Daud bin Yisya adalah salah seorg dari tiga belas bersaudara turunan ketiga belas dari Nabi Ibrahim a.s. Ia tinggal bermukim di kota Baitlehem, kota kelahiran Nabi Isa a.s. bersama ayah dan tiga belas saudaranya.
Beberapa Kisah Kehidupan Nabi Daud A.S.
· Daud Dan Raja Thalout
Ketika raja Thalout raja Bani Isra'il mengerahkan org supaya memasuki tentera dan menyusun tentera rakyat utk berperang melawan bangsa Palestin, Daud bersama dua org kakaknya diperintahkan oleh ayahnya utk turut berjuang dan menggabungkan diri ke dlm barisan askar Thalout. Khusus kpd Daud sebagai anak yg termuda di antara tiga bersaudara, ayahnya berpesan agar ia berada di barisan belakang dan tidak boleh turut bertempur. Ia ditugaskan hanya utk melayani kedua kakaknya yg harus berada dibarisan depan, membawakan makanan dan minuman serta keperluan-2 lainnya bagi mereka, di samping ia harus dari waktu ke waktu memberi lapuran kpd ayahnya tentang jalannya pertempuran dan keadaan kedua kakaknya di dlm medan perang. Ia sesekali tidak diizinkan maju ke garis depan dan turut bertempur, mengingatkan usianya yg masih muda dan belum ada pengalaman berperang sejak ia dilahirkan.
Akan tetapi ketika pasukan Thalout dari Bani Isra'il berhadapan muka dengan pasukan Jalout dari bangsa Palestin, Daud lupa akan pesan ayahnya tatkala mendengar suara Jalout yg nyaring dgn penuh kesombongan menentang mengajak berperang, sementara jaguh-jaguh perang Bani Isra'il berdiam diri sehinggapi rasa takut dan kecil hati. Ia secara spontan menawarkan diri utk maju menghadapi Jalout dan terjadilah pertempuran antara mereka berdua yg berakhir dgn terbunuhnya Jalout sebagaimana telah diceritakan dalam kisah sebelum ini.
Sebagai imbalan bagi jasa Daud mengalahkan Jalout maka dijadikan menantu oleh Thalout dan dikahwinkannya dgn puterinya yg bernama Mikyal, sesuai dgn janji yg telah diumumkan kpd pasukannya bhw puterinya akan dikahwinkan dgn org yg dapat bertempur melawan Jalout dan mengalahkannya.
Di samping ia dipungut sebagai menantu, Daud diangkat pula oleh raja Thalout sebagai penasihatnya dan org kepercayaannya. Ia disayang, disanjung dan dihormati serta disegani bukan sahaja oleh mertuanya bahkan oleh seluruh rakyat Bani Isra'il yg melihatnya sebagai pahlawan bangsa yg telah berhasil mengangkat keturunan serta darjat Bani Isra'il di mata bangsa-2 sekelilingnya.
Suasana keakraban, saling sayang dan saling cinta yg meliputi hubungan sang menantu Daud dgn sang mertua Thalout tidak dapat bertahan lama. Pada akhir waktunya Daud merasa bhw ada perubahan dlm sikap mertuanya terhadap dirinya. Muka manis yg biasa ia dapat dari mertuanya berbalik menjadi muram dan kaku, kata-katanya yg biasa didengar lemah-lembut berubah menjadi kata-kata yg kasar dan keras. Bertanya ia kepada diri sendiri gerangan apakah kiranya yg menyebabkan perubahan sikap yg mendadak itu? Adakah hal-hal yg dilakukan yg dianggap oleh mertuanya kurang layak, sehingga menjadikan ia marah dan benci kepadanya? Ataukah mungkin hati mertuanya termakan oleh hasutan dan fitnahan org yg sengaja ingin merosakkan suasana harmoni dan damai di dlm rumah tangganya? Bukankah ia seorg menantu yg setia dan taat kpd mertuanta yg telah memenuhi tugasnya dlm perang sebaik yg oa harapkan? dan bukankah ia selalu tetap bersedia mengorbankan jiwa raganya utk membela dan mempertahankan kekekalan kerajaan mertuanya?
Daud tidak mendapat jawapan yg memuaskan atas pertanyaan-2 yg melintasi fikirannya itu. IA kemudian kembali kpd dirinya sendiri dan berkata dlm hatinya mungkin apa yg ia lihat sebagai perubahan sikap dan perlakuan dari mertuannya itu hanya suatu dugaan dan prasangka belaka dari pihaknya dan kalau pun memang ada maka mungkin disebabkan oleh urusan-2 dan masalah-2 peribadi dari mertua yg tidak ada sangkut-pautnya dgn dirinya sebagai menantu. demikianlah dia mencuba menenangkan hati dan fikirannya yg masygul yg berfikir selanjutnya tidak akan mempedulikan dan mengambil kisah tentang sikap dan tindak-tanduk mertuanya lebih jauh.
Pada suatu malam gelap yg sunyi senyap, ketika ia berada di tempat tidur bersam isterinya Mikyal. Daud berkata kpd isterinya: "Wahai Mikyal, entah benarkah aku atau salah dlm tanggapanku dan apakah khayal dan dugaan hatiku belaka atau sesuatu kenyataan apa yg aku lihat dalam sikap ayahmu terhadap diriku? Aku melihat akhir-2 ini ada perubahan sikap dari ayahmu terhadap diriku. Ia selalu menghadapi aku dgn muka muram dan kaku tidak seperti biasanya. Kata-katanya kepadaku tidak selamah lembut seperti dulu. Dari pancaran pandangannya kpdku aku melihat tanda-2 antipati dan benci kpdku. Ia selalu menggelakkan diri dari duduk bersama aku bercakap-cakap dan berbincang-bincang sebagaimana dahulu ia lakukan bila ia melihatku berada di sekitarnya."
Mikyal menjawab seraya menghela nafas panjang dan mengusap air mata yg terjatuh di atas pipinya: "Wahai Daud aku tidak akan menyembunyikan sesuatu daripadamu dan sesekali tidak akan merahsiakan hal-hal yg sepatutnya engkau ketahui. Sesungguhnya sejak ayahku melihat bahawa keturunanmu makin naik di mata rakyat dan namamu menjadi buah mulut yg disanjung-sanjung sebagai pahlawan dan penyelamat bangsa, ia merasa iri hati dan khuatir bila pengaruhmu di kalangan rakyat makin meluas dan kecintaan mereka kpdmu makin bertambah, hal itu akan dapat melemahkan kekuasaannya dan bahkan mungkin mengganggu kewibawaan kerajaannya. Ayahku walau ia seorg mukmin berilmu dan bukan dari keturunan raja menikmati kehidupan yg mewah, menduduki yg empuk dan merasakan manisnya berkuasa. Org mengiakan kata-katanya, melaksanakan segala perintahnya dan membungkukkan diri jika menghadapinya. Ia khuatir akan kehilangan itu semua dan kembali ke tanah ladangnya dan usaha ternaknya di desa. Kerananya ia tidak menyukai org menonjol yg dihormati dan disegani rakyat apalagi dipuja-puja dan dianggapnya pahlawan bangsa seperti engkau. Ia khuatir bahawa engkau kadang-2 dapat merenggut kedudukan dan mahkotanya dan menjadikan dia terpaksa kembali ke cara hidupnya yg lama sebagaimana tiap raja meragukan kesetiaan tiap org dan berpurba sangka terhadap tindakan-2 org-2nya bila ia belum mengerti apa yg dituju dgn tindakan-2 itu."
"Wahai Daud", Mikyal meneruskan ceritanya, "Aku mendapat tahu bahawa ayahku sedang memikirkan suatu rencana utk menyingkirkan engkau dan mengikis habis pengaruhmu di kalangan rakyat dan walaupun aku masih merayukan kebenaran berita itu, aku rasa tidak ada salahnya jika engkau dari sekarang berlaku waspada dan hati-hati terhadap kemungkinan terjadi hal-hal yg malang bagi dirimu."
Daud merasa hairan kata-kata isterinya itu lalu ia bertanya kpd dirinya sendiri dan kepada isterinya: "Mengapa terjadi hal yg sedemikian itu? Mengapa kesetiaku diragukan oleh ayah mu, padahal aku dgn jujur dan ikhlas hati berjuang di bawah benderanya, menegakkan kebenaran dan memerangi kebathilan serta mengusir musuh ayahmu, Thalout telah kemasukan godaan Iblis yg telah menghilangkan akal sihatnya serta mengaburkan jalan fikirannya?" Kemudian tertidurlah Daud selesai mengucapkan kata-kata itu.
Pada esok harinya Daud terbangun oelh suara seorg pesurh Raja yg menyampaikan panggilan dan perintah kpdnya utk segera datang menghadap.
Berkata sang raja kpd Daud yg berdiri tegak di hadapannya: "Hai Daud fikiranku kebelakang ini sgt terganggu oleh sebuah berita yg menrungsingkan. Aku mendengar bhw bangsa Kan'aan sedang menyusun kekuatannya dan mengerahkan rakyatnya utk datang menyerang dan menyerbu daerah kita. Engkaulah harapan ku satu-satunya, hai Daud yg akan dapat menanganu urusan ini maka ambillah pedangmu dan siapkanlah peralatan perangmu pilihlah org-org yg engkau percayai di antara tenteramu dan pergilah serbu mereka di rumahnya sebelum sebelum mereka sempat datang kemari. Janganlah engkau kembali dari medan perang kecuali dgn membawa bendera kemenangan atau dgn jenazahmu dibawa di atas bahu org-orgmu."
Thalout hendak mencapi dua tujuan sekaligus dgn siasatnya ini, ia handak menghancurkan musuh yg selalu mengancam negerinya dan bersamaan dgn itu mengusirkan Daud dari atas buminya krn hampir dapat memastikan kpd dirinya bhw Daud tidak akan kembali selamat dan pulang hidup dari medan perang kali ini.
Siasat yg mengandungi niat jahat dan tipu daya Thalout itu bukan tidak diketahui oleh Daud. Ia merasa ada udang disebalik batu dlm perintah Thalout itu kpdnya, namun ia sebagai rakyat yg setia dan anggota tentera yg berdisiplin ia menerima dan melaksanakan perintah itu dgn sebaik-baiknya tanpa mempedulikan atau memperhitungkan akibat yg akan menimpa dirinya.
