperintahkan utk keperluan itu agar berpuasa, mensucikan diri, pakaian mereka dan pada waktu yg telah ditentukan berangkatlah Nabi Musa bersama tujuh puluh org itu menuju ke bukit Thur Sina.

Setiba mereka di Thur Sina turunlah awan yg tebal meliputi seluruh bukit, kemudian masuklah Nabi Musa diikuti para pengikutnya ke dlm awan gelap itu dan segera mereka bersujud. Dan sementara bersujud terdengarlah oleh kelompok tujuh puluh itu percakapan Nabi Musa dgn Tuhannya. Pada saat itu timbullah dlm hati mereka keinginan utk melihat Zat Allah dgn mata kepala mereka setelah mendengar percakapan-Nya dgn telinga.Maka setelah selesai Nabi Musa bercakap-cakap dgn Allah berkatalah mereka kpdnya: "Kami tidak akan beriman kpdmu sebelum kami melihat Allah dgn terang." Dan sebagai jawapan atas keinginan mereka yg menunjukkan keingkaran dan ketakaburan itu, Allah seketika itu juga mengirimkan halilintar yg menyambar dan merenggut nyawa mereka sekaligus.

Nabi Musa merasa sedih melihat nasib fatal yg menimpa kelompok tujuh puluh org yg merupakan org-org yg terbaik di antara kaumnya. Ia berseru memohon kpd Allah agar diampuni dosa mereka seraya berkata: "Wahai Tuhanku, aku telah pergi ke Thur Sina dgn tujuh puluh org yg terbaik di antara kaumku kemudian aku akan kembali seorg diri, pasti kaumku tidak akan mempercayaiku. Ampunilah dosa mereka, wahai Tuhanku dan kembalilah kepada mereka nikmat hidup yg Engkau telah cabut sebagai pembalasan atas keinginan dan permintaan mereka yg durhaka itu."

Alah memperkenankan doa Musa dan permohonannya dgn dihidupkan kembali kelompok tujuh puluh org itu, maka bangunlah mereka seakan-akan org yg baru sedar dari pengsannya. Kemudian pada kesempatan itu Nai Musa mengambil janji dari mereka bhw mereka akan berpegangan teguh kepada kitab Taurat sebagai pedoman hidup mereka melaksanakan perinta-perintahnya dan menjauhi segala apa yg dilarangnya.


Pokok cerita yg dihuraikan di atas, dikisahkan oleh Al-Quran dlm banyak tempat, di antaranya surah "Thaha" ayat 85 sehingga 98, surah "Al-A'raaf ayat 149, 151, 154, 155 dan surah "Al-Baqarah" ayat 55, 56, 63 dan 64 sebagai berikut :~

"85~ Allah berfirman: "Maka sesungguuhnya Kami telah menguji kaummu sesudah kamu tinggalkan dan mereka telah disesatkan oleh Samiri." 86~ Kemudian Musa kembali kepada kaumnya, bukankah Tuhanmu telah menjanjikan kepadamu suatu janji yg baik? Maka apakah terasa lama masa yg berlalu itu bagimu atau kamu melanggar perjanjian dgn aku?" 87~ Mereka berkata: "Kami sesekali tidak melanggar perjanjian kamu dgn kemahuan kami sendiri, tetapi kami disuruh membawa beban-beban dari perhiasan kaum itu, maka kami telah melemparkannya, dan demikian pula Samiri melemparkannya." 88~ Kemudian Samiri mengeluarkan utk mrk anak lembu yg bertubuh dan bersuara, maka mereka berkata: "Inilah tuhanmu dan tuhan Musa tetapi Musa telah lupa." 89~ Maka apakah mereka tidak memperhatikan bahawapatung anak lembu itu tidak dapat memberi jawapan kepada mereka dan tidak dapat memberi kemudharatan kepada mereka dan tidak pula kemanfaatan? 90~ Dan sesungguhnya Harun telah berkata kpd mereka sebelumnya: " Hai kaumku, sesungguhnya kamu itu hanya diberi cubaan dgn anak lembu itu dan sesungguhnya Tuhanmu ialah Tuhan Yang Maha Pemurah maka ikutilah aku dan taatilah perintahku." 91~ Mereka menjawab: "Kami akan tetap menyambah patung anak lembu ini, hingga Musa kembali kepada kami." 92~ Berkata Musa: "Hai Harun, apa yg menghalangi kamu ketika kamu melihat telah tersesat, 93~ {sehingga} kamu tidak mengikuti aku? Maka apakah kamu telah sengaja mendurhakai perintahku?" 94~ Harun menjawab: "Hai putera ibuku, janganlah kamu pegang jangutku dan jangan pula kepalaku; sesungguhnya aku khuatir bahawa kamu akan berkata {kepadaku}: " Kamu telah memecah antara Bani Isra'il dan kamu tidak memelihara amanatku." 95~ Berkatalah Musa: "Apakah yg mendorongmu {berbuat demikian} hai Samiri?" 96~ Samiri menjawab: "Aku mengetahui sesuatu yg mereka tidak mengetahuinya maka aku ambil segenggam aari jejak rasul, lalu aku melemparkannya dan demikianlah nafsuku membujukku." 97~ berkata Musa: "Pergilah kamu, maka sesungguhnya bagi kamu di dlm kehidupan di dunia ini hanya dapat menyatakan : Janganlah menyantuh {aku}." Dan sesungguuhnya bagimu hukuman {di akhirat} yg kami sesekali tidak dapat menghindarinya dan lihatlah tuhanmu itu yg kamu tetap menyembahnya. Sesungguhnya kami akan membakarnya kemudian kami sesungguhnya akan menghamburkannya ke dlm laut {berupa abu yg berserakan} 98~ Sesungguhnya Tuhanmu hanyalah Allah yg tidak ada Tuhan selain Dia. Pengetahuan-Nya meliputi segala sesuatu." { Thaha : 85 ~ 98 }

"149~ Dan setelah mereka sgt menyesali perbuatanya dari mengetahui bhw mereka telah sesat, mereka pun berkata: "Sesungguhnya jika Tuhan kami tidak memberi rahmat kpd kami dan tidak mengampuni kami pastilah kami menjadi org-org yg rugi." { Al-A'raaf : 149 }

"151~ Musa berdoa: "Ya Tuhanku ampunilah aku dan saudaraku dan masukkanlah kami ke dlm rahmat Engkau dan Engkau adalah Maha Penyayang di antara para Penyayang." { Al-A'raaf : 151 }

"154~ Sesudah amarah Musa menjadi reda, lalu diambilnya kembali luh-luh {Taurat} itu; dan dlm tulisannya terdpt petunjuk dan rahmatbutk org-org yg takut kpd Tuhannya. 155~ Dan Musa memilih tujuh puluh org dari kaumnya utk {memohonkan taubat kpd Kami} pada waktu yg telah Kami tentukan. Mak ketika mereka digoncang genpa bumi Musa berkata: "Ya Tuhanku! kalau Engkau kehendaki tentulah Engkau telah membinasakan mereka dan aku sebelum ini. Apakah Engkau akan membinasakan kami krn perbuatan org-org yg krg akal di antara kami? Itu hanyalah cubaan dari Engkau, Engkau sesatkan dgn cubaan itu siapa yg Engkau kehendaki dan Engkau beri petunjuk kepada siapa yg Engkau kehendaki. Engkaulah yg memimpin kami maka ampunilah kami dan berikanlah kepada kami rahmat dan Engkaulah Pemberi ampun sebaik-baiknya." { Al-A'raaf : 154 ~ 155 }

"55~ Dan {ingatlah} ketika kamu berkata: "Hai Musa, kami tidak akan beriman kepadamu, sebelum kami melihat Allah dgn terang krn itu kamu disambar halilintar, sedang kamu menyaksikannya" 56~ Setelah itu Kami bangkitkan kamu sesudah kamu mati, supaya kamu bersyukur." { Al-Baqarah : 55 ~ 56 }

"63~ Dan {ingatlah} ketika Kami mengambil janji dari kamu dan Kmai angkatkan gunung { Thur Sina } di atas {seraya Kami berfirman} : "Peganglah teguh-teguh apa yg Kami berikan kpdmu dan ingatlah selalu apa yg ada di dlmnya, agar kamu bertakwa. Kemudian kamu berpaling setelah {adanya perjanjian} itu, maka kalau tidak ada kurnia Allah dan rahmat-Nya atasmu, nescaya kamu tergolong org yg rugi." { Al-Baqarah : 63 ~ 64 }

•    Bani Isra'il mengembara tidak berketentuan tempat tinggalnya
Tidak kurang-kurang kurniaan Allah yg diberikan kpd kaum Bani Isra'il. Mereka telah dibebaskan dari kekuasaan Fir'aun yg kejam yg telah menindas dan memperhambakan mereka berabad-abad lamanya. Telah diperlihatkan kpd mereka bagaimana Allah telah membinasakan Fir'aun , musuh mereka tenggelam di laut. Kemudian tatkala mereka berada di tengah-tengah padang pasir yg kering dan tandus, Allah telah memancarkan air dari sebuah batu dan menurunkan hidangan makanan "Manna dan Salwa" bagi keperluan mereka.

Di samping itu Allah mengutuskan beberapa org rasul dan nabi dari kalangan mererka sendiri utk memberi petunjuk dan bimbingan kpd mereka. Akan tetapi kurnia dan nikmat Allah yg susul-menyusul yg diberikan kpd mereka, tidaklah mengubah sifat-sifat mereka yg tidak mengenal syukur, berkeras kepala dan selalu membangkang terhadap perintah Allah yg diwahyukan kepada rasul-Nya.
Demikianlah tatkala Allah mewahyukan perintah-Nya kpd Nabi Musa utk memimpin kaumnya pergi ke Palestin, tempat suci yg telah dijanjikan oleh Allah kpd Nabi Ibrahim utk menjadi tempat tinggal anak cucunya, mereka membangkang dan enggan melaksanankan perintah itu. Alasan penolakan mereka ialah krn mereka harus menghadapi suku "Kana'aan" yg menurut anggapan mereka adalah org-org yg kuat dan perkasa yg tidak dapat dikalahkan dan diusir dgn aduan kekuatan. Mereka tidak mempercayai janji Allah melalui Musa, bhw dgn pertolongan-Nya mereka akan dapat mengusir suku Kan'aan dari kota Ariha utk dijadikan tempat pemukiman mereka selama-lamanya.

Berkata mereka tanpa malu, menunjuk sifat pengejutnya kpd Musa: "Hai Musa, kami tidak akan memasuki Ariha sebelum org-org suku Kan'aan itu keluar. KAmi tidak berdaya menghadapi mereka dgn kekuatan fizikal kerana mereka telah terkenal sebagai org-org yg kuat dan perkasa. Pergilah engkau berserta Tuhanmu memerangi dan mengusir org-org suku Kan'aan itu dan tinggalkanlah kami di sini sambil menanti hasil perjuanganmu."
Naik pitamlah Nabi Musa melihat sikap kaumnya yg pengecut itu yg tidak mau berjuang dan memeras keringat utk mendapat tempat pemukiman tetapi ingin memperolehnya secara hadiah atau melalui mukjizat sebagaimana mereka telah mengalaminya dan banyak peristiwa. Dan yg menyedihkan hati Musa ialah kata-kata mengejek mereka yg menandakan bhw dada mereka masih belum bersih dari benih kufur dan syirik kepada Allah.

Dalam keadaan marah setelah mengetahui bahawa tiada seorg drp kaumnya yg akan mendampinginya melaksanakan perintah Allah itu, berdoalah Nai Musa kepada Allah: "Ya Tuhanku, aku tidak menguasai selain diriku dan diri saudaraku Harun, maka pisahkanlah kami dari org-org yg fasiq yg mengingkari nikmat dan kurnia-Mu."
Sebagaimana hukuman bagi Bani Isra'il yg telah menolak perintah Allah memasuki Palestin, Allah mengharamkan negeri itu atas mereka selama empat puluh tahun dan selama itu mereka akan mengembara berkeliaran di atas bumi Allah tanpa mempunyai tempat mukim yg tetap. Mereka hidup dlm kebingungan sampai musnahlah mereka semuanya dan datang menyusul generasi baru yg akan mewarisi negeri yg suci itu sebagaimana yg telah disanggupkan oleh Allah kpd Nabi Ibrahim a.s.

Pokok cerita tersebut di atas dikisahkan oleh Al-Quran dlm surah "Al-Maidah ayat 20 sehingga ayat 26 sebagaimana berikut :~

"20~ Dan {ingatlah} ketika Musa berkata kepada kaumnya: "Hai kaumku, ingatlah nikmat Allah atasmu ketika Dia mengangkat nabi-nabi di antaramu, dan dijadikannya kamu org-org merdeka dan diberi-Nya kpd mu apa yg belum pernah diberi-Nya kpd seorg pun di antara umat-umat yg lain." 21~ HAi kaumku, masuklah ke tanah suci {Palestin} yg telah ditentukan oleh Allah bagimu dan janganlah kamu lari kebelakang {krn takut kepada musuh} maka kamu akan menjadi org-org yg rugi. 22~ Mereka berkata: "Hai Musa, sesungguhnya dlm negeri itu ada org-org yg gagah perkasa sesungguhnya kami tidak sesekali akan memasukinya sebelum mereka keluar drpnya. Jika mereka keluar drpnya, pasti kami akan memasukinya" 23~ Berkatalah dua org di antara orrg-org yg takut {kpd Allah} yg Allah telah memberi nikmat atas keduanya: " Serbulah mereka melalui pintu gerbang {kota} itu, maka bila kamu memasukinya nescaya kamu akan menang. Dan hanya kpd Allah hendaklah kamu bertawakkal, jika kamu org-org yg beriman." 24~ Mereka berkata: "Hai Musa, kami sesekali tidak akan memasuki selama-lamanya selagi mereka ada di dlmnya krn itu pergilah kamu bersama Tuhanmu dan berperanglah kamu berdua, sesungguhnya kami hanya duduk menanti disini saja." 25~ Berkata Musa: "Ya Tuhanku, aku tidak menguasai kecuali diriku sendiri dan saudaraku. Sebab itu pisahkanlah antara kami dgn org-org yg fasiq itu." 26~ Allah berfirman : {Jika demikian} maka sesungguhnya negeri itu diharamkan atas mereka selama empat puluh tahun {selama itu} mereka akan berpusing-pusing kebingungan di bumi itu. Maka janagnlah kamu bersedih hati {memikirkan nasib} org-org yg fasiq itu." { Al-Maidah : 20 ~ 26 }

•    Kisah sapi Bani Isra'il
Salah satu dari beberapa mukjizat yg telah dinerikan oleh Allah kpd Nabi Musa ialah penyembelihan sapi yg terkenal dgn sebutan sapi Bani ISra'il.
Dikisahkan bhw ada seorg anak laki-laki putera tunggal dr seorg kaya-raya memperolehi warisan harta peninggalan yg besar dari ayahnya yg telah wafat tanpa meninggalkan seorg pewaris selain putera tunggalnya itu.
Saudara-saudara sepupu dari putera tunggal itu iri hati dan ingin menguasai harta peninggalan yg besar itu atau setidak-tidaknya sebahagian daripadanya. Dan kerana menurut hukum yg berlaku pada waktu itu yg tidak memberikan hak kpd mereka utk memperoleh walau sebahagian dari peninggalan bapa saudara mereka , mereka bersekongkol utk membunuh saudara sepupu pewaris itu, sehingga bila ia sudah mati hak atau warisan yg besar itu akan jatuh kpd mereka.

Pembunuh atas pewaris sah itu dilaksanakan menurut rencana yg tersusun rapi kemudian datanglah mereka kpd Nabi Musa melaporkan, bhw mereka telah menemukan saudara sepupunya mati terbunuh oleh seorg yg tidak dikenal identitinya mahupun tempat di mana iamenyembunyikan diri. Mereka mengharapkan Nabi Musa dapat menyingkap tabir yg menutupi peristiwa pembunuhan itu serta siapakah gerangan pembunuhnya.
Utk keperluan itu, Nabi Musa memohon pertolongan Allah yg segera menwahyukan perintah kpdnya agar ia menyembelih seekor sapi dan dgn lidah sapi yg disembelih itu dipukullah mayat sang korban yg dgn izin Allah akan bangun kembali memberitahukan siapakah sebenarnya yg telah melakukan pembunuhan atas dirinya.

Tatkala Nabi Musa menyampaikan cara yg diwahyukan oleh Allah itu kpd kaumnya ia ditertawakan dan diejek krn akal mereka tidak dapat menerima bhw hal yg sedemikian itu boleh terjadi. Mereka lupa bhw Allah telah berkali-kali menunjukkan kekuasaan-Nya melalui mukjizat yg diberikan kpd Musa yg kadang kala bahkan lebih hebat dan lebih sukar utk diterima oleh akal manusia berbanding mukjizat yg mereka hadapi dlm peristiwa pembunuhan pewaris itu.
Berkata mereka kpd Musa secara mengejek: "Apakah dgn cara yg engkau usulkan itu, engkau bermaksud hendak menjadikan kami bahan ejekan dan tertawaan org? Akan tetapi kalau memang cara yg engkau usulkan itu adalah wahyu, maka cubalah tanya kpd Tuhanmu, sapi betina atau jantankah yg harus kami sembelih? Dan apakah sifat-sifatnya serta warna kulitnya agar kami tidak dapat salah memilih sapi yg harus kami sembelih?"

Musa menjawab: "Menurut petunjuk Allah, yg harus disembelih itu ialah sapi betina berwarna kuning tua, belum pernah dipakai utk membajak tanah atau mengairi tanaman tidak cacat dan tidak pula ada belangnya."
Kemudian dikirimkanlah org ke pelosok desa dan kampung-kampung mencari sapi yg dimaksudkan itu yg akhirnya diketemukannya pd seorg anak yatim piatu yg memiliki sapi itu sebagai satu-satunya harta peninggalan ayahnya serta menjadi satu-satunya sumber nafkah hidupnya. Ayah anak yatim itu adalah seorg fakir miskin yg soleh, ahli ibadah yg tekun yg pada saat mendekati waktu wafatnya, berdoalah kpd Allah memohon perlindungan bagi putera tunggalnya yg tidak dapat meninggalkan warisan apa-apa baginya selain seekor sapi itu. Maka berkat doa ayah yg soleh itu terjuallah sapi si anak yatim itu dgn harga yg berlipat ganda krn memenuhi syarat dan sifat-sifat yg diisyaratkan oleh Musa utk disembelih.

Setelah disembelih sapi yg dibeli dari anak yatim itu, diambillah lidahnya oleh Nabi Musa, lalu dipukulkannya pada tubuh mayat, yg seketika bangunlah ia hidup kembali dgn izin Allah, menceritakan kpd Nabi Musa dan para pengikutnya bagaimana ia telah dibunuh oleh saudara-saudara sepupunya sendiri.
Demikianlah mukjizat Allah yg kesekian kalinya diperlihatkan kpd Bani Isra'il yg keras kepala dan keras hati itu namun belum juga dapat menghilangkan sifat-sifat congkak dan membangkang mereka atau mengikis-habis bibit-bibit syirik dan kufur yg masih melekat pada dada dan hati mereka.

Ayat-ayat Al-Quran yg mengisahkan pokok cerita di atas, terdapat dlm surah "Al-Baqarah ayat 67 sehingga 73 sebagaimana tersebut di bawah ini :~

"67~ Dan {ingatlah} ketika Musa berkata kpd kaumnya: "Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyembelih sapi betina." Mereka berkata: "Apakah kamu hendak menjadikan kami buah ejekan." Musa menjawab: "Aku berlindung kpd Allah drp menjadi salah seorg dari org-org yg jahil." 68~ Mrk menjawab: "Mohonlah kpd Tuhanmu utk kami, agar Dia menerangkan kpd kami sapi betina apakah itu? Musa menjawab: "Sesungguhnya Allah berfirman bhw sapi betina itu adalah sapi betina yg tidak tua dan tidak muda pertengahan antara itu maka kerjakanlah apa yg telah diperintahkan kpdmu." 69~ Mereka berkata: "Mohonkanlah kpd Tuhanmu utk kami agar Dia menerangkan kpd kami apakah warnanya. Musa menjawab: "Sesungguhnya Allah berfirman bhw sapi betina itu adalah sapi betina yg kuning tua warnanya, lagi menyenangkan org-org yg memandangnya." 70~ Mrk berkata: "Mohonkanlah kpd Tuhanmu utk kami agar Dia menerangkan kpd kami bagaimana hakikat sapi betina itu, krn sesungguhnya sapi itu {masih} samar bagi kami dan sesungguhnya kami insya-Allah akan dat petunjuk." 71~ Musa berkata: "Sesungguhnya Allah berfirman bhw sapi betina adalah sapi betina yg belum pernah dipakai utk membajak tanah dan tidak pula utk mengairi tanaman, tidak cacat, tidak ada belangnya." Mereka berkata: "Sekarang barulah kamu menerangkan hakikat sapi betina yg sebenar." Kemudian mereka menyembelihnya dan hampir saja mereka tidak melaksanakan perintah itu. 72~ Dan {ingatlah} ketika kamu membunuh seorg manusia lalu kamu saling tuduh menuduh tentang itu. Dan Allah hendak menyingkapkan apa yg selama ini kamu sembunyikan. 73~ Lalu Kami berfirman: "Pukullah mayat itu dgn sebahagian anggota sapi betina itu." Demikianlah Allah menghidupkan kembali org-org yg telah mati dan memperlihatkan padamu tanda-tanda kekuasaan-Nya agar kamu mengerti." { Al-Baqarah : 67 ~ 73 }

•    Nabi Musa A.S. dan Al-Khidir
Pada suatu ketika berpidatolah Nabi Musa di depan kaumnya Bani Isra'il. Ia berdakwah kpd mereka, memberi nasihat dgn mengingatkan kpd mereka akan kurnia dan nikmat Allah yg telah dicurahkan kpd mereka yg sepatutnya diimbangi dgn syukur dan pelaksanaan ibadah yg tulus, melakukan segala perintah-Nya dan meninggalkan segala larangan-Nya. Kpd mereka yg beriman, bertaat dan bertakwa, Nabi Musa menjanjikan pahala syurga dan bagi mereka yg mengingkari nikmat Allah diancam dgn seksa api neraka.