Dgn bertawakkal kpd Allah berpasrah diri kpd takdir-Nya dan berbekal iman dan talwa di dlm hatinya berangkatlah Daud berserta pasukannya menuju daerah bangsa Kan'aan. Ia tidak luput dari lindungan Allah yg memang telah menyuratkan dlm takdir-Nya mengutuskan Daud sebagai Nabi dan Rasul. Maka kembalilah Daud ke kampung halamannya berserta pasukannya dgn membawa kemenangan gilang-gemilang.
Kedatangan Daud kembali dgn membawa kemenangan diterima oleh Thalout dgn senyum dan tanda gembira yg dipaksakan oleh dirinya. Ia berpura-pura menyambut Daud dgn penghormatan yg besar dan puji-pujian yg berlebih-lebihan namun dalam dadanya makin menyala-nyala api dendam dan kebenciannya, apalagi disedarinya bhw dgn berhasilnya Daud menggondol kemenangan, pengaruhnya di mata rakyat makin naik dan makin dicintainyalah ia oleh Bani Isra'il sehingga di mana saja org berkumpul tidak lain yg dipercakapkan hanyalah tentang diri Daud, keberaniannya, kecekapannya memimpin pasukan dan kemahirannya menyusun strategi dgn sifat-sifat mana ia dapat mengalahkan bangsa Kan'aan dan membawa kembali ke rumah kemenangan yg menjadi kebanggaan seluruh bangsa.
Gagallah siasat Thalout menyingkirkan Daud dgn meminjam tangan org-org Kan'aan. Ia kecewa tidak melihat jenazah Daud diusung oleh org-org nya yg kembali dari medan perang sebagaimana yg ia harapkan dan ramalkan, tetapi ia melihat Daud dlm keadaan segar-bugar gagah perkasa berada di hadapan pasukannya menerima alu-aluan rakyat dan sorak-sorainya tanda cinta kasih sayang mereka kepadanya sebagai pahlawan bangsa yg tidak terkalahkan.
Thalout yg dibayang rasa takut akan kehilangan kekuasaan melihat makin meluasnya pengaruh Daud, terutama sejak kembalinya dari perang dgn bangsa Kan'aan, berfikir jalan satu-satunya yg akan menyelamatkan dia dari ancaman Daud ialah membunuhnya secara langsung. Lalu diaturlah rencana pembunuhannya sedemikian cermatnya sehingga tidak akan menyeret namanya terbawa-bawa ke dlmnya. Mikyal, isteri Daud yg dapat mencium rancangan jahat ayahnya itu, segera memberitahu kpd suaminya, agar ia segera menjauhkan diri dan meninggalkan kota secepat mungkin sebelum rancangan jahat itu sempat dilaksanakan . Maka keluarlah Daud memenuhi anjuran isterinya yg setia itu meninggalkan kota diwaktu malam gelap dgn tiada membawa bekal kecuali iman di dada dan kepercayaan yg teguh yg akan inayahnya Allah dan rahmat-Nya.
Setelah berita menghilangnya Daud dari istana Raja diketahui oleh umum, berbondong-bondonglah menyusul saudara-2nya, murid-2nya dari para pengikutnya mencari jejaknya utk menyampaukan kpdnya rasa setiakawan mereka serta menawarkan bantuan dan pertolongan yg mungkin diperlukannya.
Mereka menemui Daud sudah agak jauh dari kota, ia lagi istirahat seraya merenungkan nasib yg ia alami sebgai akibat dari perbuatan seorg hamba Allah yg tidak mengenal budi baik sesamanya dan yg selalu memperturutkan hawa nafsunya sekadar utk mempertahankan kekuasaan duniawinya. Hamba Allah itu tidak sedar, fikir Daud bhw kenikmatan dan kekuasaan duniawi yg ia miliki adalah pemberian Allah yg sewaktu-waktu dapat dicabut-Nya kembali daripadanya.
· Daud Dinobatkan Sebagai Raja
Raja Thalout makin lama makin berkurang pengaruhnya dan merosot kewibawaannya sejak ia ditingglkan oleh Daud dan diketahui oleh rakyat rancangan jahatnya terhadap org yg telah berjasa membawa kemenangan demi kemenangan bagi negara dan bangsanya. Dan sejauh perhargaan rakyat terhadap Thalout merosot, sejauh itu pula cinta kasih mereka kepada Daud makin meningkat, sehingga banyak diantara mereka yg lari mengikuti Daud dan menggabungkan diri ke dlm barisannya, hal mana menjaadikan Thalout kehilangan akal dan tidak dapat menguasai dirinya. IA lalu menjalankan siasat tangan besi, menghunus pedang dan membunuh siapa saja yg ia ragukan kesetiaannya, tidak terkecuali di antara korban-2nya terdapat para ulama dan para pemuka rakyat.
Thalout yg mengetahui bahawa Daud yg merupakan satu-satunya saingan baginya masih hidup yg mungkin sekali akan menuntut balas atas pengkhianatan dan rancangan jahatnya, merasakan tidak dapat tidur nyenyak dan hidup tebteram di istananya sebelum ia melihatnya mati terbunuh. Kerananya ia mengambil keputusan utk mengejar Daud di mana pun ia berada, dgn sisa pasukan tenteranya yg sudah goyah disiplinnya dan kesetiaannya kpd Istana. Ia fikir harus cepat-2 membinasakan Daud dan para pengikutnya sebelum mereka menjadi kuat dan bertambah banyak pengikutnya.
Daud bersert para pengikutnya pergi bersembunyi di sebuah tempat persembunyian tatkala mendengar bhw Thalout dgn askarnya sedang mengejarnya dan sedang berada Tidak jauh dari tempat persembunyiannya. Ia menyuruh beberapa org drp para pengikutnya utk melihat dan mengamat-amati kedudukan Thalout yg sudah berada dekat dari tempat mereka bersembunyi. Mereka kembali memberitahukan kepada Daud bahawa Thalout dan askarnya sudah berada di sebuah lembah dekat dgn tempat mereka dan sedang tertidur semuanya dgn nyenyak. Mereka berseru kpd Daud jangan menyia-nyiakan kesempatan yg baik ini utk memberi pukulan yg memastikan kepada Thalout dan askarnya. Anjuran mereka ditolak oleh Daud dan ia buat sementara merasa cukup sebagai peringatan pertama bagi Thalout menggunting saja sudut bajunya selagi ia nyenyak dlm tidurnya.
Setelah Thalout terbangun dari tidurnya, dihampirilah ia oleh Daud yg seraya menunjukkan potongan yg digunting dari sudut bajunya berkatalah ia kepadanya: "Lihatlah pakaian bajumu yg telah aku gunting sewaktu engkau tidur nyenyak. Sekiranya aku mahu nescaya aku dgn mudah telah membunuhmu dan menceraikan kepalamu dari tubuhmu, namun aku masih ingin memberi kesempatan kpdmu utk bertaubat dan ingat kpd Tuhan serta membersihkan hati dan fikiranmu dari sifat-sifat dengki, hasut dan buruk sangka yg engkau jadikan dalih utk membunuh org sesuka hatimu."
Thalout tidak dapat menyembunyikan rasa terkejutnya bercampur malu yg nampak jelas pada wajahnya yg pucat. Ia berkata menjawab Daud: "Sungguh engkau adalah lebih adil dan lebih baik hati daripadaku. Engkau benar-benar telah menunjukkan jiwa besar dan perangai yg luhur. Aku harus mengakui hal itu."
Peringatan yg diberikan oleh Daud belum dapat menyedarkan Thalout. Hasratnya yg keras utk mempertahankan kedudukannya yg sudah lapuk itu menjadikan ia lupa peringatan yg ia terima dari Daud tatkala digunting sudut bajunya. Ia tetap melihat Daud sebagai musuh yg akan menghancurkan kerajaannya dan mengambil alih mahkotanya. Ia merasa belum aman selama masih hidup dikelilingi oleh para pengikutnya yg makin lama makin membesar bilangannya. Ia enggan menarik pengajaran dan peristiwa perguntingan bajunya dan mencuba sekali lagi membawa askarnya mengejar dan mencari Daud utk menangkapnya hidup atau mati.
Sampailah berita pengejaran Thalout ke telinga Daud buat kali keduanya, maka dikirimlah pengintai oleh Daud utk mengetahui dimana tempat askar Thalout berkhemah. Di ketemukan sekali lagi mereka sedang berada disebuah bukit tertidur dgn nyenyaknya krn payah kecapaian. Dgn melangkah beberapa anggota pasukan yg lagi tidur, sampailah Daud di tempat Thalout yg lagi mendengkur dlm tidurnya, diambilnyalah anak panah yg tertancap di sebelah kanan kepala Thalout berserta sebuah kendi air yg terletak disebelah kirinya. Kemudian dari atas bukit berserulah Daud sekeras suaranya kpd anggota pasukan Thalout agar mereka bangun ari tidurnya dan menjaga baik-baik keselamatan rajanya yg nyaris terbunuh krn kecuaian mereka. Ia mengundang salah seorg dari anggota pasukan utk datang mengambil kembali anak panah dan kendi air kepunyaan raja yg telah dicuri dari sisinya tanpa seorg pun dari mereka yg mengetahuinya.
Tindakan Daud itu yg dimaksudkan sebagai peringatan kali kedua kpd Thalout bhw pasukan pengawal yg besar yg mengelilinginya tidak akan dapat menyelamatkan nyawanya bila Allah menghendaki merenggutnya. Daud memberi dua kali peringatan kpd Thalout bukan dgn kata-kata tetapi dgn perbuatan yg nyata yg menjadikan ia merasa ngeri membayangkan kesudahan hayatnya andaikan Daud menuntut balas atas apa yg ia telah lakukan dan rancangkan utk pembunuhannya.
Jiwa bsar yg telah ditunjukkan oleh daud dalam kedua peristiwa itu telah sangat berkesan dalam lubuk hati Thalout.
Ia terbangun dari lamunannya dan sedar bahawa ia telah jauh tersesat dalam sikapnya terhadap Daud. Ia sedar bahawa nafsu angkara murka dan bisikan iblislah yg mendorongkan dia merancangkan pembunuhan atas diri Daud yg tidak berdosa, yg setia kpd kerajaannya, yg berkali-kali mempertaruhkan jiwanya utk kepentingan bangsa dan negerinya, tidak pernah berbuat kianat atau melalaikan tugas dan kewajibannya. Ia sedar bahawa ia telah berbuat dosa besar dgn pembunuhan yg telah dilakukan atas beberapa pemuka agama hanya kerana purba sangka yg tidak berdasar.