Begitu Nabi Musa mengakhiri pidatonya bangunlah di antara para hadiri bertanya kepadanya: "Wahai Musa, siapakah di atas bumi Allah ini paling pandai dan paling berpengetahuan?" "Aku", jawab Musa. Apakah tidak ada kiranya org yg lebih pandai dan lebih berpengetahuan daripadamu?" Tanya lagi si penanya itu. "Tidak ada" , ujar Musa seraya berkata dlm hati kecilnya: " Bukankah aku Nabi terbesar di antara Bani Isra'il? Aku adalah penakluk Fir'aun, pemegang berbagai mukjizat, yg telah dapat membelah laut dgn tongkatku dan akulah yg memperoleh kesempatan bercakap-cakap langsung dgn Tuhan. Maka kemuliaan apa lagi yg dapat melebihi kemuliaan serta kebesaran yg aku capai itu, yg belum pernah dialami dan dicapai oleh sesiapa pun sebelum aku."

Rasa sombong dan keunggulan diri yg tercermin dalam kata-kata Nabi Musa, dicela oleh Allah yg memperingatkan kpdnya bhw ilmu itu adalah lebih luas utk dimiliki oleh seseorg walaupun ia adalah seorg rasul dan bhw bagaimana luasnya ilmu dan pengetahuan seseorg, nescaya akan terdapat org lain yg lebih pandai dan lebih alim daripadanya. Selanjutnya utk melanjutkan kekurangan yg ada pada diri Nabi Musa Allah memerintahkan kpdnya agar menemui seorg hamba-Nya di suatu tempat di mana dua lautan bertemu. Hamba yg soleh yg telah diberinya rahmat dan ilmu oleh Allah itu akan memberi tambahan pengetahuan dan ilmu kpd Nabi Musa sehingga dapat menjadikan sedar bhw tiada manusia yg dapat membanggakan diri dgn mengatakan bhw akulah org yg terpandai dan berpengetahuan luas di atas bumi ini.

Berkata Musa kepada Tuhan: "Wahai Tuhanku, aku akan pergi mencari hamba-Mu yg soleh itu, bagi memperolehi bunga api ilmunya dan mendapat titisan air pengetahuan dan ilham yg Engkau telah berikan kepadanya."
Allah berfirman kpd Musa: "Bawalah seekor ikan didalam sebuah keranjang dalam perjalananmu mencari dia dan ketahuilah bhw di tempat di mana engkau akan kehilangan ikan di dlm keranjang itu, di situ engkau akan menemui hamba-Ku yg soleh itu." Nabi Musa menyiapkan diri utk perjalanan yg jauh, didampingi oleh "Yusya' bin Nun" seorg drp para pengikutnya yg setia. Ia membawa bekal makanan dan minuman di antaranya sebuah keranjang yg terisi seekor ikan sesuai dgn petunjuk Allah. Ia berkeras hati tidak akan kembali sebelum ia dapat menemui hamba yg soleh itu walaupun ia harus melakukan perjalanan yg berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun bila perlu. Ia berpesan kpd teman sepejalanannya Yusya' bin Nun agar segera memberitahu kpdnya bilamana ikan yg di dlm keranjang yg dibawanya itu hilang.

Tatkala Nabi Musa nerserta Yusya' bin Nun sampai di mana dua lautan bertemu yg telah diisyaratkan dlm firman Allah kpdnya, tertidurlah ia di atas sebuah batu yg besar yg berada di tepi lautan. Pada saat ia lagi tidur nyenyak, turunlah hujan rintik-rintik, membasahi seekor di dlm keranjang itu dan tanpa mereka ketahui melompatlah ikan tersebut itu masuk ke dalam laut.
Setelah Musa terjaga dari tidurnya, bangunlah mereka meneruskan perjalanan yg tidak menentu arah mahupun tujuan. Dan dlm perjalanan yg sudah agak jauh, berhentilah Musa beristirehat sekadar utk menghilangkan rasa penatnya seraya meminta dari Yusya bin Nun agar menyiapkan santapannya krn ia sudah sgt lapar. Ketika Yusya bin Nun membuka keranjang utk mengambil makanan teringatlah olehnya akan ikan yg hilang dan melompat ke dlm laut. Maka berkatalah Yusya' kepada Nabi Musa: "Aku telah dilupakan oleh syaitan utk memberitahu kpdmu segera, bhw tatkala engkau berada di atas batu karang sedang tidur nyenyak, ikan kami yg berada di dlm keranjang tiba-tiba hidup kembali setelah kejatuhan air hujan dan melompat masuk ke dlm laut. Sepatutnya aku melapurkan kkpdmu segera, sesuai dgn pesananmu, namun aku dilupakan oleh syaitan."

Wajah Nabi Musa berseri-seri menjadi kegirangan mendengar berita itu dari Yusya' krn telah dapat mengetahui di mana ia akan dapat bertemu dgn hamba Allah yg dicari itu. Berkata Musa kpd Yusya': "Inilah tempat yg kami tuju dan disini kami akan menemui org yg kami cari. Marilah kami kembali ke tempat batu karang itu yg menjadi tempat tujuan terakhir dari perjalanan kami yg jauh ini."
Setiba mereka kembali di tempat di mana mereka kehilangan ikan, mereka melihat seorg bertubuh kurus langsing yg pada wajahnya tampak cahaya dan iman serta tanda-tanda org soleh. Ia sedang menutpi tubuhnya dan pakaiannya sendiri, yg segera disingkapnya ketika mendengar kata-kata salam Nabi Musa kepadanya.

"Siapakah engkau?" bertanya org soleh itu. Musa menjawab: "Aku adalah Musa." Bertanya kembali org soleh itu: "Musa, nabi Bani Isra'ilkah?"
"Betul", jawab Musa, seraya bertanya: "Dari manakah engkau mengetahui bahawa aku adalah Nabi Bani Isra'il?"
"Dari yg mengutusmu kpdku", jawab org soleh itu. "Inilah hamba Allah yg aku cari", berkata Musa dlm hatinya, seraya mendekatinya dan berkata kepadanya: "Dapatkah engkau memperkenankan aku mengikutimu dan berjalan bersamamu ke mana saja engkau pergi sebagai bayanganmu dan sebagai muridmu? Aku akan mematuhi segala petunjuk dan perintahmu."

Hamba soleh atau menurut banyak pendapat ahli-ahli tafsir Nabi Al-Khidhir itu menjawab: "Engkau tidak akan sabar dan tidak dapat menahan diri bila engkau mengikutiku dan berjalan bersamaku. Engkau akan mengalami dan melihat hal-hal yg ajaib yg sepintas lalu nampak seakan-akan perbuatan yg salah dan mungkar namun pada hakikatnya adalah perbuatan benar dan wajar dab engkau sebagai manusia tidak akan berdiam diri melihatku melakukan perbuatan dan tingkah laku yg ganjil menurut pandanganmu."

Musa menjawab dgn sikap seorg murid yg ingin belajar dan menambah pengetahuan : "Insya-Allah engkau akan mendapati aku seorg yg sabar yg tidak akan melanggar sesuatu perintah atau petunjuk daripadamu."
Berkata Al-Khidhir kepada Musa: "JIka engkau benar-benar ingin mengikutiku dan berjalan bersamaku maka engkau harus berjanji tidak akan mendahului bertanya tentang sesuatu sebelum aku memberitahukan kpdmu. Engkau harus berjanji bhw engkau tidak akan menentang segala perbuatan dan tindakan yg aku lakukan dihadapan mu walaupun menurut pandanganmu itu salah dan mungkar. Aku dgn sendirinya memberi alasan dan tafsiran bagi segala tindakan dan perbuatanmu kpdmu kelak pada akhir perjalanan kami berdua."

Dgn diterimanya pesyaratan Nabi Al-Khidhir oleh Musa yg berjanji akan mematuhinya bulat-bulat, maka diajaklah Nabi Musa mengikutinya dlm perjalanan.
Pelanggaran pertama terhadap persyaratan Al-Khidhir terjadi tatkala mereka sampai di tepi pantai, di mana terdapat sebuah perahu sedang berlabuh. Nabi Al-Khidhir meminta pertolongan pemilik perahu itu, agar menghantar mereka di suatu tempat yg di tuju. Dengan senang hati diangkutlah mereka berdua secara percuma tanpa bayaran bahkan dihormati dan diberi layanan yg baik kerana dilihatnya oleh pemilik perahu bhw kedua org itu memiliki sifat-sifat dan ciri-ciri yg tidak terdapat pada org biasa.

Tatkala mereka berada dlm perut perahu yg sedang meluncur dgn lajunya di antara gelombang-gelombang tiba-tiba Musa melihat Al-Khidhir melubangi perahu itu dgn mengambil dua keping kayunya. Perbuatan mana yg dianggap oleh Musa suatu gangguan dan pengrosakan bagi milik seseorg yg telah berbuat baik terhadap mereka.
Musa lupa akan janjinya sendiri dan ditegulah Al-Khidhir dgn berkata: "Engkau telah melakukan perbuatan mungkar dgn merosak dan melubangi perahu ini. Apakah dgn perbuatan kamu ini engkau hendak menenggelamkan perahu ini dgn semua penumpangnya? Tidakkah engkau merasa kasihan kpd pemilik perahu ini yg telah berjasa kpd kami dan menghantarkan kami ke tempat yg kami tuju tanpa membayar sesen pun?"

Berkata Al-Khidhir menjawab teguran Musa: "Bukankah aku telah katakan kepadamu bahawa engkau tidak akan sabar menahan diri melihat tindak-tandukku di dlm perjalanan menyertaiku."
Musa berkata: "Maafkanlah daku. Aku telah lupa akan janjiku sendiri. Janganlah aku dipersalahkan dan dimarahi akan kelupaanku."
Permintaan maaf Musa diterimalah oleh Al-Khidhir dan tibalah meeka berdua di tempat yg dituju di sebuah pantai. Kemudian perjalanan dilanjutkan di darat dan bertemulah mereka dgn seorg anak laki-laki yg sedang bermain-main dgn kawan-kawannya. Tiba-tiba dipanggillah anak itu oleh Al-Khidhir, dibawanya ke tempat yg agak jauh, dibaringkannya dan dibunuhnya seketika itu. Alangkah terperanjatnya Musa melihat tindakan Al-Khidhir yg dgn sewenang-wenangnya telah membunuh seorg anak yg tidak berdosa, seorg yg mungkin sekali dlm fikiran Musa adalah harapan satu-satunya bagi kedua org tuanya.