Thalout duduk seorg diri termenung membalik-balik lembaran sejarah hidupnya, sejak berada di desa bersama ayahnya, kemudian tanpa diduga dan disangka, berkat rahmat dan kurnia Allah diangkatlah ia menjadi raja Bani Isra'il dan bagaimana Tuhan telah mengutskan Daud utk mendampinginya dan menjadi pembantunya yg setia dan komandan pasukannya yg gagah perkasa yg sepatutnya atas jasa-jasanya itu ia mendapat penghargaan yg setinggi-tingginya dan bukan sebagaimana ia telah lakukan yg telah merancangkan pembunuhannya dan mengejar-gejarnya setelah ia melarikan diri dari istana. Dan walaupun ia telah mengkhianati Daud dgn rancangan jahatnya, Daud masih berkenan memberi ampun kpdnya dalam dua kesempatan di mana ia dgn mudah membunuhnya andaikan dia mahu.
Membayangkan peristiwa-2 itu semunya menjadi sesaklah dada Thalout menyesalkan diri yg telah terjerumus oleh hawa nafsu dan godaan Iblis sehingga ia menyia-nyiakan kurnia dan rahmat Allah dgn tindakan-tindakan yg bahkan membawa dosa dan murka Allah. Maka utk menebuskan dosa-dosanya dan bertaubat kpd Allah, Thalout akhirnya mengambil keputusan keluar dari kota melepaskan mahkotanya dan meninggalkan istananya berserta segala kebesaran dan kemegahannya lalu pergilah ia berkelana dan mengembara di atas bumi Allah sampai tiba saatnya ia mendapat panggilan meninggalkan dunia yg fana ini menuju alam yg baka.
Syahdan, setelah istana kerajaan Bani Isra'il ditinggalkan oleh Thalout yg pergi tanpa meninggalkan bekas, beramai-ramailah rakyat mengangkat dan menobatkan Daud sebagai raja yg berkuasa.
· Nabi Daud mendapat Godaan
Daud dapat menangani urusan pemerintahan dan kerajaan, mengadakan peraturan dan menentukan bagi dirinya hari-hari khusus utk melakukan ibadah dan bermunajat kpd Allah, hari-hari utk peradilan, hari-hari utk berdakwah dan memberi penerangan kpd rakyat dan hari-hari menyelesaikan urusan-urusan peribadinya.
Pada hari-hari yg ditentukan utk beribadah dan menguruskan urusan-2 peribada, ia tidak diperkenankan seorg pun menemuinya dan mengganggu dlm khalawatnya, sedang pada hari-hari yg ditentukan utk peradilan maka ia menyiapkan diri utk menerima segala lapuran dan keluhan yg dikemukan oleh rakyatnya serta menyelesaikan segala pertikaian dan perkelahian yg terjadi diantara sesama mereka. Peraturan itu diikuti secara teliti dan diterapkan secara ketat oleh para pengawal dan petugas keamanan istana.
Pada suatu hari di mana ia harus menutup diri utk beribadah dan berkhalwat datanglah dua org lelaki meminta izin dari para pengawal utk masuk bagi menemui raja. Izin tidak diberikan oleh para pengawal sesuai dgn ketentuan yg berlaku, namun lelaki itu memaksa kehendaknya dan melalui pagar yg dipanjat sampailah mereka ke dlm istana dan bertemu muka dgn Daud.
Daud yg sedang melakukan ibadahnya terperanjat melihat kedua lelaki itu sudah berada di depannya, padahal ia yakin para penjaga pintu istana tidak akan dapat melepaskan siapa pun masuk istana menemuinya. Berkatalah kedua tamu yg tidak diundang itu ketika melihat wajah Daud menjadi pucat tanda takut dan terkejut: "Janganlah terkejut dan janganlah takut. Kami berdua datang kemari utk meminta keputusan yg adil dan benar mengenai perkara sengketa yg terjadi antara kami berdua."
Nabi Daud tidak dapat berbuat selain daripada menerima mereka yg sudah berada didepannya, kendatipun tidak melalui prosedur dan protokol yg sepatutnya. Berkatalah ia kepada mereka setelah pulih kembali ketenangannya dan hilang rasa paniknya: "Cubalah bentangkan kepadaku persoalanmu dalam keadaan yg sebenarnya." Berkata seorh daripada kedua lelaki itu: "Saudaraku ini memilki sembilan puluh sembilan ekor domba betina dan aku hanya memilki seekor sahaja. Ia menuntut dan mendesakkan kepadaku agar aku serahkan kepadanya dombaku yg seekor itu bagi melengkapi perternakannya menjadi genap seratus ekor. Ia membawa macam-macam alasan dan berbagai dalil yg sangat sukar bagiku utk menolaknya, mengingatkan bahawa ia memang lebih cekap berdebat dan lebih pandai bertikam lidah daripadaku."
Nabi Daud berpaling muka kepada lelaki yg lain yg sedang seraya bertanya: "Benarkah apa yg telah diuraikan oleh saudara kamu ini?" "Benar" ,jawab lelaki itu.
"Jika memang demikian halnya", kata Daud, dgn marah "maka engkau telah berbuat zalim kpd saudaramu ini dan memperkosakan hak miliknya dgn tuntutanmu itu. Aku tidak akan membiarkan engkau melanjutkan tindakanmu yg zalim itu atau engkau akan menghadapi hukuman pukulan pada wajah dan hidungmu. Dan memang banyak di antara org-org yg berserikat itu yg berbuat zalim satu terhadap yg lain kecuali mereka yg benar beriman dan beramal soleh."
"Wahai Daud", berkata lelaki itu menjawab, "sebenarnya engkaulah yg sepatut menerima hukuman yg engkau ancamkan kepadaku itu. Bukankah engkau sudah mempunyai sembilan puluh sembilan perempuan mengapa engkau masih menyunting lagi seorg gadis yg sudah lama bertunang dgn seorg pemuda anggota tenteramu sendiri yg setia dan bakti dan sudah lama mereka berdua saling cinta dan mengikat janji."
Nabi Daud tercengang mendengar jawapan lelaki yg berani, tegas dan pedas itu dan sekali lagi ia memikirkan ke mana sasaran dan tujuan kata-kata itu, sekonyong-konyong lenyaplah menghilang dari pandangannya kedua susuk tubuh kedua lelaki itu. Nabi Daud berdiam diri tidak mengubah sikap duduknya dan seraya termenung sedarlah ia bahawa kedua lelaki itu adalah malaikat yg diutuskan oleh Allah utk memberi peringatan dan teguran kepadanya. Ia seraya bersujud memohon ampun dan maghfirah dari Tuhan atas segala tindakan dan perbuatan yg tidak diredhai oleh-Nya. Allah menyatakan menerima taubat Daud, mengampuni dosanya serta mengangkatnya ke tingkat para nabi dan rasul-Nya.
Adapun gadis yg dimaksudkan dlm percakapan Daud dgn kedua malaikat yg menyerupai sebagai manusia itu ialah "Sabigh binti Sya'igh seorg gadis yg berparas elok dan cantik, sedang calon suaminya adalah "Uria bin Hannan" seorg pemuda jejaka yg sudah lama menaruh cinta dan mengikat janji dgn gadis tersebut bhw sekembalinya dari medan perang mereka berdua akan melangsungkan perkhawinan dan hidup sebagai suami isteri yg bahagia. Pemuda itu telah secara rasmi meminang Sabigh dari kedua org tuanya, yg dgn senang hati telah menerima baik uluran tangan pemuda itu.
Akan tetapi apa yg hendak dikatakan sewaktu Uria bin Hannan berada di negeri org melaksanakan perintah Daud berjihad utk menegakkan kalimah Allah, terjadilah sesuatu yg menghancurkan rancangan syahdunya itu dn menjadilah cita-citanya utk beristerikan Sabigh gadis yg diidam-idamkan itu, seakan-akan impian atau fatamorgana belaka.
Pada suatu hari di mana Uria masih berada jauh di negeri org melaksanakan perintah Allah utk berjihad, tertangkaplah paras Sabigh yg ayu itu oleh kedua belah mata Daud dan dari pandangan pertama itu timbullah rasa cinta di dlm hati Daud kpd sang gadis itu, yg secara sah adalah tunangan dari salah seorg anggota tenteranya yg setia dan cekap. Daud tidak perlu berfikir lama utk menyatakan rasa hatinya terhadap gadis yg cantik itu dan segera mendatangi kedua org tuanya meminang gadis tersebut.
Gerangan org tua siapakah yg akan berfikir akan menolak uluran tangan seorg seperti Daud utk menjadi anak menantunya. Bukankah merupakan suatu kemuliaan yg besar baginya utk menjadi ayah mertua dari Daud seorg pesuruh Allah dan raja Bani Isra'il itu. Dan walaupun Sabigh telah diminta oleh Uria namin Uria sudah lama meninggalkan tunangannya dan tidak dapat dipastikan bhw ia akan cepat kembali atau berada dalam keadaan hidup. Tidak bijaksanalah fikir kedua org tua Sabigh utk menolak uluran tangan Daud hanya semata-mata krn menantikan kedatangan Uria kembali dari medan perang. Maka diterimalah permintaan Daud dan kepadanya diserahkanlah Sabigh utk menjadi isterinya yg sah.
Demikianlah kisah perkhawinan Daud dan Sabigh yg menurut para ahli tafsir menjadi sasaran kritik dan teguran Allah melalui kedua malaikat yg merupai sebagai dua lelaki yg datang kpd Nabi Daud memohon penyelesaian tentang sengketa mereka perihal domba betina mereka.
· Hari Sabtunya Bani Isra'il
Di antara ajaran-2 Nabi Musa a.s. kpd Bani Isra'il ialah bahawa mereka mewajibkan utk mengkhususkan satu hari pada tiap minggu bagi melakukan ibadah kpd Allah mensucikan hati dan fikiran mereka dgn berzikir, bertahmid dan bersyukur atas segala kurnia dan nikmat Tuhan, bersolat dan melakukan perbuatan-2 yg baik serta amal-2 soleh. Diharamkan bagi mereka pada hari yg ditentukan itu utk berdagang dan melaksanakan hal-hal yg bersifat duniawi.
Pada mulanya hari Jumaatlah yg ditunjuk sebagai hari keramat dan hari ibadah itu, alan tetapi mereka meminta dari Nabi Musa agar hari ibadah itu dijatuhkan pada setiap hari Sabtu, mengingatkan bahwa pada hari itu Allah selesai menciptakan makhluk-Nya. Usul perubahan yg mereka ajukan itu diterima oleh Nabi Musa, maka sejak itu, hari Sabtu pada setiap minggu daijadikan hari mulia dan suci, di mana mereka tidak melakukan perdagangan dan mengusahakan urusan-2 duniawi. Mereka hanya tekun beribadah dan ebrbuat amal-amal kebajikan yg diperintahkan oleh agama. Demikianlah hari berganti hari, bulan berganti bulan dan tahun berganti tahun namun adat kebiasaan mensucikan hari Sabtu tetap dipertahankan turun temurun dan generasi demi generasi.
Pada masa Nabi Daud berkuasa di suatu desa bernama "Ailat" satu diantara beberapa desa yg terletak di tepi Laut Merah bermukim sekelompok kaum dari keturunan Bani Isra'il yg sumber percariannya adalah dari penangkapan ikan, perdagangan dan pertukangan yg dilakukannya setiap hari kecuali hari Sabtu.
Sebagai akibat dari perintah mensucikan hari Sabtu di mana tiada seorg malakukan urusan dagangan atau penangkapan ikan, maka pasar-pasar dan tempat-2 perniagaan di desa itu menjadi sunyi senyap pada tiap hari dan malam sabtu, sehingga ikan-2 di laut tampak terapung-apung di atas permukaan air, bebas berpesta ria mengelilingi dua buah batu besar berwarna putih terletak ditepi laut dekat desa Ailat.Ikan-ikan itu seolah-olah sudah terbiasa bhw pada tiap malam dan hari Sabtu terasa aman bermunculan di atas permukaan air tanpa mendapat gangguan dari para nelayan tetapi begitu matahari terbenam pada Sabtu senja menghilanglah ikan-ikan itu kembali ke perut dan dasar laut sesuai dgn naluri yg dimiliki oleh tiap binatang makhluk Allah.
Para nelayan desa Ailat yg pd hari-hari biasa tidak pernah melihat ikan begitu banyak terapung-apung di atas permukaan air, bahkan sukar mendapat menangkap ikan sebanyak yg diharapkan, menganggap adalah kesempatan yg baik dan menguntungkan sekali bila mereka melakukan penangkapan ikan pada tiap malam dan hari Sabtu. Fikiran itu tidak disia-siakan dan tanpa menghiraukan perintah agama dan adat kebiasaan yg sudah berlaku sejak Nabi Musa memerintahkannya, pergilah mereka ramai-ramai ke pantai menangkap ikan di malam dan hari yg terlarang itu, sehingga berhasillah mereka menangkap ikan sepuas hati mereka dan sebanyak yg mereka harapkan, Berbeza jauh dgn hasil mereka di hari-hari biasa.
Para penganut yg setia dan para mukmin yg soleh datang menegur para org fasiq yg telah berani melanggar kesucian hari Sabtu. Mereka diberi nasihat dan peringatan agar menghentikan perbuatan mungkar mereka dan kembali mentaati perintah agama serta menjauhkan diri dari semua larangannya, supay menghindari murka Allah yg dapat mencabut kurnia dan nikmat yg telah diberikan kepada mereka.
Nasihat dan peringatan para mukmin itu tidak dihiraukan oleh para nelayan yg membangkang itu bahkan mereka makin giat melakukan pelanggaran secara demonstratif krn sayang akan kehilangan keuntungan material yg besar yg mereka perolrh dan penangkapan ikan di hari-hari yg suci. Akhirnya pemuka-pemuka agama terpaksa mengasingkan mereka dari pergaulan dan melarangnya masuk ke dlm kota dgn menggunakan senjata kalau perlu.
Berkata para nelayan pembangkang itu memprotes: "sesungguhnya kota Ailat adalah kota dan tempat tinggal kami bersama kami mempunyai hak yg sama seperti kamu utk tinggal menetap di sini dan sesekali kamu tidak berhak melarang kami memasuki kota kami ini serta melarang kami menggali sumber-2 kekayaan yg terdapat di sini bagi kepentingan hidup kami. Kami tidak akan meninggalkan kota kami ini dan pergi pindah ke tempat lain. Dan jika engkau enggan bergaul dgn kami maka sebaiknya kota Ailat ini di bagi menjadi dua bahagian dipisah oleh sebuah tembok pemisah, sehingga masing-2 pihak bebas berbuat dan melaksanakan usahanya tanpa diganggu oleh mana-mana pihak lain."
Dgn adanya garis pemisah antara para nelayan pembangkang yg fasiq dan pemeluk-pemeluk agama yg taat bebaslah mereka melaksanakan usaha penangkapan ikan semahu hatinya secara besar-besaran pada tiap-tiap hari tanpa berkecuali.
Mereka membina saluran-2 air bagi mengalirkan air laut ke dekat rumah-2 mereka dgn mengadakan bendungan-2 yg mencegahkan kembalinya ikan-2 le laut bila matahari terbenam pada setiap petang Sabtu pada waktu mana biasanya ikan-2 yg terapung-apung itu meluncur kembali ke dasar laut.
Para nelayan yg makin manjadi kaya krn keuntungan besar yg meeka peroleh dari hasil penangkapan ikan yg bebas menjadi makin berani melakukan maksiat dan pelanggaran perintah-2 agama yg menjurus kepada kerosakkan akhlak dan moral mereka.
Sementara para pemuka agama yg melihat para nelayan itu makin berani melanggar perintah Allah dan melakukan kemungkaran dan kemaksiatan di daerah mereka sendiri masih rajin mendatangi mereka dari masa ke semasa memperingatkan mereka dan memberi nasihat , kalau-2 masih dapat ditarik ke jalan yg benar dan bertaubat dari perbuatan maksiat mereka. Akan tetapi kekayaan yg mereka peroleh dari hasil penangkapan yg berganda menjadikan mata mereka buta utk melihta cahaya kebenaran, telinga mereka pekak utk mendengar nasihat-2 para pemuka agama dan lubuk hati mereka tersumbat oleh nafsu kemaksiatan dan kefasiqan, sehingga menjadikan sebahagian dari pemuka dan penganjur agaam itu berputus asa dan berkata kpd sebahagian yg masih menaruh harapan: "Mengapa kamu masih menasihati org-org yg akan dibinasakan oleh Allah dan akan ditimpahi hati org-org yg akan dibinasakan oleh Allah dan akan ditimpahi azab yg sangat keras."
Demikianlah pula Nabi Daud setelah melihat bahawa segala nasihat dan peringatan kpd kaumnya hanya dianggap sebagai angin lalu atau seakan suara di padang pasir belaka dan melihat tiada harapan lagi bhw mereka akan sedar dan insaf kembali maka berdoalah beliau memohon kpd Allah agar menggajar mereka dgn seksaan dan azab yg setimpal.
doa Nabi Daud dikabulkan oleh Allah dan terjadilah suatu gempa bumi yg dahsyat yg membinasakan org-org yg telah membangkang dan berlaku zalim terhadap diri mereka sendiri dgn mengabaikan perintah Allah dan perintah para hamba-Nya yg soleh. Sementara mereka yg mukmin dan soleh mendapat perlindungan Allah dan terhindarlah dari malapetaka yg melanda itu.
· Beberapa Kurniaan Allah Kpd Nabi Daud
· Allah mengutusnya sebagai nabi dan rasul mengurniainya nikmah, kesempurnaan ilmu, ketelitian amal perbuatan serta kebijaksanaan dalam menyelesaikan perselisihan.
· Kepadanya diturunkan kitab "Zabur", kitab suci yg menghimpunkan qasidah-2 da sajak-2 serta lagu-2 yg mengandungi tasbih dan pujian-pujian kpd Allah, kisah umat-2 yg dahulu dan berita nabi-nabi yg akan datang, di antaranya berita tentang datangnya Nabi Muhammad s.a.w.
· Allah menundukkan gunung-2 dan memerintahkannya bertasbih mengikuti tasbih Nabi Daud tiap pagi dan senja.
· Burung-2 pun turut bertasbih mengikuti tasbih Nabi Daud berulang-ulang.
· Nabi Daud diberi peringatan tentang maksud suara atau bahasa burung-2.
· Allah telah memberinya kekuatan melunakkan besi, sehingga ia dapat membuat baju-baju dan lingkaran-2 besi dgn tangannya tanpa pertolongan api.
· Nabi Daud telah diberikannya kesempatan menjadi raja memimpin kerajaan yg kuat yg tidak dapat dikalahkan oleh musuh, bahkan sebaliknya ia selalu memperolehi kemenangan di atas semua musuhnya.
· Nabi Daud dikurniakan suara yg merdu oleh Allah yg enak didengar sehingga kini ia menjadi kiasan bila seseorg bersuara merdu dikatakan bahawa ia memperolehi suara Nabi Daud.
Kisah Nabi Daud dan kisah Sabtunya Bani Isra'il terdapat dlm Al-Quran surah "Saba'" ayat 11, surah "An-Nisa'" ayat 163, surah "Al-Isra'" ayat 55, surah "Shaad" ayat 17 sehingga ayat 26 dan surah "Al-'Aaraaf" ayat 163 sehingga ayat 165.
· Beberapa Ibrah Dari Kisah Nabi Daud A.S
· Allah telah memberikan contoh bhw seseorg yg bagaimana pun besar dan perkasanya yg hanya menyandarkan diri kpd kekuatan jasmaninya dapat dikalahkan oleh org yg lebih lemah dgn hanya sesuatu benda yg tidak bererti sebagaimana Daud yg muda usia dan lemah fizikal mengalahkan Jalout yg perkasa itu dgn bersenjatakan batu sahaja.
· Seorg yg lemah dan miskin tidak patut berputus asa mencari hasil dan memperoleh kejayaan dalam usaha dan perjuangannya selama ia bersandarkan kepada takwa dan iman kepada Allah yg akan melindunginya.