Musa sebagai Nabi yg diutus oleh Allah utk memerangi kemungkaran dan kejahatan tidak dapat berdiam diri melihat Al-Khidhir melakukan pembunuhan yg tiada beralasan itu, maka ditegurlah ia seraya berkata: "Mengapa engkau telah membunuh seorg anak yg tidak berdosa? Sesungguhnya engkau telah melakukan perbuatan yg mungkar dan keji."
Al-Khidhir menjawab dgn sikap dinginnya: "Bukankah aku telah berkata kpdmu, bhw engkau tidak akan sabar menahan diri berjalan dgn aku?"

Dgn rasa malu mendengar teguran Al-Khidhir itu, berucaplah Musa: "Maafkanlah aku utk kedua kalinya dan perkenankanlah utk aku meneruskan perjalanan bersamamu dgn pergertian bhw bila terjadi lagi perlanggaran dari pihakku utk kali ketiganya, maka janganlah aku diperbolehkan menyertaimu seterusnya.Sesungguhnya telah cukup engkau memberi uzur dan memberi maaf kepadaku."
Dgn janji terakhir yg diterima oleh Al-Khidhir dari Musa diteruskanlah perjalanan mereka berdua sampai tiba di suatu desa di mana mereka ingin beristirehat utk menghilangkan lelah dan penat mereka akibat perjalanan jauh yg telah ditempuh. Mereka berusaha utk mendapat tempat penginapan sementara dan sedikit bahan makanan utk sekadar mengisi perut kosong mereka, namun tidak seorg pun dari penduduk desa yg memang terkenal bachil {pelit} itu yg mahu menolong mereka memberi tempat beristirehat atau sesuap makanan sehingga dgn rasa kecewa mereka segera meninggalkan desa itu.

Dlm perjlnan Musa dan Al-Khidhir hendak keluar dari desa itu mereka melihat dinding salah satu rumah desa itu nyaris roboh. Segera AL-Khidhir menghampiri dinding itu dan ditegakkannya kembali. Dan secara spontan, tanpa disedar, berkata Musa kepada Al-Khidhir: "Hairan bin ajaib, mengapa engkau berbuat kebaikan bagi org0org yg jahat dan pelit ini. Mereka telah menolak utk memberi kepada kami tempat istirehat dan sesuap makanan utk perut kami yg lapar. Sepatutnya engkau menuntut upah bagi usahamu menegakkan dinding itu, agar dgn upah yg engkau perolehi itu dapat kami menutupi keperluan makan minum kami."

Al-Khidhir menjawab: "Wahai Musa, inilah saat utk kami berpisah sesuai dgn janjimu yg terakhir. Cukup sudah aku memberimu kesempatan dan uzur. Akan tetapi sebelum kami berpisah , akan aku berikan kpdmu tujuan serta alasan-alasan perbuatan-perbuatanku yg engkau rasakan tidak wajar dan kurang patut."
"Ketahuilah hai Musa", Al-Khidhir melanjutkan huraiannya,"bahawa pengrosakan bahtera yg kami tumpangi itu adalah dimaksudkan utk menyelamatkannya dari pengambil-alihan oleh seorg raja yg zalim yg sedang mengejar di belakang bahtera itu. Sedang bahtera itu adalah milik org-org fakir-miskin yg digunakan sebagai sarana mencari nafkah bagi hidup mereka sehari-hari. Dgn melubangi yg aku lakukan dlm bahtera itu, si raja yg zalim itu akan berfikir dua kali utk merampas bahtera itu yg dianggapnya rosak dan berlubang itu. Maka perbuatanku yg pada lahirnya adalah pengrosakan milik org, namun tujuannya ialah menyelamatkannya dari tindakan perampasan sewenang-wenangnya."

"Adapun tentang anak yg aku bunuh itu ialah bertujuan menyelamatkan kedua org tuanya dari gangguan anak yg durhaka itu. Kedua org tua anak itu adalah org-org yg mukmin, soleh dan bertakwa yg aku khuatirkan akan menjadi tersesat dan melakukan hal-hal yg buruk krn dorongan anaknya yg durhaka itu. Aku harapkan dgn matinya anak itu Allah akan mengurniai anak pengganti yg soleh dan berbakti kpd mereka berdua."
Sedang mengenai dinding rumah yg ku perbaiki dan ku tegakkan kembali itu adalah krn dibawahnya terpendam harta peninggalan milik dua org anak yatim piatu. Ayah mereka adalah org yg soleh ahli ibadah dan Allah menghendaki bhw warisan yg ditinggalkan utk kedua anaknya itusampai ketangan mereka selamat dan utuh bila mereka sudah mencapai dewasanya, sebagai rahmat dari Tuhan serta ganjaran bagi ayah mereka yg soleh dan bertakwa itu."

"Demikianlah wahai Musa, apa yg ingin engkau ketahui tentang tujuan tindakan-tindakanku yg sepintas lalu engkau anggap buruk dan melanggar hukum. Semuanya itu telah kulakukan bukan atas kehendakku sendiri tetapi atas tuntunan wahyu Allah kepadaku."


Kisah Musa dan Al-Khidir ini dapat dibaca dlm surah "Al-Kahfi" ayat 60 sehingga ayat 82 yg bermaksud :~
"60~ Dan {ingatlah} ketika Musa berkata kepada muridnya: "Aku tidak akan berhenti berjalan sebelum sampai ke pertemuan dua buah lautan atau aku akan berjalan sampai bertahun-tahun." 61~ Maka tatkala mereka sampai ke pertemuan dua laut itu, mereka lalai akan ikannya, lalu ikan itu melompat mengambil jalannya ke laut itu. 62~ Maka tatkala mereka berjalan lebih jauh berkatalah Musa kpd muridnya: "Bawalah kemari makanan kita sesungguhnya kita telah merasa letih krn perjalanan kita ini." 63~ Muridnya menjawab: "Tahukah kamu tatkala kita mencari tempat berlindung di batu tadi, maka sesungguhnya aku lupa menceritakan tentang ikan itu dan tidaklah yg melupakan aku utk menceritakannya kecuali syaitan dan ikan itu mengambil jalannya ke laut dgn cara yg aneh sekali." 64~ Musa berkata: "Itulah tempat yg kita cari." Lalu keduanya kembali, mengikuti jejak mereka sendiri. 65~ Lalu mereka bertemu dgn seorg hamba di antara hamba-hamba Kami, yg telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami. 66~ Musa berkata Al-Khidhir: "Bolehkah aku mengikutimu supaya kamu mengajarkan kepadaku ilmu yg benar di antara ilmu-ilmu yg telah diajarkan kpdmu?" 67~ Dia menjawab: "Sesungguhnya kamu sesekali kamu tidak akan sanggup sabar bersamaku, 68~ dan bagaimana kamu dapat sabar atas sesuatu, yg kamu belum mempunyai pengetahuan yg cukup tentang hal itu?" 69~ Musa berkata: "Insya-Allah kamu akan mendapati aku sebagai seorg yg sabar dan aku tidak akan menentangmu dalam sesuatu urusan pun." 70~ Dia berkata: "Jika kamu mengikutiku, maka janganlah kamu menanyakan kepadaku tentang sesuatu apa pun, sampai aku sendiri menerangkannya kepadamu." 71~ Maka berjalanlah keduanya, hingga keduanya menaiki perahu, lalu Al-Khidhir melubanginya. Musa berkata: "Mengapa kamu melubangi perahu itu yg akibatnya kamu menenggelamkan penumpamgnya?" Sesungguhnya kamu telah berbuat sesuatu kesalahan yg besar. 72~ Dia {Al-Khidhir} berkata: "Bukankah aku telah katakan: "Sesungguhnya kamu sesekali tidak akan sabar bersama dgn aku." 73~ Musa berkata: "Janganlah kamu menghukum aku kerana kelupaanku dan janganlah kamu membebani aku dgn sesuatu kesulitan dlm urusanku," 74~ Maka berjalanlah keduanya hingga tatkala keduanya berjumpa dgn seorg pemuda maka Al-Khidhir membunuhnya. Musa berkata : "Mengapa kamu bunuh jiwa yg bersih, bukan kerana dia membunuh org lain? Sesungguhnya kamu telah melakukan sesuatu yg mungkar." 75~ Al-Khidhir berkata: "Bukankah sudah kukatakan kepadamu bhw sesungguhnya kamu tidak akan dapat sabar bersamaku?" 76~ MUsa berkata: "Jika aku bertanya kepadamu tentang sesuatu sesudah {kali ini} maka janganlah kamu memperbolehkan aku menyertaimu, sesungguhnya kamu sudah cukup memberikan uzur padaku." 77~ Maka keduanya berjalan hingga tatkala keduanya sampai kepada penduduk negeri itu tetapi penduduk negeri itu tidak mahu menjamu mereka kemudian keduanya dapati dlm negeri itu ada dinding rumah yg hampir roboh, maka Al-Khidhir menegakkan dinding itu. Musa berkata: "Jikalau kamu mahu nescaya kamu akan mengambil upah utk itu." 78~ Al-Khidhir berkata : "Inilah perpisahan antara aku dgn kamu kelak akan ku beritahukan kepadamu tujuan perbuatan-perbuatan yg kamu tidak dapat sabar terhadapnya. 79~ Adapun bahter itu adalah kepunyaan org-org miskin yg bekerja di laut dan aku bertujuan merosakkan bahtera itu kerana di hadapan mereka ada seorg raja yg merampas tiap-tiap bahtera. 80~ Dan ada pun anak muda itu maka kedua org tuanya adlah org-org mukmin dan kami khuatir bhe dia akan mendorong kedua org tuanya itu kpd kesesatan dan kekafiran. 81~ Dan kami menghendaki supaya Tuhan mereka mengganti bagi mereka dgn anak lain yg lebih baik kesuciannya dari anaknya itu dan lebih dlm kasih sayangnya {kpd ibubapanya}. 82~ Adapun dinding rumah itu kepunyaan dua org anak muda yg yatim di kota itu sedang ayahnya adalah seorg yg soleh, maka Tuhanmu menghendaki agar supaya mereka sampai kepada kedewasaannya dan mengeluarkan simpanannya itu, sebagai rahmat dari Tuhanmu dan bukanlah aku melakukannnya itu menurut kemahuanku sendiri. Demikianlah itu adlah tujuan perbuatan-perbuatan yg kamu tidak dapat sabar terhadapnya." { Al-Kahfi : 60 ~ 82 }

•    Nabi Musa A.S. dan Qarun si kaya raya
Qarun adalah nama seorg drp kaum Nabi Musa dan keluarganya yg dekat. Ia dikurniai Allah kelapangan rezeki dan kekayaan harta benda yg besar yg tidak ternilai bilangannya. IA hidup mewah, selalu mujur dlm usahanya mengumpulkan kekayaan, sehingga menjadi padatlah khazanahnya dgn harta benda dan benda-2 yg sgt berharga. Sampai-2 para juru kuncinya tidak berdaya membawa atau memikul kunci-2 peti khazanahnya krn sgt byk dan beratnya. Ia hidup secara mewah dan menonjol di antara kaum dan penduduk kotanya. Segala-galanya adlah luar biasa dan lain drp yg lain. Gedung-2 tempat tinggalnya ,pakaiannya sehari-hari ,pelayan-2nya dan hamba-2 sahayanya yg bilangannya melebihi keperluan. Dan walaupun ia tenggelam dlm lautan kenikmatan duniawi yg tiada taranya pada masa itu, ia merasa masih belum puas dgn tingkat kekayaan yg ia miliki dan terus berusaha mengisi khazanahnya yg sudah padat itu, sifat mausia yg serakah yg tidak akan pernah puas dgn apa yg sudah dicapai. Jika ia sudah memiliki segantang emas ia ingin memperolhi segantang yg kedua dan demikian seterusnya.

Sebagaimana halnya dgn kebykan org-org kaya yg telah dimabukkan oleh harta bendanya maka Qarun tidak merasa sedikit pun bhw dia mempunyai kewajiban sosial dgn harta kekayaannya itu. Ia dlm hidupnya hanya memikirkan kesenangan dan kesejahteraan peribadinya, memikirkan bagaimana ia dapat menambahkan kekayaannya yg sudah melimpah-limpah itu. Ia telah dinasihati oleh pemuka-2 kaumnya agar ia menyediakan sebahagian daripada kekayaannya bagi menolong para fakir miskin, menolong org-org yg telanjang yg tidak berpakaian dan lapar tidak dapat makanan. Ia diperingatkan bhw kekayaan yg ia perolehi itu adalah kurniaan dari Tuhan yg harus disyukuri dgn beramal kebajikan terhadap sesama manusia dan melakukan perbuatan-2 yg dapat meringankan penderitaan org-org yg ditimpa musibah atau menderita cacat. Diperingatkan bhw Allah yg telah memberinya rezeki yg luas itu dapat sewaktu-waktu mencabutnya bila ia melalaikan kewajiban sosialnya.

Nasihat yg baik dan peringatan yg jujur yg dikemukakan oleh pemuka-pemuka kaumnya itu tidak diendahkan oleh Qarun dan tidak mendapat tempat didlm hatinya.Ia bahkan merasa bhw krn kekayaannya ialah yg harus memberi nasihat dan bukan menerima nasihat. Org harus tunduk kpdnya, mematuhi perintahnya, mengiakan kata-katanya dan membenarkan segala tindak tanduknya. IA menyombongkan diri dgn mengatakan kpd org-org yg memberikan nasihat itu bhw kekayaan yg ia miliki adalah semata-mata hasil jerih payahnya dan hasil kecekapan dan kepandaiannya berusaha dan bukan merupakan kurnia atau pemberian dari sesiapa pun. Krnnya ia bebas menggunakan harta kekayaannya menurut kehendak hatinya sendiri dan tidak merasa terikat oleh kewajipan sosial berupa pertolongan dan bantuan kpd para fakir miskin dan para penderita yg memerlukan bantuan dan pertolongan.

Sebagai tentangan bagi para org yg menasihatinya, Qarun makin meningkatkan cara hidup mewahnya dan secara menyolok mempamerkan kekayaannya dgn berlebih-lebihan. Bila ia keluar, Ia mengenakan pakaian dan perhiasan yg bergemerlapan, membawa pengantar dan pembantu lebih banyak daripada biasanya dan mengenderai kuda-kuda yg dihiasi dgn indah dan cantik. Kemewahan yg ditonjolkan secara menyolok itu ,merasakan iri-hati dikalangan penduduk terutama mereka yg masih lemah imannya. Mereka berbisik-bisik diantara sesama mereka mengeluh dgn berkata: "Mengapa kami tidak diberi rezeki dan kenikmatan seperti yg telah diberikan kpd Qarun? Alangkah mujurnya nasib Qarun dan alangkah bahagianya dia dlm hidupnya di dunia ini! Dan mengapa Tuhan melimpahkan kekayaan yg besar itu kpd Qarun yg tidak mempunyai rasa belas kasihan terhadap org-org yg melarat dan sengsara, org-org yg fakir dan miskin yg memerlukan pertolongan berupa pakaian mahupun makanan.Dimanakah letak keadilan Allah yg Maha Pemurah lagi Maha Pengasih itu?"

Qarun yg tidak mengabaikan anjuran org, agar ia secara sukarela menyediakan sebahagiaan harta kekayaannya utk disedekahkan kpd org-org yg memerlukannya, melarat dan miskin akhirinya didatangi oleh Nabi Musa menyampaikan kpdnya bhw Allah telah mewahyukan perinyah berzakat bagi tiap-tiap org yg kaya dan berada. Diterangkan oleh Musa kepadanya bhw dlm harta kekayaan tiap ada bahagian yg telah ditentukan oleh Tuahn sebagai hak org-org yg melarat dan fakir miskin yg wajib diserahkan kpd mereka.

Qarun merasa jengkel memerima perintah wajib berzakat itu dan menyatakan keraguan dan kesangsian kepada Musa. Ia berkata: "Hai MUsa kami telah membantumu dan menyokongmu dlm dakwahmu kpd agama barumu. Kami telah menuruti segala perintahmu dan mendengarkan segala kata-katamu. Sikap kami yg lunak itu terhadap dirimu telah memberanikan engkau bertindak lebih jauh dari apa yg sepatutnya dan mulailah engkau ingin meraih harta benda kami. Engkau rupanya ingin juga menguasai harta kekayaan kami setelah kami serahkan kpdmu hati dan fikiran kami sebulat-bulatnya. Dgn perintah wajib zakatmu ini engkau telah membuka topengmu dan menunjukkan dustamu dan bhw engkau hanya seorg pendusta dan ahli sihir belaka."

Tuduhan Qarun yg ingin melepaskan dirinya dari wajib berzakat itu ditolak oleh Nabi Musa yg menegaskan kembali bhw kewajiban berzakat iut tidak dapat ditawar-tawar dan harus dilaksanakan krn ia adalah perintah Allah yg harus ditaati dan dilaksanakan dgn semestinya.
Quran tidak dapat jalan utk mengelakkan diri dan kewajiban zakat itu setelah berbantah dan berdebat dgn Musa maka ia menyerah dan ditentukan berapa besar yg harus ia keluarkan zakat harta kekayaannya.

Setelah tiba di rumah dan menghitung-hitung bahagian yg harus dizakatkan dari harta miliknya Qarun merasa terlampau besar yg harus dizakatkan dan merasa sayang bhw ia harus mengeluarkan dari khazanahnya sejumlah wang tanpa meperolehi imbalan sesuatu keuntungan dan laba. Fikir punya fikir dan timbang punya timbang akhirnya Qarun mengambil keputusan utk tidak akan mengeluarkan zakat walau apapun yg akan terjadi akibat tindakannya itu.
Utk menguatkan aksi pemboikotannya terhadap kewajiban mengeluarkan zakat, Qarun menyebarkan fitnah kpd Nabi Musa dgn maksud menarik org agar menjadikan penunjang aksinya dan mengikutinya menolak menolak kewajiban mengeluarkan zakat sebagaimana diperintahkan oleh Nabi Musa. Ia menyebarkan fitnah seolah-olah Nabi Musa dgn dakwahnya dan penyiaran agama barunya bertujuan ingin memperkayakan diri dan bhw perintah zakatnya itu adalah merupakan cara perampasan yg halus terhadap milik-milik para pengikutnya.

Lebih jahat lagi utk menjatuhkan Nabi Musa dan kewibawaannya, Qaru bersekongkol dgn seorg wanita yg diajarinya agar mengaku didepan umum bhw ia telah melakukan perbuatan zina dgn Musa. Akan tetapi Allah tidak rela nama Rasul-Nya tercemar oleh tuduhan palsu yg diaturkan oleh Qarun itu. Maka digerakkanlah hati wanita sewaannya itu utk mengatakan keadaan yg sebenarnya dan bhw apa yg ia tuduhkan kpd Nabi Musa adalah fitnahan dan ajaran Qarun semata-mata dan bahawasannya Musa adalah bersih dari perbuatan yg dituduh itu.

Setelah ternyata bagi Nabi Musa bhw Qarun tidak beriktikad baik dan bhw ia tidak dapat diharap menjadi pengikut yg soleh yg mematuhi perintah-2 Allah terutama perintah wajib zakat bahkan ia dapat merosakkan akhlak dan iman para pengikut Musa dgn sikap dan cara hidupnya yg berlebih-lebihan mewahnya, ditambahkan pula usahanya yg tidak henti-2 merosakkan kewibawaan Nabi Musa dgn melontarkan fitnahan dan berbagai hasutan maka habislah kesabaran Nabi Musa ,lalu berdoa ia kpd Allah agar menurunkan azab-Nya atas diri Qarun yg sombong dan congkak itu, agar menjadi pengajaran dan ibrah bagi kaumnya yg sudah mulai goyah imannya melihat kenikmatan yg berlimpah-limpah yg telah Allah kurniakan kpd Qarun yg membangkang itu.

Maka dgn izin Allah yg telah memperkenankan doa Nabi Musa terjadilah tanah runtuh yg dahsyat di atas mana terletak bangunan gedung-gedung yg mewah tempat tinggal Qarun dan tempat penimbunan kekayaannya. Terbenamlah seketika itu Qarun hidup-hidup berserta semua milik kekayaan yg menjadi kebaggaannya.
Peristiwa yg menimpa Qarun dan harta kekayaannya itu menjadi ibrah bagi pengikut-2 Nabi Musa serta ubat rohani bagi mereka yg beriri hati dan mendambakan kenikmatan dan kemewahan hidup sebagaimana yg telah dialami oleh Qarun. Mereka berkata seraya bersyukur kpd Allah: "Sekiranya Allah telah melimpahkan rahmat dan kurnia-Nya, nescaya kami dibenamkan pula seperti Qarun yg selalu kami inginkan kedudukan duniawinya. Sesungguhnya kami telah tersesat ketika kami beriri hati dan mendambakan kekayaannya yg membawa binasa baginya. Aduhai benar-2 tidaklah beruntung org-org yg mengingkari nikmat Allah."