· Kemenangan Daud atas Jalout tidak menjadikan dia berlaku sombong dan takabbur, bahkan sebaliknya ia bersikap rendah hati dan lemah-lembut terhadap kawan mahupun lawan
Beberapa Kisah Kehidupan Nabi Daud A.S.
· Daud Dan Raja Thalout
Ketika raja Thalout raja Bani Isra'il mengerahkan org supaya memasuki tentera dan menyusun tentera rakyat utk berperang melawan bangsa Palestin, Daud bersama dua org kakaknya diperintahkan oleh ayahnya utk turut berjuang dan menggabungkan diri ke dlm barisan askar Thalout. Khusus kpd Daud sebagai anak yg termuda di antara tiga bersaudara, ayahnya berpesan agar ia berada di barisan belakang dan tidak boleh turut bertempur. Ia ditugaskan hanya utk melayani kedua kakaknya yg harus berada dibarisan depan, membawakan makanan dan minuman serta keperluan-2 lainnya bagi mereka, di samping ia harus dari waktu ke waktu memberi lapuran kpd ayahnya tentang jalannya pertempuran dan keadaan kedua kakaknya di dlm medan perang. Ia sesekali tidak diizinkan maju ke garis depan dan turut bertempur, mengingatkan usianya yg masih muda dan belum ada pengalaman berperang sejak ia dilahirkan.
Akan tetapi ketika pasukan Thalout dari Bani Isra'il berhadapan muka dengan pasukan Jalout dari bangsa Palestin, Daud lupa akan pesan ayahnya tatkala mendengar suara Jalout yg nyaring dgn penuh kesombongan menentang mengajak berperang, sementara jaguh-jaguh perang Bani Isra'il berdiam diri sehinggapi rasa takut dan kecil hati. Ia secara spontan menawarkan diri utk maju menghadapi Jalout dan terjadilah pertempuran antara mereka berdua yg berakhir dgn terbunuhnya Jalout sebagaimana telah diceritakan dalam kisah sebelum ini.
Sebagai imbalan bagi jasa Daud mengalahkan Jalout maka dijadikan menantu oleh Thalout dan dikahwinkannya dgn puterinya yg bernama Mikyal, sesuai dgn janji yg telah diumumkan kpd pasukannya bhw puterinya akan dikahwinkan dgn org yg dapat bertempur melawan Jalout dan mengalahkannya.
Di samping ia dipungut sebagai menantu, Daud diangkat pula oleh raja Thalout sebagai penasihatnya dan org kepercayaannya. Ia disayang, disanjung dan dihormati serta disegani bukan sahaja oleh mertuanya bahkan oleh seluruh rakyat Bani Isra'il yg melihatnya sebagai pahlawan bangsa yg telah berhasil mengangkat keturunan serta darjat Bani Isra'il di mata bangsa-2 sekelilingnya.
Suasana keakraban, saling sayang dan saling cinta yg meliputi hubungan sang menantu Daud dgn sang mertua Thalout tidak dapat bertahan lama. Pada akhir waktunya Daud merasa bhw ada perubahan dlm sikap mertuanya terhadap dirinya. Muka manis yg biasa ia dapat dari mertuanya berbalik menjadi muram dan kaku, kata-katanya yg biasa didengar lemah-lembut berubah menjadi kata-kata yg kasar dan keras. Bertanya ia kepada diri sendiri gerangan apakah kiranya yg menyebabkan perubahan sikap yg mendadak itu? Adakah hal-hal yg dilakukan yg dianggap oleh mertuanya kurang layak, sehingga menjadikan ia marah dan benci kepadanya? Ataukah mungkin hati mertuanya termakan oleh hasutan dan fitnahan org yg sengaja ingin merosakkan suasana harmoni dan damai di dlm rumah tangganya? Bukankah ia seorg menantu yg setia dan taat kpd mertuanta yg telah memenuhi tugasnya dlm perang sebaik yg oa harapkan? dan bukankah ia selalu tetap bersedia mengorbankan jiwa raganya utk membela dan mempertahankan kekekalan kerajaan mertuanya?
Daud tidak mendapat jawapan yg memuaskan atas pertanyaan-2 yg melintasi fikirannya itu. IA kemudian kembali kpd dirinya sendiri dan berkata dlm hatinya mungkin apa yg ia lihat sebagai perubahan sikap dan perlakuan dari mertuannya itu hanya suatu dugaan dan prasangka belaka dari pihaknya dan kalau pun memang ada maka mungkin disebabkan oleh urusan-2 dan masalah-2 peribadi dari mertua yg tidak ada sangkut-pautnya dgn dirinya sebagai menantu. demikianlah dia mencuba menenangkan hati dan fikirannya yg masygul yg berfikir selanjutnya tidak akan mempedulikan dan mengambil kisah tentang sikap dan tindak-tanduk mertuanya lebih jauh.
Pada suatu malam gelap yg sunyi senyap, ketika ia berada di tempat tidur bersam isterinya Mikyal. Daud berkata kpd isterinya: "Wahai Mikyal, entah benarkah aku atau salah dlm tanggapanku dan apakah khayal dan dugaan hatiku belaka atau sesuatu kenyataan apa yg aku lihat dalam sikap ayahmu terhadap diriku? Aku melihat akhir-2 ini ada perubahan sikap dari ayahmu terhadap diriku. Ia selalu menghadapi aku dgn muka muram dan kaku tidak seperti biasanya. Kata-katanya kepadaku tidak selamah lembut seperti dulu. Dari pancaran pandangannya kpdku aku melihat tanda-2 antipati dan benci kpdku. Ia selalu menggelakkan diri dari duduk bersama aku bercakap-cakap dan berbincang-bincang sebagaimana dahulu ia lakukan bila ia melihatku berada di sekitarnya."
Mikyal menjawab seraya menghela nafas panjang dan mengusap air mata yg terjatuh di atas pipinya: "Wahai Daud aku tidak akan menyembunyikan sesuatu daripadamu dan sesekali tidak akan merahsiakan hal-hal yg sepatutnya engkau ketahui. Sesungguhnya sejak ayahku melihat bahawa keturunanmu makin naik di mata rakyat dan namamu menjadi buah mulut yg disanjung-sanjung sebagai pahlawan dan penyelamat bangsa, ia merasa iri hati dan khuatir bila pengaruhmu di kalangan rakyat makin meluas dan kecintaan mereka kpdmu makin bertambah, hal itu akan dapat melemahkan kekuasaannya dan bahkan mungkin mengganggu kewibawaan kerajaannya. Ayahku walau ia seorg mukmin berilmu dan bukan dari keturunan raja menikmati kehidupan yg mewah, menduduki yg empuk dan merasakan manisnya berkuasa. Org mengiakan kata-katanya, melaksanakan segala perintahnya dan membungkukkan diri jika menghadapinya. Ia khuatir akan kehilangan itu semua dan kembali ke tanah ladangnya dan usaha ternaknya di desa. Kerananya ia tidak menyukai org menonjol yg dihormati dan disegani rakyat apalagi dipuja-puja dan dianggapnya pahlawan bangsa seperti engkau. Ia khuatir bahawa engkau kadang-2 dapat merenggut kedudukan dan mahkotanya dan menjadikan dia terpaksa kembali ke cara hidupnya yg lama sebagaimana tiap raja meragukan kesetiaan tiap org dan berpurba sangka terhadap tindakan-2 org-2nya bila ia belum mengerti apa yg dituju dgn tindakan-2 itu."
"Wahai Daud", Mikyal meneruskan ceritanya, "Aku mendapat tahu bahawa ayahku sedang memikirkan suatu rencana utk menyingkirkan engkau dan mengikis habis pengaruhmu di kalangan rakyat dan walaupun aku masih merayukan kebenaran berita itu, aku rasa tidak ada salahnya jika engkau dari sekarang berlaku waspada dan hati-hati terhadap kemungkinan terjadi hal-hal yg malang bagi dirimu."
Daud merasa hairan kata-kata isterinya itu lalu ia bertanya kpd dirinya sendiri dan kepada isterinya: "Mengapa terjadi hal yg sedemikian itu? Mengapa kesetiaku diragukan oleh ayah mu, padahal aku dgn jujur dan ikhlas hati berjuang di bawah benderanya, menegakkan kebenaran dan memerangi kebathilan serta mengusir musuh ayahmu, Thalout telah kemasukan godaan Iblis yg telah menghilangkan akal sihatnya serta mengaburkan jalan fikirannya?" Kemudian tertidurlah Daud selesai mengucapkan kata-kata itu.
Pada esok harinya Daud terbangun oelh suara seorg pesurh Raja yg menyampaikan panggilan dan perintah kpdnya utk segera datang menghadap.
Berkata sang raja kpd Daud yg berdiri tegak di hadapannya: "Hai Daud fikiranku kebelakang ini sgt terganggu oleh sebuah berita yg menrungsingkan. Aku mendengar bhw bangsa Kan'aan sedang menyusun kekuatannya dan mengerahkan rakyatnya utk datang menyerang dan menyerbu daerah kita. Engkaulah harapan ku satu-satunya, hai Daud yg akan dapat menanganu urusan ini maka ambillah pedangmu dan siapkanlah peralatan perangmu pilihlah org-org yg engkau percayai di antara tenteramu dan pergilah serbu mereka di rumahnya sebelum sebelum mereka sempat datang kemari. Janganlah engkau kembali dari medan perang kecuali dgn membawa bendera kemenangan atau dgn jenazahmu dibawa di atas bahu org-orgmu."
Thalout hendak mencapi dua tujuan sekaligus dgn siasatnya ini, ia handak menghancurkan musuh yg selalu mengancam negerinya dan bersamaan dgn itu mengusirkan Daud dari atas buminya krn hampir dapat memastikan kpd dirinya bhw Daud tidak akan kembali selamat dan pulang hidup dari medan perang kali ini.
Siasat yg mengandungi niat jahat dan tipu daya Thalout itu bukan tidak diketahui oleh Daud. Ia merasa ada udang disebalik batu dlm perintah Thalout itu kpdnya, namun ia sebagai rakyat yg setia dan anggota tentera yg berdisiplin ia menerima dan melaksanakan perintah itu dgn sebaik-baiknya tanpa mempedulikan atau memperhitungkan akibat yg akan menimpa dirinya.