Isi cerita tersebut di atas dapat dibaca dlm surah "Qashash" ayat 76 sehingga 82 dan surah "Al-Ahzaab" ayat 69 sebagaimana berikut :~

"76~Sesungguhnya Qarun adalah termasuk kaum Musa maka ia berlaku aniaya terhadap mereka dan Kami telah menganugerahkan kepadanya perbendaharaan harta yg kunci-nya sungguh berat dipikul oleh sejumlah org yg kuat-2. {Ingatlah{ ketika kaumnya berkata kepadanya: "Janganlah kamu terlalu bangga sesungguhnya Allah tidak menyukai org-org yg terlalu membanggakan diri." 77~ Dan carilah pada apa yg telah dianugerahkan kpd mu {kebahagiaan} negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari {kenikmatan} duniawi dan berbuat baiklah {kpd org lain} sebagaimana Allah telah berbuat baik kpdmu dan janganlah kamu berbuat kerosakkan di {muka} bumi ini. Sesungguhnya Allah tidak menyukai org-org yg berbuat kerosakkan. 78~ Qarun berkata: "Sesungguhnya aku diberi harta itu krn ilmu yg ada padaku." Dan apakah ia tidak mengetahui bahwasannya Allah sungguh telah membinasakan umat-2 sebelumnya yg lebih kuat daripadanya dan lebih banyak mengumpulkan harta? Dan tidaklah perlu ditanya kpd org-org yg berdosa itu tentang dosa-dosa mereka. 79~ Mak keluarlah Qarun kpd kaumnya dgn kemegahannya. Berkatalah org-org yg menghendaki kehidupan dunia: " Moga-moga kiranya kita mempunyai seperti apa yg telah diberikan kpd Qarun , sesungguhnya ia benar-benar mempunyai peruntungan yg besar." 80~ Berkatalah org-org yg telah dianugerahi ilmu: "Kecelakaan yg besarlah bagimu, pahala Allah adalah lebihbaik bagi org-org yg beriman dan beramal soleh dan tidak diperoleh pahala itu kecuali oleh org-org yg sabar." 81~ Mak Kami benamkan Qarun berserta rumahnya ke dlm bumi. Maka tidak ada baginya suatu golongan pun yg menolongnya terhadap azab Allah. Dan tiadalah ia termasuk org-org {yg dapat} membela {dirinya}. 82~ Dan jadilah org-org yg kelmarin mencita-citakan kedudukan Qarun itu berkata: "aduhai, benarlah Allah melapangkan rezeki bagi siapa yg dia kehendaki dari hamba-hamba-Nya dan menyempitkannya. Kalau Allah tidak melimpahkan kurnia-Nya atas kita benar-benar Dia {Allah} telah membenamkan kita {pula}. Aduhai benarlah, tidak beruntung org-org yg mengingkari {nikmat} Allah." { Al-Qashash : 76 ~ 82 }

"Hai org-org yg beriman, janganlah kamu menjadi seperti org-org yg menyakiti Musa maka Allah membersihkannya dari tuduhan-tuduhan yg mereka katakan. Dan adalah dia seorg yg mempunyai kedudukan terhormat di sisi Allah." { Al-Ahzaab : 69 }


•    Thalout diangkat sebagai raja Bani Isra'il
Setelah Bani Isra'il memasuki Palestin dan menguasainya di bawah pimpinan Yusya bin Nun mereka selalu menjadi sasaran penyerbuan dan serangan dari bangsa-2 sekelilingnya, seperti suku Amaliqah dari bangsa Arab, bangsa Palestin sendiri dan bangsa Aramiyin. Kemenangan dan kekalahan di antara meeka silih berganti.
Pada suatu waktu datanglah bangsa Palestin penduduk "Usydud" suatu daerah dekat Gaza menyerbu dan menyerang mereka dan terjadilah pertempuran yg berakhir dgn kemenangan bangsa Palestin yg berhasil, mencerai-beraikan Bani Israil dan merampas benda keramat mereka yg bernama "Tabout", iaitu sebuah peti tempat penyimpanan kitab Taurat.

Peti yg disebut Tabout itu adlah merupakan salah satu dari banyak kurnia yg telah diberikan oleh Allah kpd Bani Isra'il. Mereka menganggap Tabout itu suatu benda keramat yg dapat menginspirasikan kekuatan dan keberanian kpd mereka dikala menghadapi musuh. Maka krnnya dlm tiap medan perang dibawanyalah Tabout itu utk memberi kekuatan batin dan semangat juang bagi mereka memberi rasa berani bagi mereka dan rasa takut bagi musuh. Maka dgn dirampasnya Tabout itu oleh bangsa Palestin hilanglah pegangan mereka dan berantakanlah barisannya, retaklah kesatuannya sehingga menjadi laksana binatang ternakan yg ditinggalkan gembalanya.

Dan memang sejak ditinggalkan oleh Nabi Mua, Bani Isra'il tidak mempunyai seorg raja atau seorg pemimpin yg berwibawa yg dapat mengikat mereka di bawah satu bendera dan menghimpun mereka di bawah satu komando bila terjadi serangan dari luar dan penyerbuan oleh musuh. Mereka hanya dipimpin oleh hakim-hakim penghulu yg memberi tuntunan kpd mereka dlm bidang keagamaan dan kadangkala menjadi juru damai jika timbul perselisihan dan sengketa di antara sesama mereka. Di antara penghulu itu terdapat seorg penghulu yg paling disegani dan di hormati bernama Somu'il. Kata-katanya selalu didengar dan nasihat-2nya selalu diterima dan ditaati.

Kpd Somu'il datanglah beberapa pemuda Bani Isra'il yg merasa sedih melihat keadaan kaumnya menjadi kacau bilau dan bercerai berai setelah dikalahkan oleh bangsa Palestin dan dikeluarkan dari negeri mereka serta dirampasnya Tabout yg merupakan peti wasiat dan benda keramat bagi mereka. Mereka mengutarakan kpd Samu'il bhw mereka memerlukan seorg pemimpin yg kuat yg berwibawa dan mempunyai kekuasaan sebagai seorg raja utk menghimpun mereka dan seterusnya menjadi panglima perang.

Samu'il yg mengenal baik watak mereka dan titik-titik kelemahan serta sifat-2 licik dan pembangkang yg meletak pada diri mereka berkata: "Aku khuatir bhw kamu akan takut dan enggan bertempur melawan musuh bila kepadamu diperintahkan utk berperang menghalau musuh dari negerimu."
Mereka menjawab: "Bagaimana kami menolak perintah semacam itu dan enggan maju bertempur melawan musuh sedangkan kami telah dihina diusir dari rumah-rumah kami dan dipisahkan dari sanak keluarga kami. Bukankah suatu hal yg memalukan dan menurun darjat kami sebagai bangsa, bila dlm keadaan yg sedang kami alami ini, kami masih juga enggan berperang melawan musuh yg datang menyerang dan menyerbu daerah kami. Kami akan maju dan tidak akan gentar masuk dlm medan perang, asalkan saja kami akan dapat pimpinan dari seorg yg cekap, berani serta berwibawa sehingga komandonya dan segala perintahnya akan dipatuhi oleh kaum kami semuanya."

Somu'il berkata: "Jika demikian ketetapan hatimu dan demikian pula keinginanmu utk memperoleh seorg raja yg akan memimpin dan membimbing kamu , maka berilah waktu kpdku utk beristikharah memohon pertolongan Allah menunjukkan kpdku seseorg yg patut dan layak menjadi raja bagimu."
Di dlm istikharahnya, Somuil mendapat ilham dan petunjuk dari Allah, agar ia memilih serta mengangkat seorg yg bernama "Thalout" menjadi raja Bani Isra'il. Dan walaupun ia belum pernah mendengar nama itu atau mengenalkan orgnya Allah akan memberinya jalan dan tanda-tanda yg akan memungkinkan ia bertemu muka dgn org itu dan mengenalinya dgn segera.

Thalout adalah seorg berbadan gemuk dan jangkung, tegak, kuat dan berparas tampan. Dari pancaran kedua matanya org dapat mengetahui bhw ia adalah seorh yg cerdik, cekap dan bijaksana, memiliki hati yg tabah dan berani. IA hidup dan bertempat tinggal di sebuah desa yg agak terpencil sehingga tidak banyak dikenal org. Ia hidup bersama ayahnya bercucuk tanam dan memelihara haiwan ternak.
Pada suatu hari di kala Thalout sedang sibuk bersama ayahnya menguruskan tanah ladangnya terlepaslah dari kadang seekor keldai dari haiwan-2 peliharaannya dan menghilang sesat. Pergilah Thalout bersama seorg bujangnya mencari keldai yg hilang itu di celah-2 lembah dan bukit-2 di sekitar desanya, namun tidak berhasil menemukan kembali haiwan yg terlepas itu. Akhirnya ia mengajak bujangnya kembali krn khuatir ayahnya akan menjadi gelisah bila ia lebih lama meninggalkan rumahnya mencari keldai yg hilang itu.

Berkata sang bujang kpd Thalout: "Kami sekarang sudah berada di daerah Shuf tempat dimana Somu'il berada. Alangkah baiknya kalau kami pergi kpdnya menanyakan kalau-2 ia dapat memberikan keterangan dan petunjuk kpd kami di mana kiranya kami dapat menemukan keldai kami itu. Ia adalah seorg nabi yg menerima petinjuk dari Tuhannya melalui para malaikat dan dia telah banyak kali mengungkapkan hal-hal ghaib yg ditanyakan oleh org kpdnya."
Thalout menerima baik cadangan bujangnya dan berangkatlah mereka berdua menuju tempat tinggal Somu'il. Di tengah-2 perjalanan, mereka bertanya kpd beberapa gadis yg ditemuinya sedang menimpa air dari sebuah perigi: "Di manakah tempat tinggal Nabi Somu'il?" "Tidak usah kamu cepat-2 meneruskan perjalananmu. Somu'il sebentar lagi akan datang ke sini. Ia sedang ditunggu kedatangannya di atas bukit oleh rakyat tempat itu." Para gadis itu menjawab.

Ternyata bahawa belum selesai para gadis itu memberikan keteranagnnya, muncullah Somu'il dgn wajahnya yg berseri-seri memancarkan cahaya kenabian dan kealiman yg mengesahkan.
Thalout segera mendekati Somu'il dan setelah saling pandang memandang, berkatalah Thalout: "Wahai Nabi Allah, kami datang menemui bapak utk memohon pertolongan iaitu dapatkah kiranya kami diberi keterangan dan petunjuk di manakah kami dapat menemukan kembali keldai kami yg telah terlepas dari kandang dan menghilang tidak kami temukan jejaknya walaupun sudah tiga hari kami berusaha mencarinya."

Somu'il setelah memandang wajah Thalout dgn teliti sedarlah ia bhw inilah orgnya yg oleh Allah ditunjuk utk menjadi raja pemimpin dan penguasa Bani Isra'il. Ia berkata kpd Thalout: "Keldai yg engaku cari itu sedang berada dlm perjalanan kembali ke kandangnya di tempat ayahmu. Janganlah engkau rungsingkan fikiranmu dan ributkan dirimu dgn urusan keldai itu. Kerana aku memang mencarimu dan ingin menemuimu utk urusan yg lebih besar dan lebih penting dari soal keldai. Engaku telah dipilih oleh Allah utk memimpin Bani Isra'il sebagai raja, mempersatukan barisan mereka yg sudah kacau-balau serta membebaskan mereka dari musuh-musuh yg sedang menyerbu dan menduduki negeri mereka. Dan insya-Allah Tuhan akan menyertaimu memberi perlindungan kpdmu dan mengurniakan kemenangan dan kemujuran dlm segala sepak terajangmu."