Dgn bertawakkal kpd Allah berpasrah diri kpd takdir-Nya dan berbekal iman dan talwa di dlm hatinya berangkatlah Daud berserta pasukannya menuju daerah bangsa Kan'aan. Ia tidak luput dari lindungan Allah yg memang telah menyuratkan dlm takdir-Nya mengutuskan Daud sebagai Nabi dan Rasul. Maka kembalilah Daud ke kampung halamannya berserta pasukannya dgn membawa kemenangan gilang-gemilang.
Kedatangan Daud kembali dgn membawa kemenangan diterima oleh Thalout dgn senyum dan tanda gembira yg dipaksakan oleh dirinya. Ia berpura-pura menyambut Daud dgn penghormatan yg besar dan puji-pujian yg berlebih-lebihan namun dalam dadanya makin menyala-nyala api dendam dan kebenciannya, apalagi disedarinya bhw dgn berhasilnya Daud menggondol kemenangan, pengaruhnya di mata rakyat makin naik dan makin dicintainyalah ia oleh Bani Isra'il sehingga di mana saja org berkumpul tidak lain yg dipercakapkan hanyalah tentang diri Daud, keberaniannya, kecekapannya memimpin pasukan dan kemahirannya menyusun strategi dgn sifat-sifat mana ia dapat mengalahkan bangsa Kan'aan dan membawa kembali ke rumah kemenangan yg menjadi kebanggaan seluruh bangsa.
Gagallah siasat Thalout menyingkirkan Daud dgn meminjam tangan org-org Kan'aan. Ia kecewa tidak melihat jenazah Daud diusung oleh org-org nya yg kembali dari medan perang sebagaimana yg ia harapkan dan ramalkan, tetapi ia melihat Daud dlm keadaan segar-bugar gagah perkasa berada di hadapan pasukannya menerima alu-aluan rakyat dan sorak-sorainya tanda cinta kasih sayang mereka kepadanya sebagai pahlawan bangsa yg tidak terkalahkan.
Thalout yg dibayang rasa takut akan kehilangan kekuasaan melihat makin meluasnya pengaruh Daud, terutama sejak kembalinya dari perang dgn bangsa Kan'aan, berfikir jalan satu-satunya yg akan menyelamatkan dia dari ancaman Daud ialah membunuhnya secara langsung. Lalu diaturlah rencana pembunuhannya sedemikian cermatnya sehingga tidak akan menyeret namanya terbawa-bawa ke dlmnya. Mikyal, isteri Daud yg dapat mencium rancangan jahat ayahnya itu, segera memberitahu kpd suaminya, agar ia segera menjauhkan diri dan meninggalkan kota secepat mungkin sebelum rancangan jahat itu sempat dilaksanakan . Maka keluarlah Daud memenuhi anjuran isterinya yg setia itu meninggalkan kota diwaktu malam gelap dgn tiada membawa bekal kecuali iman di dada dan kepercayaan yg teguh yg akan inayahnya Allah dan rahmat-Nya.
Setelah berita menghilangnya Daud dari istana Raja diketahui oleh umum, berbondong-bondonglah menyusul saudara-2nya, murid-2nya dari para pengikutnya mencari jejaknya utk menyampaukan kpdnya rasa setiakawan mereka serta menawarkan bantuan dan pertolongan yg mungkin diperlukannya.
Mereka menemui Daud sudah agak jauh dari kota, ia lagi istirahat seraya merenungkan nasib yg ia alami sebgai akibat dari perbuatan seorg hamba Allah yg tidak mengenal budi baik sesamanya dan yg selalu memperturutkan hawa nafsunya sekadar utk mempertahankan kekuasaan duniawinya. Hamba Allah itu tidak sedar, fikir Daud bhw kenikmatan dan kekuasaan duniawi yg ia miliki adalah pemberian Allah yg sewaktu-waktu dapat dicabut-Nya kembali daripadanya.
· Daud Dinobatkan Sebagai Raja
Raja Thalout makin lama makin berkurang pengaruhnya dan merosot kewibawaannya sejak ia ditingglkan oleh Daud dan diketahui oleh rakyat rancangan jahatnya terhadap org yg telah berjasa membawa kemenangan demi kemenangan bagi negara dan bangsanya. Dan sejauh perhargaan rakyat terhadap Thalout merosot, sejauh itu pula cinta kasih mereka kepada Daud makin meningkat, sehingga banyak diantara mereka yg lari mengikuti Daud dan menggabungkan diri ke dlm barisannya, hal mana menjaadikan Thalout kehilangan akal dan tidak dapat menguasai dirinya. IA lalu menjalankan siasat tangan besi, menghunus pedang dan membunuh siapa saja yg ia ragukan kesetiaannya, tidak terkecuali di antara korban-2nya terdapat para ulama dan para pemuka rakyat.
Thalout yg mengetahui bahawa Daud yg merupakan satu-satunya saingan baginya masih hidup yg mungkin sekali akan menuntut balas atas pengkhianatan dan rancangan jahatnya, merasakan tidak dapat tidur nyenyak dan hidup tebteram di istananya sebelum ia melihatnya mati terbunuh. Kerananya ia mengambil keputusan utk mengejar Daud di mana pun ia berada, dgn sisa pasukan tenteranya yg sudah goyah disiplinnya dan kesetiaannya kpd Istana. Ia fikir harus cepat-2 membinasakan Daud dan para pengikutnya sebelum mereka menjadi kuat dan bertambah banyak pengikutnya.
Daud bersert para pengikutnya pergi bersembunyi di sebuah tempat persembunyian tatkala mendengar bhw Thalout dgn askarnya sedang mengejarnya dan sedang berada Tidak jauh dari tempat persembunyiannya. Ia menyuruh beberapa org drp para pengikutnya utk melihat dan mengamat-amati kedudukan Thalout yg sudah berada dekat dari tempat mereka bersembunyi. Mereka kembali memberitahukan kepada Daud bahawa Thalout dan askarnya sudah berada di sebuah lembah dekat dgn tempat mereka dan sedang tertidur semuanya dgn nyenyak. Mereka berseru kpd Daud jangan menyia-nyiakan kesempatan yg baik ini utk memberi pukulan yg memastikan kepada Thalout dan askarnya. Anjuran mereka ditolak oleh Daud dan ia buat sementara merasa cukup sebagai peringatan pertama bagi Thalout menggunting saja sudut bajunya selagi ia nyenyak dlm tidurnya.
Setelah Thalout terbangun dari tidurnya, dihampirilah ia oleh Daud yg seraya menunjukkan potongan yg digunting dari sudut bajunya berkatalah ia kepadanya: "Lihatlah pakaian bajumu yg telah aku gunting sewaktu engkau tidur nyenyak. Sekiranya aku mahu nescaya aku dgn mudah telah membunuhmu dan menceraikan kepalamu dari tubuhmu, namun aku masih ingin memberi kesempatan kpdmu utk bertaubat dan ingat kpd Tuhan serta membersihkan hati dan fikiranmu dari sifat-sifat dengki, hasut dan buruk sangka yg engkau jadikan dalih utk membunuh org sesuka hatimu."
Thalout tidak dapat menyembunyikan rasa terkejutnya bercampur malu yg nampak jelas pada wajahnya yg pucat. Ia berkata menjawab Daud: "Sungguh engkau adalah lebih adil dan lebih baik hati daripadaku. Engkau benar-benar telah menunjukkan jiwa besar dan perangai yg luhur. Aku harus mengakui hal itu."
Peringatan yg diberikan oleh Daud belum dapat menyedarkan Thalout. Hasratnya yg keras utk mempertahankan kedudukannya yg sudah lapuk itu menjadikan ia lupa peringatan yg ia terima dari Daud tatkala digunting sudut bajunya. Ia tetap melihat Daud sebagai musuh yg akan menghancurkan kerajaannya dan mengambil alih mahkotanya. Ia merasa belum aman selama masih hidup dikelilingi oleh para pengikutnya yg makin lama makin membesar bilangannya. Ia enggan menarik pengajaran dan peristiwa perguntingan bajunya dan mencuba sekali lagi membawa askarnya mengejar dan mencari Daud utk menangkapnya hidup atau mati.
Sampailah berita pengejaran Thalout ke telinga Daud buat kali keduanya, maka dikirimlah pengintai oleh Daud utk mengetahui dimana tempat askar Thalout berkhemah. Di ketemukan sekali lagi mereka sedang berada disebuah bukit tertidur dgn nyenyaknya krn payah kecapaian. Dgn melangkah beberapa anggota pasukan yg lagi tidur, sampailah Daud di tempat Thalout yg lagi mendengkur dlm tidurnya, diambilnyalah anak panah yg tertancap di sebelah kanan kepala Thalout berserta sebuah kendi air yg terletak disebelah kirinya. Kemudian dari atas bukit berserulah Daud sekeras suaranya kpd anggota pasukan Thalout agar mereka bangun ari tidurnya dan menjaga baik-baik keselamatan rajanya yg nyaris terbunuh krn kecuaian mereka. Ia mengundang salah seorg dari anggota pasukan utk datang mengambil kembali anak panah dan kendi air kepunyaan raja yg telah dicuri dari sisinya tanpa seorg pun dari mereka yg mengetahuinya.
Tindakan Daud itu yg dimaksudkan sebagai peringatan kali kedua kpd Thalout bhw pasukan pengawal yg besar yg mengelilinginya tidak akan dapat menyelamatkan nyawanya bila Allah menghendaki merenggutnya. Daud memberi dua kali peringatan kpd Thalout bukan dgn kata-kata tetapi dgn perbuatan yg nyata yg menjadikan ia merasa ngeri membayangkan kesudahan hayatnya andaikan Daud menuntut balas atas apa yg ia telah lakukan dan rancangkan utk pembunuhannya.
Jiwa bsar yg telah ditunjukkan oleh daud dalam kedua peristiwa itu telah sangat berkesan dalam lubuk hati Thalout.
Ia terbangun dari lamunannya dan sedar bahawa ia telah jauh tersesat dalam sikapnya terhadap Daud. Ia sedar bahawa nafsu angkara murka dan bisikan iblislah yg mendorongkan dia merancangkan pembunuhan atas diri Daud yg tidak berdosa, yg setia kpd kerajaannya, yg berkali-kali mempertaruhkan jiwanya utk kepentingan bangsa dan negerinya, tidak pernah berbuat kianat atau melalaikan tugas dan kewajibannya. Ia sedar bahawa ia telah berbuat dosa besar dgn pembunuhan yg telah dilakukan atas beberapa pemuka agama hanya kerana purba sangka yg tidak berdasar.