Thalout menjawab: "Bagaimana aku dapat menjadi seorg raja dan pemimpin Bani Isra'il sedang aku ini seorg dusun anak cucu Benyamin yg paling papa, terasing dari pengaulan org ramai, seorg anak tani dan penggembala haiwan yg tidak dikenal org?"
Berkata Somu'il: "Itu adlah kehendak Allah dan perintah-Nya. Dan lebih tahu pada siapa Ia meletakkan amanat dan tugas-tugas-Nya. Dialah yg menugaskan dan Dia pulalah yg akan melengkapi segala kekuranganmu. Bersyukurlah engkau atas nikmat dan kurniaan Allah ini. Terimalah tugas suci ini dgn keteguhan hati dan kepercayaan penuh akan pertolongan dan perlindungan Allah kpdmu." Kemudian dipeganglah tangan Thalout, diangkatnya keatas seraya menghadap kpd kaumnya dan berkata: " Wahai kaumku, inilah orgnya yg oleh Allah telah dipilih utk menjadi rajamu. Ia berkewajiban memimpin kamu dan mengurus segala urusanmu dgn sebaik-baiknya dan setepat-tepatnya dan kamu berkewajiban taat kepadanya, mematuhi segala perintahnya dan berdiri tegak di belakang komandinya. Bersatu padulah kamu di bawah bendera raja Thalout dan bersiap-siaplah utk berjuang melawan musuh-musuhmu."

Bani Isra'il yg sedang berkumpul mengerumuni somu'il mendengarkan pidato pelantikannya mengangkat Thalout sebagai raja, tercengang dan terkejut dan dgn mulut ternganga mereka melihat satu kpd yg lain, berpindahan pandangan mereka dari wajah Somu'il ke wajah thalout yg menandakan kehairanan dan ketidak-puasan dgn pengangkatan itu. Selintas pun tidak terfikir oleh mereka bhw seorg seperti Thalout yg papa dan miskin dan tidak dikenal org ialah yg akan dipilih oleh Somu'il soal pemilihan dan pengangkatan seorg raja bagi mereka.

Berkata mereka kpd Somu'il: "Bagaimana seorg seperti Thalout ini akan dapat memimpin kami sebagai raja padahal ia seorg yg miskin yg tidak dikenal org dan pergaulan sehari-harinya hanya terbatas didesanya. selain ituia bukannya dari keturunan "Lawi" yg menurunkan para nabi Bani Israil, juga bukan dari keturunan "Yahuda" yg menurunkan raja-raja Bani Isra'il sejak dahulu kala. Ia pun tidak memiliki pengalaman dan kecekapan yg diperlukan oleh seorg raja utk mengurus serta mempertahankan kerajaannya. Mengapa tidak dipilih sahaja seorg drp mereka yg berada di kota yg pandai-pandai, berpengalaman dan berkeadaan cukup?"

berkata Somu'il menanggapi keberatan-2 yg dikemukakan oleh kaumnya: "Pengurusan kerajaan dan pemimpin perang tidak memerlukan kebangsawanan atau kekayaan. Ia memerlukan kecekapan, kebijaksanaan, kecerdasan berfikir dan kecekatan bertindak. sifat-2 itu terdapat dalam dir Thalout di samping ia memiliki tubuh yg kuat, perawakan tg tegap dan kekar serta paras muka yg tampan yg memberi kesan baik bagi org-org yg menghadapinya. Selain itu semuanya, ia adalah pilihan dan tunjukan Allah Yang Maha Mengetahui dan Maha Mengenal hamba-hamba-Nya. Maka tidak patutlah kami memilih org lain setelah Allah menjatuhkan pilihan-Nya."

"Baiklah", kata mereka, "Jika yg demikian itu pilihan dan kehendak Allah, maka kami tidak dapat berbuat lain selain meneriam kenyataan ini. Akan tetapi utk menghilangkan keragu-raguan kami tentang diri Thalout, berilah kepada kami suatu tanda yg dapat menyakinkan kami bhw Thalout benar-benar pilihan Allah."
Somu'il menjawab: "Sesungguhnya Allah telah mengetahui watak dan tabiat kamu yg kaku dan keras kepala. Imanmu tidak berada di dlm hati tetapi di kelopak mata. Kamu tidak mempercayai sesuatu tanpa bukti yg dapat kamu rasa dgn pancaindera kamu. Maka sebagai bukti bhw Allah merestui pengangkatan Thalout menjadi raja kamu, ialah bahawa kamu akan menemukan kembali peti keramatmu "Tabout" yg telah hilang dan dirampas oleh bangsa Palestin. Kamu akan menemukan itu datang kepadamu dibawa oleh malaikat. Pergilah kamu keluar kota sekarang juga utk menerimanya."

Setelah ternyata bagi mereka kebenaran kata-kata Somu'il dgn ditemuinya kembali Tabout yg sudah tujuh bulan berada di tangan org-org Palestin itu, maka diterimalah pengangkatan Thalout sebagai raja mereka dgn memberikan bai'at kepadanya dan janji akan taat serta mematuhi segala nasihat dan perintahnya.

•    Raja Thalout
Tugas pertama yg dilakukan oleh thalout setelah dinobatkan sebagai raja ialah menyusun kekuatan dgn menghimpunkan para pemuda dan org-org yg masih kuat utk menjadi tentera yg akan mengahdapi bangsa Palestin yg terkenal kuat dan berani.
Ia menyusun bala tenteranya dari org-org yg masih kuat, tidak mempunyai tanggungan keluarga, tidak mempunyai ikatan-2 dagang usaha sehingga dapat membulatkan tekadnya utk berjuang dan memusatkan fikiran dan tenaga bagi mencapai kemenangan dna menghalaukan musuh dari negeri mereka dgn semangat yg teguh yg tidak tergoyahkan. Sebagai ujian utk mengetahui sampai sejauh mana rakyatnya atau barisan tenteranya yg disusun itu berdisiplin mengikuti komando dan perintahnya, Thalout berkata mereka: "Kamu dlm perjalananmu di bawah terik panasnya matahari akan melalui sebuah sungai. Maka barang siapa di antara kamu minum dari air sungai itu, ia bukan pengikutku yg setia yg dapat kupercayai kesungguhan hatinya dan kebulatan tekadnya. Sebaliknya barangsiapa di antara kamu yg hanya menciduk air sungai itu seciduk tangan utk sekadar membasahi kerongkongannya, maka ia ialah seorg pengikutku dan tentera yg benar-benar dapat kuandalkan keberaniannya dan kedisiplinannya."

Ternyata apa yg dikhuatirkan oleh Thalout telah terjadi dan menjadi kenyataan. Setiba barisan tentera Thalout di sungai yg dimaksudkan itu, hanya sebahagian kecil sahajalah dari mereka yg berdisiplin mengikuti petunjuk Thalout secara tepat. Sedang bahagian yg besar tidak dapat bersabar menahan dahaganya dan minumlah mereka dari air sungai itu sepuas-puas hatinya.
Walaupun telah terjadi pelanggaran disiplin oleh sebahagian besar dari anggota tenteranya, thalout tetap berkeras hati melanjutkan perjalanannya menuju ke medan perang dg pasukan yg tidak bersatu padu dan berdisiplin sebagaimana ia menduga dan mengharapkannya. Ia hanya bersandar dan mengandalkan kekuatan tenteranya kpd bahagian kecil yg sudah ternyata setia dan patuh kpd perintah dan petunjuknya. Sedang terhadap mereka yg sudah melanggar perintahnya dan minum dari air sungai itu, Thalout bersikap sabar, lunak dan bijaksana utk menghindari keretakan di dlm barisan tenteranya sebelum menghadapi musuh.

Tatkala mereka tiba di medan perang dan berhadapan dgn musuh, sebahagian drp pasukan Thalout ialah mereka yg telah melanggar disiplin dan minum dari air sungai, merasa kecil hati dan ketakutan melihat pasukan musuh yg terdiri dari org-org kuat dan besar-besar dgn peralatan yg lebih lengkap dan jumlah tentera yg lebih besar di bawah pimpinan seorg komandan bernama "Jalout".
Jalout, panglima komandan pasukan musuh terkenal seorg panglima yg berani, cekap dan terkenal tidak pernah kalah dlm peperangan. Tiap org yg berani bertarung dgn dia pasti jatuh terbunuh. Namanya telah menimbulkan rasa takut dan kecil hati pada bahagian besar dari pasukan Thalout. berkata mereka kepadanya: "Kami tidak berdaya dan tidak akan sanggup menghadapi dan melawan Jalout berserta tenteranya hari ini. Mereka lebih lengkap peralatannya dan lebih besar bilangannya daripada pasukan kami."

Akan tetapi kelompok yg setia yg merupakan golongan yg kecil dlm pasukan Thalout, tidak merasa takut dan gentar menghadapi Jalout dan bala tenteranya, walaupun mereka lebih besar dan lebih lengkap peralatannya krn mereka keluar ke medan perang mengikuti Thalout dgn tekad yg bulat hendak membebaskan negerinya dari para penyerbu dgn berbekal tawakkal dan iman kpd Allah. Sejak mereka melangkahkan kaki keluar dari rumah mereka sudah berniat bulat berjuang bermati-matian melawan musuh yg telah merampas rumah dan tanah mereka dan bersedia mati utk tugas suci itu. Berkata mereka kepada kawan-2nya kelompok pengecut itu: "Majulah terus utk bertempur melawan musuh. Kami tidak akan kalah krn bilangan yg sedikit atau kerana kelemahan fizikal. Kami akan menggondol kemenangan bila iman di dlm dada kami tidak tergoyahkan dan kepercayaan kami akan pertolongan Allah tidak menipis. Berapa banyak terjadi sudah, bhw kelompok yg kecil jumlahnya mengalahkan kelompok yg besar, bila Allah mengizinkannya dan memberikan pertolongan-Nya. Dan Allah selalu berada di sisi org-org yg beriman, sabar dan bertawakkal."

Dgn tidak menghiraukan kasak-kusuk dan bisikan kelompok pengecut yg ingin mundur dan melarikan diri dari kewajiban berperang, Raja Thalout terus maju memimpin pasukannya seraya bertawakkal kpd Allah memohon pertolongan dan perlindungan-Nya.
Setelah kedua pasukan merapat berhadapan satu dgn yg lain dan pertempuran dimulai, keluarlah dari tengah-2 barisan bangsa Palestin, panglima besarnya yg bernama Jalout berteriak dgn sekuat suaranya menentang pasukan Thalout mengajak bertarung seorg lawan seorg. Berulang-ulang ia berseru dgn suara yg lantang agar pihat Thalout mengeluarkan seorg yg akan melawan dia bertanding dan bertarung namun tidak seorg pun keluar adri tengah pasukan Bani Isra'il menghadapinya. Kata-kata ejekan dan hinaan dilontarkan oleh Jalout kpd pihak musuhnya, pasukan Bani Isra'il yg sedang dicekam oleh rasa takut dan bimbang menghadapi Jalout yg sudah termasyur sebagai jaguh yg tidak pernah terkalahkan itu.

Pada saat yg kritis dan tegang itu di mana rasa malu rendah diri memenuhi dada dan hati para pemimpin pasukan Bani Isra'il yg sedang memandang satu kpd yg lain, seray bertanya-tanya dlm hati masing-2 gerangan siapakah di antara mereka yg dapat maju membungkam ,ulut si Jalout yg berteriak-teriak itu dan melawannya, datanglah pada saat itu menghadap raja Thalout seorg lelaki remaja berparas tampan, bertubuh kekar dan tegak, sinar matanya memancarkan keberanian dan kecerdasan. Ia meminta izin dari sang raja utk keluar menyambut tentangan Jalout dan menandinginya.