Thalout duduk seorg diri termenung membalik-balik lembaran sejarah hidupnya, sejak berada di desa bersama ayahnya, kemudian tanpa diduga dan disangka, berkat rahmat dan kurnia Allah diangkatlah ia menjadi raja Bani Isra'il dan bagaimana Tuhan telah mengutskan Daud utk mendampinginya dan menjadi pembantunya yg setia dan komandan pasukannya yg gagah perkasa yg sepatutnya atas jasa-jasanya itu ia mendapat penghargaan yg setinggi-tingginya dan bukan sebagaimana ia telah lakukan yg telah merancangkan pembunuhannya dan mengejar-gejarnya setelah ia melarikan diri dari istana. Dan walaupun ia telah mengkhianati Daud dgn rancangan jahatnya, Daud masih berkenan memberi ampun kpdnya dalam dua kesempatan di mana ia dgn mudah membunuhnya andaikan dia mahu.
Membayangkan peristiwa-2 itu semunya menjadi sesaklah dada Thalout menyesalkan diri yg telah terjerumus oleh hawa nafsu dan godaan Iblis sehingga ia menyia-nyiakan kurnia dan rahmat Allah dgn tindakan-tindakan yg bahkan membawa dosa dan murka Allah. Maka utk menebuskan dosa-dosanya dan bertaubat kpd Allah, Thalout akhirnya mengambil keputusan keluar dari kota melepaskan mahkotanya dan meninggalkan istananya berserta segala kebesaran dan kemegahannya lalu pergilah ia berkelana dan mengembara di atas bumi Allah sampai tiba saatnya ia mendapat panggilan meninggalkan dunia yg fana ini menuju alam yg baka.
Syahdan, setelah istana kerajaan Bani Isra'il ditinggalkan oleh Thalout yg pergi tanpa meninggalkan bekas, beramai-ramailah rakyat mengangkat dan menobatkan Daud sebagai raja yg berkuasa.
· Nabi Daud mendapat Godaan
Daud dapat menangani urusan pemerintahan dan kerajaan, mengadakan peraturan dan menentukan bagi dirinya hari-hari khusus utk melakukan ibadah dan bermunajat kpd Allah, hari-hari utk peradilan, hari-hari utk berdakwah dan memberi penerangan kpd rakyat dan hari-hari menyelesaikan urusan-urusan peribadinya.
Pada hari-hari yg ditentukan utk beribadah dan menguruskan urusan-2 peribada, ia tidak diperkenankan seorg pun menemuinya dan mengganggu dlm khalawatnya, sedang pada hari-hari yg ditentukan utk peradilan maka ia menyiapkan diri utk menerima segala lapuran dan keluhan yg dikemukan oleh rakyatnya serta menyelesaikan segala pertikaian dan perkelahian yg terjadi diantara sesama mereka. Peraturan itu diikuti secara teliti dan diterapkan secara ketat oleh para pengawal dan petugas keamanan istana.
Pada suatu hari di mana ia harus menutup diri utk beribadah dan berkhalwat datanglah dua org lelaki meminta izin dari para pengawal utk masuk bagi menemui raja. Izin tidak diberikan oleh para pengawal sesuai dgn ketentuan yg berlaku, namun lelaki itu memaksa kehendaknya dan melalui pagar yg dipanjat sampailah mereka ke dlm istana dan bertemu muka dgn Daud.
Daud yg sedang melakukan ibadahnya terperanjat melihat kedua lelaki itu sudah berada di depannya, padahal ia yakin para penjaga pintu istana tidak akan dapat melepaskan siapa pun masuk istana menemuinya. Berkatalah kedua tamu yg tidak diundang itu ketika melihat wajah Daud menjadi pucat tanda takut dan terkejut: "Janganlah terkejut dan janganlah takut. Kami berdua datang kemari utk meminta keputusan yg adil dan benar mengenai perkara sengketa yg terjadi antara kami berdua."
Nabi Daud tidak dapat berbuat selain daripada menerima mereka yg sudah berada didepannya, kendatipun tidak melalui prosedur dan protokol yg sepatutnya. Berkatalah ia kepada mereka setelah pulih kembali ketenangannya dan hilang rasa paniknya: "Cubalah bentangkan kepadaku persoalanmu dalam keadaan yg sebenarnya." Berkata seorh daripada kedua lelaki itu: "Saudaraku ini memilki sembilan puluh sembilan ekor domba betina dan aku hanya memilki seekor sahaja. Ia menuntut dan mendesakkan kepadaku agar aku serahkan kepadanya dombaku yg seekor itu bagi melengkapi perternakannya menjadi genap seratus ekor. Ia membawa macam-macam alasan dan berbagai dalil yg sangat sukar bagiku utk menolaknya, mengingatkan bahawa ia memang lebih cekap berdebat dan lebih pandai bertikam lidah daripadaku."
Nabi Daud berpaling muka kepada lelaki yg lain yg sedang seraya bertanya: "Benarkah apa yg telah diuraikan oleh saudara kamu ini?" "Benar" ,jawab lelaki itu.
"Jika memang demikian halnya", kata Daud, dgn marah "maka engkau telah berbuat zalim kpd saudaramu ini dan memperkosakan hak miliknya dgn tuntutanmu itu. Aku tidak akan membiarkan engkau melanjutkan tindakanmu yg zalim itu atau engkau akan menghadapi hukuman pukulan pada wajah dan hidungmu. Dan memang banyak di antara org-org yg berserikat itu yg berbuat zalim satu terhadap yg lain kecuali mereka yg benar beriman dan beramal soleh."
"Wahai Daud", berkata lelaki itu menjawab, "sebenarnya engkaulah yg sepatut menerima hukuman yg engkau ancamkan kepadaku itu. Bukankah engkau sudah mempunyai sembilan puluh sembilan perempuan mengapa engkau masih menyunting lagi seorg gadis yg sudah lama bertunang dgn seorg pemuda anggota tenteramu sendiri yg setia dan bakti dan sudah lama mereka berdua saling cinta dan mengikat janji."
Nabi Daud tercengang mendengar jawapan lelaki yg berani, tegas dan pedas itu dan sekali lagi ia memikirkan ke mana sasaran dan tujuan kata-kata itu, sekonyong-konyong lenyaplah menghilang dari pandangannya kedua susuk tubuh kedua lelaki itu. Nabi Daud berdiam diri tidak mengubah sikap duduknya dan seraya termenung sedarlah ia bahawa kedua lelaki itu adalah malaikat yg diutuskan oleh Allah utk memberi peringatan dan teguran kepadanya. Ia seraya bersujud memohon ampun dan maghfirah dari Tuhan atas segala tindakan dan perbuatan yg tidak diredhai oleh-Nya. Allah menyatakan menerima taubat Daud, mengampuni dosanya serta mengangkatnya ke tingkat para nabi dan rasul-Nya.
Adapun gadis yg dimaksudkan dlm percakapan Daud dgn kedua malaikat yg menyerupai sebagai manusia itu ialah "Sabigh binti Sya'igh seorg gadis yg berparas elok dan cantik, sedang calon suaminya adalah "Uria bin Hannan" seorg pemuda jejaka yg sudah lama menaruh cinta dan mengikat janji dgn gadis tersebut bhw sekembalinya dari medan perang mereka berdua akan melangsungkan perkhawinan dan hidup sebagai suami isteri yg bahagia. Pemuda itu telah secara rasmi meminang Sabigh dari kedua org tuanya, yg dgn senang hati telah menerima baik uluran tangan pemuda itu.
Akan tetapi apa yg hendak dikatakan sewaktu Uria bin Hannan berada di negeri org melaksanakan perintah Daud berjihad utk menegakkan kalimah Allah, terjadilah sesuatu yg menghancurkan rancangan syahdunya itu dn menjadilah cita-citanya utk beristerikan Sabigh gadis yg diidam-idamkan itu, seakan-akan impian atau fatamorgana belaka.
Pada suatu hari di mana Uria masih berada jauh di negeri org melaksanakan perintah Allah utk berjihad, tertangkaplah paras Sabigh yg ayu itu oleh kedua belah mata Daud dan dari pandangan pertama itu timbullah rasa cinta di dlm hati Daud kpd sang gadis itu, yg secara sah adalah tunangan dari salah seorg anggota tenteranya yg setia dan cekap. Daud tidak perlu berfikir lama utk menyatakan rasa hatinya terhadap gadis yg cantik itu dan segera mendatangi kedua org tuanya meminang gadis tersebut.
Gerangan org tua siapakah yg akan berfikir akan menolak uluran tangan seorg seperti Daud utk menjadi anak menantunya. Bukankah merupakan suatu kemuliaan yg besar baginya utk menjadi ayah mertua dari Daud seorg pesuruh Allah dan raja Bani Isra'il itu. Dan walaupun Sabigh telah diminta oleh Uria namin Uria sudah lama meninggalkan tunangannya dan tidak dapat dipastikan bhw ia akan cepat kembali atau berada dalam keadaan hidup. Tidak bijaksanalah fikir kedua org tua Sabigh utk menolak uluran tangan Daud hanya semata-mata krn menantikan kedatangan Uria kembali dari medan perang. Maka diterimalah permintaan Daud dan kepadanya diserahkanlah Sabigh utk menjadi isterinya yg sah.
Demikianlah kisah perkhawinan Daud dan Sabigh yg menurut para ahli tafsir menjadi sasaran kritik dan teguran Allah melalui kedua malaikat yg merupai sebagai dua lelaki yg datang kpd Nabi Daud memohon penyelesaian tentang sengketa mereka perihal domba betina mereka.
· Hari Sabtunya Bani Isra'il
Di antara ajaran-2 Nabi Musa a.s. kpd Bani Isra'il ialah bahawa mereka mewajibkan utk mengkhususkan satu hari pada tiap minggu bagi melakukan ibadah kpd Allah mensucikan hati dan fikiran mereka dgn berzikir, bertahmid dan bersyukur atas segala kurnia dan nikmat Tuhan, bersolat dan melakukan perbuatan-2 yg baik serta amal-2 soleh. Diharamkan bagi mereka pada hari yg ditentukan itu utk berdagang dan melaksanakan hal-hal yg bersifat duniawi.
Pada mulanya hari Jumaatlah yg ditunjuk sebagai hari keramat dan hari ibadah itu, alan tetapi mereka meminta dari Nabi Musa agar hari ibadah itu dijatuhkan pada setiap hari Sabtu, mengingatkan bahwa pada hari itu Allah selesai menciptakan makhluk-Nya. Usul perubahan yg mereka ajukan itu diterima oleh Nabi Musa, maka sejak itu, hari Sabtu pada setiap minggu daijadikan hari mulia dan suci, di mana mereka tidak melakukan perdagangan dan mengusahakan urusan-2 duniawi. Mereka hanya tekun beribadah dan ebrbuat amal-amal kebajikan yg diperintahkan oleh agama. Demikianlah hari berganti hari, bulan berganti bulan dan tahun berganti tahun namun adat kebiasaan mensucikan hari Sabtu tetap dipertahankan turun temurun dan generasi demi generasi.
Pada masa Nabi Daud berkuasa di suatu desa bernama "Ailat" satu diantara beberapa desa yg terletak di tepi Laut Merah bermukim sekelompok kaum dari keturunan Bani Isra'il yg sumber percariannya adalah dari penangkapan ikan, perdagangan dan pertukangan yg dilakukannya setiap hari kecuali hari Sabtu.
Sebagai akibat dari perintah mensucikan hari Sabtu di mana tiada seorg malakukan urusan dagangan atau penangkapan ikan, maka pasar-pasar dan tempat-2 perniagaan di desa itu menjadi sunyi senyap pada tiap hari dan malam sabtu, sehingga ikan-2 di laut tampak terapung-apung di atas permukaan air, bebas berpesta ria mengelilingi dua buah batu besar berwarna putih terletak ditepi laut dekat desa Ailat.Ikan-ikan itu seolah-olah sudah terbiasa bhw pada tiap malam dan hari Sabtu terasa aman bermunculan di atas permukaan air tanpa mendapat gangguan dari para nelayan tetapi begitu matahari terbenam pada Sabtu senja menghilanglah ikan-ikan itu kembali ke perut dan dasar laut sesuai dgn naluri yg dimiliki oleh tiap binatang makhluk Allah.
Para nelayan desa Ailat yg pd hari-hari biasa tidak pernah melihat ikan begitu banyak terapung-apung di atas permukaan air, bahkan sukar mendapat menangkap ikan sebanyak yg diharapkan, menganggap adalah kesempatan yg baik dan menguntungkan sekali bila mereka melakukan penangkapan ikan pada tiap malam dan hari Sabtu. Fikiran itu tidak disia-siakan dan tanpa menghiraukan perintah agama dan adat kebiasaan yg sudah berlaku sejak Nabi Musa memerintahkannya, pergilah mereka ramai-ramai ke pantai menangkap ikan di malam dan hari yg terlarang itu, sehingga berhasillah mereka menangkap ikan sepuas hati mereka dan sebanyak yg mereka harapkan, Berbeza jauh dgn hasil mereka di hari-hari biasa.
Para penganut yg setia dan para mukmin yg soleh datang menegur para org fasiq yg telah berani melanggar kesucian hari Sabtu. Mereka diberi nasihat dan peringatan agar menghentikan perbuatan mungkar mereka dan kembali mentaati perintah agama serta menjauhkan diri dari semua larangannya, supay menghindari murka Allah yg dapat mencabut kurnia dan nikmat yg telah diberikan kepada mereka.
Nasihat dan peringatan para mukmin itu tidak dihiraukan oleh para nelayan yg membangkang itu bahkan mereka makin giat melakukan pelanggaran secara demonstratif krn sayang akan kehilangan keuntungan material yg besar yg mereka perolrh dan penangkapan ikan di hari-hari yg suci. Akhirnya pemuka-pemuka agama terpaksa mengasingkan mereka dari pergaulan dan melarangnya masuk ke dlm kota dgn menggunakan senjata kalau perlu.
Berkata para nelayan pembangkang itu memprotes: "sesungguhnya kota Ailat adalah kota dan tempat tinggal kami bersama kami mempunyai hak yg sama seperti kamu utk tinggal menetap di sini dan sesekali kamu tidak berhak melarang kami memasuki kota kami ini serta melarang kami menggali sumber-2 kekayaan yg terdapat di sini bagi kepentingan hidup kami. Kami tidak akan meninggalkan kota kami ini dan pergi pindah ke tempat lain. Dan jika engkau enggan bergaul dgn kami maka sebaiknya kota Ailat ini di bagi menjadi dua bahagian dipisah oleh sebuah tembok pemisah, sehingga masing-2 pihak bebas berbuat dan melaksanakan usahanya tanpa diganggu oleh mana-mana pihak lain."
Dgn adanya garis pemisah antara para nelayan pembangkang yg fasiq dan pemeluk-pemeluk agama yg taat bebaslah mereka melaksanakan usaha penangkapan ikan semahu hatinya secara besar-besaran pada tiap-tiap hari tanpa berkecuali.
Mereka membina saluran-2 air bagi mengalirkan air laut ke dekat rumah-2 mereka dgn mengadakan bendungan-2 yg mencegahkan kembalinya ikan-2 le laut bila matahari terbenam pada setiap petang Sabtu pada waktu mana biasanya ikan-2 yg terapung-apung itu meluncur kembali ke dasar laut.
Para nelayan yg makin manjadi kaya krn keuntungan besar yg meeka peroleh dari hasil penangkapan ikan yg bebas menjadi makin berani melakukan maksiat dan pelanggaran perintah-2 agama yg menjurus kepada kerosakkan akhlak dan moral mereka.
Sementara para pemuka agama yg melihat para nelayan itu makin berani melanggar perintah Allah dan melakukan kemungkaran dan kemaksiatan di daerah mereka sendiri masih rajin mendatangi mereka dari masa ke semasa memperingatkan mereka dan memberi nasihat , kalau-2 masih dapat ditarik ke jalan yg benar dan bertaubat dari perbuatan maksiat mereka. Akan tetapi kekayaan yg mereka peroleh dari hasil penangkapan yg berganda menjadikan mata mereka buta utk melihta cahaya kebenaran, telinga mereka pekak utk mendengar nasihat-2 para pemuka agama dan lubuk hati mereka tersumbat oleh nafsu kemaksiatan dan kefasiqan, sehingga menjadikan sebahagian dari pemuka dan penganjur agaam itu berputus asa dan berkata kpd sebahagian yg masih menaruh harapan: "Mengapa kamu masih menasihati org-org yg akan dibinasakan oleh Allah dan akan ditimpahi hati org-org yg akan dibinasakan oleh Allah dan akan ditimpahi azab yg sangat keras."
Demikianlah pula Nabi Daud setelah melihat bahawa segala nasihat dan peringatan kpd kaumnya hanya dianggap sebagai angin lalu atau seakan suara di padang pasir belaka dan melihat tiada harapan lagi bhw mereka akan sedar dan insaf kembali maka berdoalah beliau memohon kpd Allah agar menggajar mereka dgn seksaan dan azab yg setimpal.
doa Nabi Daud dikabulkan oleh Allah dan terjadilah suatu gempa bumi yg dahsyat yg membinasakan org-org yg telah membangkang dan berlaku zalim terhadap diri mereka sendiri dgn mengabaikan perintah Allah dan perintah para hamba-Nya yg soleh. Sementara mereka yg mukmin dan soleh mendapat perlindungan Allah dan terhindarlah dari malapetaka yg melanda itu.
· Beberapa Kurniaan Allah Kpd Nabi Daud
· Allah mengutusnya sebagai nabi dan rasul mengurniainya nikmah, kesempurnaan ilmu, ketelitian amal perbuatan serta kebijaksanaan dalam menyelesaikan perselisihan.
· Kepadanya diturunkan kitab "Zabur", kitab suci yg menghimpunkan qasidah-2 da sajak-2 serta lagu-2 yg mengandungi tasbih dan pujian-pujian kpd Allah, kisah umat-2 yg dahulu dan berita nabi-nabi yg akan datang, di antaranya berita tentang datangnya Nabi Muhammad s.a.w.
· Allah menundukkan gunung-2 dan memerintahkannya bertasbih mengikuti tasbih Nabi Daud tiap pagi dan senja.
· Burung-2 pun turut bertasbih mengikuti tasbih Nabi Daud berulang-ulang.
· Nabi Daud diberi peringatan tentang maksud suara atau bahasa burung-2.
· Allah telah memberinya kekuatan melunakkan besi, sehingga ia dapat membuat baju-baju dan lingkaran-2 besi dgn tangannya tanpa pertolongan api.
· Nabi Daud telah diberikannya kesempatan menjadi raja memimpin kerajaan yg kuat yg tidak dapat dikalahkan oleh musuh, bahkan sebaliknya ia selalu memperolehi kemenangan di atas semua musuhnya.
· Nabi Daud dikurniakan suara yg merdu oleh Allah yg enak didengar sehingga kini ia menjadi kiasan bila seseorg bersuara merdu dikatakan bahawa ia memperolehi suara Nabi Daud.
Kisah Nabi Daud dan kisah Sabtunya Bani Isra'il terdapat dlm Al-Quran surah "Saba'" ayat 11, surah "An-Nisa'" ayat 163, surah "Al-Isra'" ayat 55, surah "Shaad" ayat 17 sehingga ayat 26 dan surah "Al-'Aaraaf" ayat 163 sehingga ayat 165.
· Beberapa Ibrah Dari Kisah Nabi Daud A.S
· Allah telah memberikan contoh bhw seseorg yg bagaimana pun besar dan perkasanya yg hanya menyandarkan diri kpd kekuatan jasmaninya dapat dikalahkan oleh org yg lebih lemah dgn hanya sesuatu benda yg tidak bererti sebagaimana Daud yg muda usia dan lemah fizikal mengalahkan Jalout yg perkasa itu dgn bersenjatakan batu sahaja.
· Seorg yg lemah dan miskin tidak patut berputus asa mencari hasil dan memperoleh kejayaan dalam usaha dan perjuangannya selama ia bersandarkan kepada takwa dan iman kepada Allah yg akan melindunginya.
· Kemenangan Daud atas Jalout tidak menjadikan dia berlaku sombong dan takabbur, bahkan sebaliknya ia bersikap rendah hati dan lemah-lembut terhadap kawan mahupun lawan