Thalout merasa kagum akan keberanian pemuda yg telah menawarkan dirinya utk bertarung dgn Jalout, sementara org-org dari pasukannya sendiri yg sudah berpengalaman berperang tidak ada yg tergerak hatinya utk menyahut cabaran Jalout yg berteriak-teriak melontarkan ejekan dan hinaan. Thalout dgn cermat memperhatikan perawakan sang pemuda itu merasa berat dan ragu-ragu utk memberi izin kpdnya turun ke gelanggang melawan Jalout. Ia tidak membayangkan seorg dlm usia semuda itu, yg belum pernah turun ke medan perang dan tiak berpengalaman bertarung akan selamat dan keluar hidup dari pertarungan melawan Jalout. Ia benar-benar bukan tandingannya, kata hati Thalout, bahkan merupakan suatu dosa bila ia melepaskan pemuda itu bertarung dgn Jalout. Sayang bagi usianya yg masih muda itu bila ia akan menjadi korban dan makanan pedang Jalout yg tidak pernah memberi ampun kpd lawan-lawannya.

Sang pemuda dgn memperhatikan roman muka Thalout dapat menangkap isi hatinya bhw ia ragu-ragu dan bimbang utk melepaskannya bertarung dgn Jalout maka berkatalah ia kpdnya: "Janganlah engkau terpengaruh oleh usia mudaku dan keadaan fizikalku yg menjadikan engkau ragu-ragu dan khuatir melepaskan aku melawan Jalout krn yg menentukan dlmpertarungan bukanlah hanya kekuatan fizikal dan kebesaran badan akan tetapi yg lebih penting dari itu ialah keteguhan hati dan keuletan bertempur serta iman dan kepercayaan kpd Allah yg menentukan hidup matinya seseorg hamba-Nya. beberapa hari yg lalu aku telah berhasil menangkap seekor singa dan membunuhnya tatkal ia hendak menyergap dombaku dan sebelum itu terjadi pula aku menghadang seekor beruang yg ganas dan berhasil membunuhnya setelah bergulat mati-matian. Maka bukanlah usia atau kekuatan badan yg merupakan faktor yg menentukan dlm pertempuran tetapi keberanian dan keteguhan hati serta kelincahan dan kecepatan bergerak dgn disertai perhitungan yg tepat, itulah merupakan senjata yg lebih ampuh dlm setiap pertarungan."

Mendengar kata-kata yg penuh semangat yg keluar dari hati yg ikhlas dan jujur sedarlah Thalout bahawa pemuda itu berkemahuan keras ingin melawan Jalout. Ia percaya kepada dirinya sendiri bhw ia dapat mengalahkannya maka diberinyalah izin dan restu oleh Thalout utk melaksanakan kehendaknya dgn diiringi doa semuga Allah melindunginya dan mengurniainya dgn kemenangan yg diharap-harapkan oleh seluruh anggota pasukan. Kemudian ia diberinya pedang, topi baja dan zirah baju besi namun ia enggan mengenakan pakaian yg berat itu dan pedang pun ia menolak utk membawanya dgn alasan ia belum biasa menggunakan senjata itu. Ia hanya membawa sebuah tongkat beberapa batu kerikil dan sebuah bandul utk melemparkan batu-batu itu.

Berkatalah Thalout kpanya: "Bagaimana engkau dapat bertarung dgn hanya bersenjatakan tongkat, bandul dan batu-batu melawan Jalout yg bersenjatakan pedang, panah dan berpakaian lengkap?"
Pemuda itu menjawab: "Tuhan yg telah melindungiku dan taring singa dan kuku beruang akan melindungiku pula dari pedang dan panah Jalout yg durhaka itu." Lalu dgn berbekalkan senjata yg sgt sedrhana itu, keluarlah ia dari tengah-2 barisan Bani Isra'il menuju gelanggang di mana Jalout sedang menari-nari mengelu-elukan pedangnya seraya berteriak-teriak mengejek dan menyombangkan diri.

Tatkala Jalout melihat bhw yg masuk gelanggang hendak bertanding dgn dia adalah seorg pemuda remaja tidak bersenjatakan pedang atau panah dan tidak pula mengenakan topi baja dan zirah, dihinalah ia dan diejek dgn kata-kata: "Utk apakah tongkat yg engkau bawa itu."Utk mengejar anjingkah atau utk memukul anak-anak yg sebaya dgn engkau? Di mana pedangmu dan zirahmu? Rupa-rupanya engkau sudah bosan hidup dan ingin mati padahal engkau masih muda yg belum merasakan suka-dukanya kehidupan dan yg masih harus banyak belajar dari pengalaman. Majulah engkau ke sini akan aku habiskan nyawamudlm sekelip mata dan akan kujadikan dagingmu makanan yg lazat bagi binatang-2 di darat dan burung-2 di udara."

Sang pemuda menjawab: "Engkau boleh bangga dgn zirah dan topi bajamu, boleh merasa kuat dan ampuh dgn pedang dan panahmu yg tidak akan sanggup menyelamatkan nyawamu dan tanganku yg masih halus dan bersih ini. Aku datang ke sini dgn nama Allah Tuhan Bani Isra'il yg telah lama engkau hina, engkau jajah dan engkau tundukkan. Engkau sebentar lagi akan mengetahui pedang dan panahkah yg akan mengakhiri hayatku atau kehendak Allah dan kekuasaan-Nya yg akan meranggut nyawamu dan mengirimkan engkau ke neraka Jahannam?"

Melihat Jalout melangkah maju, maka sebelum ia sempat mendekatinya, sang pemuda segera mengeluarkan batu dari sakunya, melemparkannya dgn bandul tepat ke arah kepala Jalout yg seketika itu juga mengalirkan darah dgn derasnya hingga menutupi kedua matanya, lalu diikuti dgn lemparan batu kedua dan ketiga oleh sang pemuda hingga terjatuhlah Jalout tertiarap di atas lantai menghembuskan nafas terakhirnya.
Bergemuruhlah suara teriakan gembira dan sorak-sorai dari pihak pasukan Bani Isra'il menyambut kemenangan pemuda gagah perkasa itu atas Jalout jaguh dan kebanggaan bangsa Palestin. Dan dgn matinya Jalout hilanglah semangat tempur pasukan Palestin dan mundurlah mereka melarikan diri tunggang-langgang seraya dikejar dan diajar tanpa ampun oleh pasukan Thalout yg telah memperoleh kembali semangat juangnya dan harga diri serta kebanggaan nasionalnya.

Isi cerita di atas dikisahkan oleh Al-Quran dlm surah "Al-Baqarah" ayat 246 sehingga 251 yg bermaksud :~
"246~ Apakah kamu tidak memperhatikan pemuka-pemuka Bani Isra'il sesudah Nabi Musa, iaitu ketika mereka berkata kpd seorg Nabi mereka: "Angkatlah utk kami seorg raja supaya kami dapat berperang {di bawah pimpinannya} di jalan Allah." Nabi mereka berkata: "Mungkin sekali jika kamu nanti diwajibkan berperang, kamu tidak akan berperang`." Mereka menjawab : "Mengapa kami tidak mahu berperang di jalan Allah, padahal sesungguhnya kami telah diusir dari kampung halaman kami dan dari anak-anak kami?" Maka tatkala perang itu diwajibkan atas mereka, mereka pun berpaling, kecuali beberapa org saja di antara mereka. Dan Allah Maha Mengetahui akan org-org yg zalim. 247~ Nabi mereka mengatakan kpd mereka: "Sesungguhnya Allah mengangkat Thalout menjadi rajamu." Mereka menjawab: "Bagaimana Thalout memerintah kami padahal kami lebih berhak mengendalikan pemerintahan daripadanya, sedang dia pun tidak diberi kekayaan yg cukup banyak?" Nabi mereka berkata: "Sesungguhnya Allah telah memilihnya menjadi rajamu dan menganugerahinya ilmu yg luas dan tubuh yg perkasa." Allah memberi pemerintahan kpd siapa yg dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Luas pemberian-Nya lagi Maha Mengetahui. 248~ Dan Nabi mereka mengatakan kpd mereka: "Sesungguhnya tanda ia akan menjadi raja ialah kembalinya tabout kepadamu di dlmnya terdapat ketenangan dari Tuhanmu dan sisa dari peninggalan keluarga Musa dan keluarga Harun tabout itu dibawa oleh malaikat. Sesungguhnya pada yg demikian itu terdapat tanda bagimu jika kamu org yg beriman. 249~ Maka tatkala Thalout ke luar membawa tenteranya ia berkata: "Sesungguhnya Allah akan menguji kamu dgn satu sungai. Maka siapa di antara kamu meminum airnya, bukanlah ia pengikutku. Dan barangsiapa tidak merasakan airnya kecuali org yg hanya menciduk seciduk tangan, maka ia adalah pengikutku." Kemudian mereka meminumnnya terkecuali beberapa org di antara mereka. Maka tatkala Thalout dan org-org yg beriman bersama dia telah menyeberangi sungai itu, org-org yg telah minum berkata: "Tak ada kesanggupan kami pada hari ini utk melawan Jalout dan tenteranya." Org-org yg menyakini bhw mereka akan menemui jalan Allah berkata: "Berpa banyak terjadi golongan yg sedikit dapat mengalahkan golongan yg banyak dgn izin Allah dan Allah berserta org-org yg sabar. 250~ tatkala Jalout dan tenteranya telah nampak oleh mereka, mereka pun berdoa: "Ya Tuhan kami, tuangkanlah kesabaran atas diri kami dan kukuhkanlah pendirian kami dan tolonglah kami terhadap org-org kafir." 251~ Mereka {tentera Thalout} mengalahkan tentera Jalout dgn izin Allah dan {dlm peperangan itu} Daud membunuh Jalout, kemudian Allah memberikan kpdnya {Daud} pemerintahan dan hikmah {sesudah meninggalkan Thalout} serta Allah mengajarkan kpdnya apa yg dikehendaki-Nya." { Al-Baqarah : 246 ~ 251 }

•    Beberapa Catatan tambahan
*** Pemuda yg menurut cerita yg telah bertanding melawan dan mengalahkan Jalout dan berhasil membunuhnya adalah Nabi Daud, sebagaimana ditegaskan dalam ayat 251 surah "Al-baqarah".

*** Nabi Musa wafat pada usia 150 tahun di atas sebuah bukit bernama "Nabu", di mana ia diperintahkan oleh Allah untuk melihat tanah suci yang dijanjikan {Palestin} namun tidak sampai memasukinya.

*** Nabi Harun wafat sebelum Nabi Musa sehingga ia masih sempat dimakamkan oleh Nabi Musa di atas bukit "Hur" yang terletak di gurun Sinai.
© 2009 - LPK LABIT | Design: Choen | Pagenav: Abu Farhan Top